Seberapa sering Anda batal melakukan sesuatu yang sangat Anda
inginkan, karena komentar orang lain? Dan seberapa sering orang lain
undur langkah karena "nasihat" Anda? Beberapa kali. Mungkin sering.
Itu "pembunuhan" namanya.
Menjadi "pembunuh" tidak sesulit itu dan tidak perlu masuk penjara
pula. Tapi kesengsaraan orang yang "terbunuh" akan berlangsung
sepanjang hidupya. Mengerikan? Memang. Jangan mengernyit dulu seolah
itu massalah orang lain. Jangan-jangan, Anda pun pernah melakukan
"pembunuhan" itu. Atau, bisa jadi Anda sudah "mati" sejak bertahun
lalu.
Ini dia cerita yang sudah beredar lama. Disebarkan oleh Anthony Dio
Martin. Pada tahun 1933, adalah seorang Jerry Siegel yang beride
menciptakan tokoh superhero. Tokoh ini tenaganya lebih kuat dari besi,
bisa terbang dan berasal dari planet lain. Jerry mengajak Joe Shuster
yang pandai melukis untuk mewujudkan tokoh ini.
Tapi, gambaran manusia super pada masa itu dianggap tidak menarik.
Komik itu tak kunjung laku, hingga waktu berjalan enam tahun.
Puncaknya, mereka berdua mendengar kalau editor Detective Comics
membutuhkan komik strip. Penuh semangat, keduanya menawarkan komik
mereka.
Para editor Detective Comics menertawakan hasil karya mereka dan
bilang, "Wah, tidak akan ada yang percaya dengan ide komik seperti
ini. Gambarnya murahan dan tak mungkin laku dijual." Dera frustrasi
sepanjang enam tahun (tak hanya sekali itu mereka ditertawakan) ,
membuat keduanya menjual komik serta segala hak ciptanya dengan nilai
hanya USD 130. Mereka berdua percaya bahwa komik mereka buruk, tidak
akan laku, dan memang pantas dinilai segitu.
Tak lama setelah itu, komik mereka ternyata laku keras dan jadi pujaan
semua orang. Hingga hari ini, si tokoh superhero itu sudah difilmkan,
ditevekan, dengan jumlah merchandise tak terkira. Siapa yang tak kenal
Superman?
Siegel dan Shuster hidup miskin ketika tokoh ciptaan mereka berjaya.
Pada tahun 1975, ketika publik Amerika menekan Detective Comics,
akhirnya mereka berdua mendapatkan jaminan finansial.
Anthony Dio Martin menyebut, apa yang diucapkan oleh Detective Comics
terhadap Siegel dan Shuster sebagai killer statement. Kadang killer
statement ini diucapkan tidak dengan maksud khusus, tapi dampaknya
bisa membuat orang lain (atau Anda) merana.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya kerap melakukan rangkaian
"pembunuhan" terhadap diri sendiri. Pisau tajam itu berbentuk ungkapan
yang (sepertinya) biasa-biasa saja, padahal kejamnya luarbiasa.
Anda bilang: "Duh, susah amat..."
Orang lain bilang: "Sudahlah, lupakan masalah finance ini. Kamu pasti
kesulitan, kan? Kita bicara masalah lain yang lebih enak buat kamu
saja."
Kedengarannya baik hati sekali orang itu. Ungkapan itu membuat Anda
benar-benar merasa kesulitan dengan masalah finance. Padahal, Anda
hanya belum menemukan orang yang tepat, yang dapat menerangkannya
dengan crystal clear.
Anda bilang: "Mana mungkin aku bisa..."
Orang lain bilang: "Ngapain sih, kamu ngurusin soal ini? Nanti malah
berantakan, kacau balau."
Jangan langsung percaya pada omongan orang soal kemampuan Anda. Yang
paling tahu apa yang Anda bisa adalah diri sendiri. Ganti kata "tidak
mungkin bisa" dengan "belum bisa". Kalau memang Anda tertarik pada
masalah tertentu, pelajari saja. Biarkan orang lain "menggonggong" .
Anda bilang: "Aku kan, lemah di bidang itu..."
Orang lain bilang: "Anak IPS kok, mau ngomongin soal astronomi. Kamu
kan, lebih jago ngomongin ekonomi."
Sekali lagi, tak seorang pun berhak menentukan siapa lemah di bidang
apa. Kata siapa lulusan Sejarah hanya boleh tahu soal sejarah? Bukan
tidak mungkin, dia juga menguasai prinsip dasar Fisika dan
menyenanginya, kan? Jadi, jangan mengaku lemah, dan jangan mengiyakan
tuduhan orang atas kelemahan itu.
Anda bilang: "Kenapa sih aku enggak pernah bisa nulis?"
Orang lain bilang: "Kamu perlu usaha ekstra keras untuk bisa punya
novel. Tulisan kamu enggak enak dibaca."
Sekarang semua orang menulis. Jumlah blog ada jutaaan. Artinya,
sebanyak itu pula penulis di dunia maya. Pasti lebih. Apakah semuanya
profesional? No. Apakah semuanya berbakat? Absolutely no. Tapi, di
mana ada mau, di situ ada bisa.
Tidak ada yang instan di dunia ini. Semua perlu proses. Hari ini
mungkin tulisan Anda tak enak dibaca. Memangnya tidak ada hari esok?
Dan lusa? Kejarlah mimpi Anda untuk jadi penulis, dan buatlah novel.
Buatlah orang lain terbelalak.
Mulai hari ini, jangan lecehkan orang lain, apalagi diri sendiri. Tak
perlu ada yang "mati" hari ini. Juga esok nanti. Selamat membuat hal
besar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar