Minggu, 06 Desember 2015

Ulah Segelintir Oknum Perawat Perusak Citra Profesinya

Saya menulis ini karena rasa frustasi menghadapi beberapa perawat di RSUD Embung Fatimah yang terletak di Jalan Letjen Soeprapto, Batu Aji, kota Batam, Kepri.

Semalam, tanggal 6 Desember 2015 sekitar Pkl.03.00wib dini hari, ayah kami sesak nafas dan harus segera dibawa ke RS. Beliau dilarikan ke RS. Awal Bros dan mendapatkan penanganan yang sangat baik. Sesuai petunjuk team dokter di Malaysia, jika terjadi sesuatu ayah harus segera dilarika ke RS terdekat dan kami harus membawa semua records ayah beserta obatnya untuk ditunjukkan ke dokter yang menangani agar tidak salah penanganan. Hal itu yang kami lakukan semalam, dan dokter di RS. AWAL BROS membenarkan terapy yang telah dijalani di Malaysia dan obat yang digunakan sudah sesuai termasuk dosisnya, tidak perlu diganti obat lain.

Masalah muncul ketika ayah harus dimasukkan ke ICU dan kami wajib deposit sejumlah 20 juta rupiah per malam. Kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan membuat kami memindahkan ayah ke RSUD Embung Fatimah dan menggunakan fasilitas BPJS.

Dokter co.ass ada melihat obat dari RS.MMC malaysia dan mengatakan bahwasanya obat tersebut sama dengan yang akan diresepkan hanya beda merk. SAMA. Jika sama buat apa menebus obat lain yang SAMA? Kemudian datang perawat sudah ibu-ibu keukeuh kalau ayah harus minum obat yang diresepkan di RSUD. Awalnya kami nego dan menjelaskan panjang lebar tentang sakit ayah dan yang disampaikan team dokternya, namun ibu perawat itu keukeuh ayah harus minum obat yang baru diresepkan.

Yang membuat saya emosi, beliau yang awalnya mengatakan ingin melihat obat ayah dari RS MMC ternyata malah MENAHAN OBAT tersebut. Berkali-kali kami meminta dikembalikan, perawat di sana keukeuh bilang nanti mereka mau tunjukka ke dokter spesialisnya, pakai acara bilang "kami di sini dokternya itu dokter widya, obat apa ini, dosisnya kok rendah kali?"

Kami masih bersabar menjelaskan mengapa obat untuk infeksi parunya kecil karena ayah punya masalah di ginjal, bla...bla...bla... tapi obat kami tetap TIDAK DIKEMBALIKAN. Kami di bulliying sama perawat-perawatnya dikata mereka orang kesehatan lebih tau, kami sok mengerti. Saya tambah murka rasanya disampaikan kalau dokter di Malaysia yang tangani ayah itu dokter abal-abal.

Helloooo, buat apa kami jauh-jauh bawa ke Malaysia kalau dokternya abal-abal? Buang uang banyak cuma buat dokter abal-abal, gitu? Belum tahu bagaimana dokter di sana bersedia tampung pakai tangan ludah dan dahak pasien sedangkan situ yang perawat, pegang aja ogah-ogahan?

Stres berdebat akhirnya saya menghubungi kantor perwakilan RS MMC Di Batam dan disambungkan ke Malaysia. Intinya, dengan kasus sakit yang diderita ayah saya obat untuk infeksi paru itu dan dosis tersebut yang paling minimal efek sampingnya terhadap ginjal ayah saya. Karena obat tersebut bukan dikeluarkan dan tidak dibeli di RS yang bersangkutan maka tidak berhak untuk ditahan.

Astaghfirullah, kalau enggak ingat anak saya lagi tidur, ingin rasanya saya meluapkan emosi saya. Perawat-perawat begini ini yang ngerusak citra perawat lain yang bagus-bagus.

Sekarang ayah saya di ICU RSUD Embung Fatimah Batam. Alhamdulillah, perawat di ruang ICU baik, tidak seperti di ruang rawat tadi.

sediiiih, melihat badan beliau banyak selang terpasang, Ya Allah... syafahullah syifaan la yughadiru badahu saqaman....


note: tulisan ini saya edit dari postingan awal karena pesan kakak saya untuk menghindari semua perasaan negatif. Astaghfirullah...


Jumat, 04 Desember 2015

Penyakit Ginjal itu Menggerogoti Tubuh Ayah

Ayah kami saat ini berusia 63 tahun. Enam bulan yang lalu, beliau sosok yang masih sangat sehat di usianya yang senja. Masih bekerja normal, main dengan Aisyah-putri saya, mengajak jalan-jalan, bercerita, mengurus tanaman, hingga beres-beres di rumah. Yup! Beliau tipikal yang rajin melakukan ini itu.


Di minggu pertama bulan puasa lalu semua bermula. Beliau diare cukup parah karena makan rujak yang biasa beliau makan. Kondisi yang sangat lemah karena diare terus, akhirnya beliau dibawa ke IGD RS Budi Kemuliaan, Batam. Sesampai di IGD beliau langsung diinfus sebotol dan dibotol infus dimasukkan obat tiga ampul yang sialnya kami tak satu pun perhatikan nama obat itu.

Setelah infus botol pertama habis, ayah sudah merasa kuat dan minta pulang, namun oleh perawat saat itu tidak diijinkan karena harus tambah satu botol infus lagi. Ayah akhirnya menurut. Belum sampai botol infus kedua habis, seluruh badan ayah bengkak, mulai dari wajah hingga telapak kaki, ayah yang kurus menjadi gemuk. Ayah memaksa untuk dilepas infusnya, perawat menolak. Ayah sampaikan, bahwa ia merasa badannya sudah tidak fine. "kita kanbisa merasa bagaimana badan kita sendiri". Akhirnya, berkali-kali memaksa, perawat membuka infusnya. Di sini, sedih dan kecewa, dokter jaga sama sekali tidak melihat ayah saya. Sampai kami mengunjungi ke mejanya, menanyakan kenapa bisa bengkak, dokter menjawab "mungkin ada kelainan ginjal". Diminta check darah. Okey, saatitu juga ayah check darah. Kecewa kedua, ternyata itu hanya check darah secara umum, bukan check darah seperti yang pernah saya lakukan di semarang saat mengecek kondisi ginjal saya. Kemudian ayah saya disuruh pulang dengan biaya IGD satu malam sampai sejuta sekian.

Selanjutnya beliau dibawa ke Malaysia untuk general check up. Hasilnya, seluruh tubuh beliau sampai paru-paru sudah penuh dengan air,hasil rontgen, darah, dan lain-lain, semua bagus, fungsi organ laim bagus kecuali ginjal. Beliau di terapy, rawat jalan, control dua minggu sekali, Alhamdulillah, kondisi berangsur membaik, terlihat beliau makin sehat, kuat, mandiri. Beberapa kali kontrol, karena faktor usia, dokter menyarankan untuk operasi ginjal, membuang endapan di ginjal beliau. Balik control dan jadwal operasi sebulan lagi. Sebulan di rumah, seperti yang sudah-sudah, semua asupan beliau sangat dijaga oleh ibu. Semangat sembuh beliau juga kuat sekali. Dari awalnya cuma makan bubur, sudah mulai bisa maka nasi, walaupun semua masakan tanpa garam, masakan ibu tetap terasa enak. Sampai, tiba-tiba dua minggu jelang jadwal control kemarin, ayah batuk, diikuti radang tenggorokan, dan sariawan. Beliau jadi susah makan atau minum. Sakit saat mengunyah, ibu buat bubur lagi, sulit menelan karena radangnya, beliau jadi kurus sekali, terutama karena bengkak di badan sudah kempes, ditambah tidak bisa makan, lemas, kurus sekali. :'(

Batuk dan teman-temannya ini menjadi masalah serius bagi kesehatan beliau. Terlalu lemah membuat beliau butuh bantuan untuk berdiri, berjalam, hingga akhirnya beliau dibantu kursi roda untuk kemana-mana.

30 November 2015 kemarin, ayah dibawa ke Malaysia sesuai jadwal control dan persiapan operasi ginjalnya. Perjalanan yang cukup panjang dari Batam ke Malaka (ayah dirawat di RS MMC) benar-benar menguras tenaganya. Ingin menangis rasanya melihat beliau berusaha bertahan dari Pkl. 07.00 wib pagi sampai Pkl.17.00 sore dalam perjalanan, berpuasa karena harus kembali check darah, dan lain-lain yang mengharuskan beliau puasa dari malam, antrian di dokter konsulen, hingga masuk ke ruang rawat inap benar-benar membuat kondisinya sangat buruk. Malamnya, ayah harus dipindah ke ruangan sendiri karena kondisi beliau.


Keesokan paginya, dokter memanggil ibu dan adik, pendamping ayah, untuk berbicara. Dokter menyampaikan, kalau harapan ayah sedikit, sebaiknya dibawa pulang saja, karena faktor usia dan hasil rontgen paru-paru ayah sudah infeksi. Operasi tidak bisa dilakukan karena kondisi beliau sangat lemah. Dan intinya, dokter uda "angkat tangan", bukan masalah biaya, bla...bla...tapi kalau pun dirawat di RS hanya bisa "sekedarnya". Keluarga diminta bersiap-siap dengan kondisi terburuk. Dokter khawatir, jika lama di RS, kondisi ayah tidak memungkinkan lagi untuk dibawa pulang ke Batam.

Hopeless dengar penjelasan dokter, adik telepon saya, ibu tidak menyampaikan pada ayah apa yang disampaikan dokter karena semangat ayah tinggi sekali untuk sembuh. Ibu berusaha sebiasa mungkin depan ayah. Adik juga. Saya diminta datang karena kita tidak pernah tahu apa yang terjadi selanjutnya. Kondisi ayah naik-turun. Berbagai alat dan selang mulai dipasang di tubuh beliau. Adik selalu mengabari via WA. Mohon doa, ayah bisa melewati masa kritisnya, mampu bertahan.

Hari ketiga di RS, dokter visite terkejut dengan kondisi ayah. Tekanan darah normal, nafas teratur, wajah cerah, dan semangat ayah untuk sembuh jelas sekali terlihat. Beberapa waktu kemudian, team dokter datang (ayah ditangani oleh beberapa dokter spesialis), menyampaikan kalau ayah disarankan menginap beberapa malam lagi karena telah menemukan solusi cara mengobati ayah, walaupun faktor umur dan kondisi terlihat tidak, tapi team dokter melihat semangat ayah untuk sembuh sangat tinggi.

Masalahnya sekarang, ayah yang berkali-kali minta pulang karena selang-selang di badannya membuat tidak nyaman, terutama kateter, jadi susah sholat, di rumah lebih nyaman. Deg! Langsung perasaan tidak enak menyergap. Dengan berbagai musyawarah, akhirnya ayah diizinkan pulang, dokter beri surat pengantar dan semua records ayah, jika terjadi apa-apa, segera bawa ke Rumah Sakit terdekat. Tunjukkan records agar tidak salah tindakan.

Utama menurun drastisnya kondisi ayah bukan karena ginjalnya, tapi infeksi parunya dan itu yang harus lebih dahulu disembuhkan. Finally, ayah dibawa pulang ke Batam.

Di rumah, kondisi beliau tidak lebih baik. Sedih, sedih,sangat sedih sekali melihat beliau. Sangat lemah dan kurus. Bahkan untuk menopang badan beliau saja, beliau tidak mampu. Duduk tak berapa lama, beliau ambruk, dan kami membantu beliau untuk perbaiki posisi jadi rebahan. Kulit beliau putiiih karena terkelupas, karena lemak/dagingnya bisa dibilang kayak enggak ada lagi. Bibir beliau seperti orang habis makan sirih atau minum fanta saking merah sekali karena sariawan besar-besar. Setiap sholat beliau tertidur. Ingin menangis rasanya setiap melihat ayah. Ketika salin pakaian beliau, saya terkejut ketika membalikkan beliau, kulit beliau kering terkelupas, tulang ekor menonjol saking kurusnya, sedih sekali. Berusaha sekuat mungkin untuk bersikap sebiasa mungkin.

Sudah dua hari ini beliau kesulitan untuk makan dan minum karena tenggorokannya radang, kami memasakkan bubur seperti MPASI dan kemudian buburnya diblender agar lebih mudah beliau makan. Sedih sekali melihat kondisi beliau.

Saat ini, dengan kerendahan hati, kami memohon siapa pun yang membaca ini, sungguh mohon doa bagi ayah kami Sugiono Salleh, agar Allah beri kekuatan, kemampuan, kesembuhan dan kesehatan. Senantiasa Allah ringankan lisannya untuk berdzikir dan menyebut asma Allah, senantiasa berada dalam kondisi iman terbaik. Sungguh mohon doanya. Semoga Allah membalas kebaikan teman-teman dengan kebaikan yang lebih baik. Allahumma Aamiin.

Jazakumullah khair....

Minggu, 15 November 2015

Bolen Pisang Coke

Finally, berhasil menguatkan niat di hari minggu ini untuk mengeksekusi bolen pisang keju hasil belajar sama Teh Nenis minggu lalu, Alhamdulillah. Secara serumah pada sukaaa sama si bolen pisang coke ini. Beli? Untuk ukuran Jepara cukup mahal, cuma jual di satu tempat, ga puaaaas! makannya kudu rebutan atau tepatnya mengalah sama Aisyah dan ayahnya.

Bahagia itu sederhana. Bisa lihat wajah sumringah suami dan anak saat makan bolen buatan sendiri sepuasnya :-D

Penampakan kurang mulus karena grogi saat pelepasan dari loyang dikerumuni anak dan suami, hihihi, lebay!
Berikut resepnya, selamat mencoba.

Bolen Pisang Coke Ekonomis
Bahan :
1000 gr Tepung Medium
100 gr Gula pasir
20 gr Garam
150 gr Margarin (Saya pakai Blue Band Cake and Cookie)
350 ml Air dingin
100 gr telur (saya pakai dua butir telur)

Untuk Laminating :
250 gr Corsvet/Pastry Fat
150 gr Margarin (saya pakai Blue Band Cake and Cookie)

Filling :
Pisang Raja
Keju Cheddar
Mises

Filling Pisang (optional) :
100 gr Margarin (saya pakai 80gr Blue Band Cake and Cookie + 20gr butter)
50 gr Gula Pasir

Cara Membuat :
1. Aduk semua bahan kering, masukkan air, telur, dan margarin. Aduk setengah kalis (asal tercampur).
2. Bulatkan dan istirahatkan di meja sekitar 10 menit.
3. Rol adonan memanjang (bentuk persegi panjang), lalu poleskan corsvet yang sudah dicampur margarin. Lipat dengan lipatan sigle.
4. Istirahatkan sekitar 20 menit, ulangi cara diatas sampai 3x lipatan sigle.
5. Tipiskan adonan lalu isi dengan pisang, keju, mises. Susun di loyang. Poles kuning telur, tabur keju. Panggang hingga matang.

Noted :
- Pisangnya saya pakai filling dengan cara, pisang dibelah tiga bagian. Masing-masing bagian dibelah sedikit tidak putus, semprotkan filling.
- Pisang harus benar-benar matang.
- Tutup adonan yang telah diisi filling dengan cara dicubit-cubit hingga benar-benar tertutup rapat agar isinya tidak meluber keluar saat dipanggang.
- Saya pakai loyang ukuran 30x10. Masing-masing loyang diisi 12-14pc.
- Setiap line diberi jarak sedikit saat penyusunan dalam loyang, nanti mengembang jadi padat.
- Satu resep diatas jadinya sekitar 60pc.


Alhamdulillah, harumnyaaaa, enak.

Next time, mau posting proses pembuatannya agar lebih mudah diingat. Insya Allah.

Terima kasih Teh Nenis atas ilmunya, semoga barakah dan bermanfaat... :-)

Hasil belajar pertama sama Teh Nenis

Next, suami request yang filling durian. Insya Allah, siap! :-)

Alhamdulillah, senang... sekarang enggak perlu beli lagi. Hemaaat dan keluarga suka, itu yang utama! ;-)


Sabtu, 03 Oktober 2015

Asyiknya Hobi Aisyah!

Akhir-akhir ini Aisyah lagi senang banget sama kelinci, mulai dari kelinci hidup yang kami pelihara sampai buku cerita tentang kelinci yang saban hari "dibacanya" enggak bosan-bosan. Buku tentang lain suka juga, sih... tapi, yang bikin betah berlama-lama dengan muka serius atau cerita dengan antusias, untuk saat ini ya buku-buku tentang kelinci.

mau tidur ambil buku, di samping tempat tidur khusus beberapa buku pilihan Aisyah.

Alhamdulillah, Aisyah suka membaca. Kami membiasakan diri membacakan aisyah berbagai buku sejak Aisyah bayi sekarang kalau ditanya,
"Aisyah suka baca buku?"
-suka
"Asyik, ya?"
-iya
"Aisyah hobi ya baca buku?"
-iya

hihihi, macam uda ngerti apa itu hobi ya,Nak? :-D

Setiap pagi ikut belanja, pulangnya masuk rumah langsung ambil buku duduk di lantai "baca" buku serius

Bunda lebih tenang masak dan beres-beres rumah saat Aisyah asyik sama bukunya daripada sama mainan lain, lebih tahan lamaaa antengnya.

Ajak Aisyah pilih buku yang diinginkannya, tumpuk samping kursi anginnya, insya Allah, aman!

Apalagi kalau ditambah cemilan, makin anteeeeng sampai bunda selesai masak dan beres-beres :-D

Bunda uda beres semua, temani aisyah baca sambil dengarin aisyah cerita versi aisyah tentang buku yang dibacanya

mulutnya sampai segitunya :-D

Masih senang baca buku bareng ayah atau bunda juga :-)

Alhamdulillah, Aisyah 23 bulan sudah punya hobi yang baik, semoga bertahan hingga tua, membaca buku yang baik dan bermanfaat. Barakallah, Aisyah... semoga yang Aisyah senangi senantiasa barakah dan bermanfaat, baik untuk sendiri maupun orang lain. We love you, dear :-)

note : menulis ini, saya semakin rindu sama flp aceh. Kak Beby, Kak Aini, Kak Fida, Kak Mala, Mba Inge, Kak Riza, Ade, semuanya.

Minggu, 13 September 2015

Puding Lukis buat Aisyah

Lama sudah melihat beberapa postingan tentang puding lukis yang sedang booming setelah puding art dan puding 3D. Awalnya Sa kira bakal sulit karena media lukisnya agar-agar yang cenderung basah, ternyata... bikin puding lukis lebih cepat, simple, dan menyenangkan daripada puding art, dan yang terpenting enggak banyak menghabiskan pekakas kotor untuk dicuci, hihihi, penting ini! :-D

Puding lukis pertama buat Aisyah bentuk NEMO karena Aisyah suka ikan *alesan, padahal karena paling simple gambar dan warnanya :-D


Baru sekali bikin puding lukis, uda sok-sok an berbagi pengetahuan sama tetangga yang kebetulan lihat puding nemo aisyah

Sabtu, 05 September 2015

Acara 17-an 2015

Setiap tahunnya, di Perumahan tempat kami bermukim saat ini 17-an agustus punya agenda bazar, berbagai lomba, dan jalan santai dengan banyak doorprize, dari yang kecil sampai barang elektronik yang cukup besar.


Kami mengikuti jalan santai, dreescode tahun ini baju merah, untung Aisyah punya baju merah oleh-oleh dari Batam :-D Alhamdulillah, Aisyah cukup kuat jalan mengikuti rute yang ditetapkan. Setiba garis finish, masing-masing dapat sepaket sarapan dengan menukarkan kupon peserta sambil ikuti pembagian hadiah doorprize.

Lamaaaa, nomor kami bertiga tidak keluar sebagai pemenang doorprize, sampai sayang ekpresi Aisyah yang entah bingung atau sedih melihat anak-anak lain yang duduk di sekitar kami hampir semua sudah memegang hadiah. Ayahnya sudah menghibur," ini just for fun, jangan sedih kalau kita enggak dapat berarti belum rezeki kita."

Tak lama setelah ayah aisyah menghibur Aisyah, jreng...jreng... nomor aisyah disebut panitia dan dapat doorprize tempat minum tupperware. Alhamdulillah, Aisyah senang bukan main. Senyum-senyum terus :-D


Disusul nomor undian bunda Aisyah dapat raket nyamuk, Alhamdulillah... :-)

Setelah dapat hadiah, hayuuu kita pulang. Hihihi, enggak ding, kami memang kebagiannya pas di akhir-akhir acara. Waktu pun sudah menjelang dzuhur, bunda belum masak makan siang, bunda pun kode untuk makan di luar *modus

Aisyah tertidur kecapean

Minggu, 30 Agustus 2015

Bayam yang Ditinggal Mudik

H-1 mennjelang lebaran Idul Fitri, saya dan Aisyah-putri kami, pulang ke rumah orang tua saya di Batam karena ayah saya sakit dan kondisinya mengkhawatirkan. Syafakallah syifaan ajilan, Abusyik Aisyah :'(

Di Jepara, kami-saya dan suami, menanam beberapa jenis tanaman yang biasa digunakan untuk memasak, seperti jahe, serai, cabai, dan sayuran, salah satunya bayam. Setelah kondisi ayah saya mulai membaik, suami menyusul ke Batam sekalian menjemput kami balik ke Jepara.

Lebih kurang sembilan hari di Batam, kami balik Jepara, walaupun saya masih berat mengingat kondisi ayah saya belum stabil. Sesampai di rumah Jepara, saya terkejut melihat kondisi halaman rumah kami seperti hutan belantara. Rumput yang tumbuh memenuhi sela-sela semen, daun kering, dan tanaman yang ukurannya jumbo-jumbo. Kami memang menitipkan kunci rumah pada tetangga agar bisa tolong menghidup-matikan lampu teras, Alhamdulillah, tetangga kami ternyata juga tolong menyirami tanaman kami.

Subhanallah, keesokannya minggu pagi kami gotong-royong membersihkan halaman, menyiangi rumput, juga menebas sayuran bayam yang tingginya uda sampai dua meter hingga akarnya sedikit mengangkat semen di halaman. Bayam dari benih yang tercecer.


Daun bayamnya yang super lebar saya olah menjadi keripik bayam, setoples besar dan aisyah doyan banget, yummy! Alhamdulillah 😊

Minggu, 26 Juli 2015

Jalan-jalan ala turis lokal :-D

Saat duduk di bangku sekolah dasar belasan tahun silam, saya sering membaca kisah perjuangan RA Kartini. Saya selalu ingat saat ditanyakan tempat lahirnya-Jepara, Jawa tengah. Saat itu, saya tidak pernah terbayang kalau suatu hari saya bakal menjejakkan kaki di tempat yang dijuluki Bumi Kartini ini, tempat lahir Kartini, Jepara. Bahkan memiliki suami penduduk asli Jepara dan hingga hari ini, jam dan menit serta detik ini, telah dua tahun saya berdomisili di Jepara mengikuti suami bertugas semoga segera mutasi (eh).

Ini kedua kalinya saya diajak suami ke Pantai Kartini. Sebelumnya, kami ke sini saat baru menikah, sekitar dua tahun yang lalu. Hihihi, maklumlah... kami hanya memiliki sebuah sepeda sebagai transportasi yang dipakai bergantian untuk ke kantor pagi oleh suami dan sore saya gunakan untuk belanja. Untuk pergi jauh tidak memungkinkan, ditambah harus menggendong putri kami. Jika ingin bepergian jauh, kami mengandalkan kebaikan dari teman kantor suami yang meminjamkan motornya kala weekend. Meminjam terlalu sering pun membuat sungkan, jadi ya seringnya di rumah saja. :-)

foto diambil dari sini

Jalan-jalan begini jadi terasa istimewa karena jarang dilakukan. Meski hanya melihat-lihat tetap senang. Alhamdulillah ....

Khas-nya pantai kartini ini adalah kura-kura super besar yang isinya semacam seaworld tapi kurang terurus di pinggir pantai. Berbeda dengan air laut pada pantai-pantai di Aceh yang airnya biru menyejukkan pandangan, di sini airnya keruh dan sepertinya di pantai kartini ini tidak ada yang mandi, ada terlihat beberapa perahu.

Daya tariknya selain kura-kura adalah para pedagang souvenir dan tempat makan yang memenuhi kawasan wisata pantai kartini ini.

Souvenir dari kerang laut yang lucu-lucu

Selain macam-macam souvenir untuk pajangan, ada juga topi lebar yang cantik-cantik. Ukurannya lengkap, dari buat baby sampai dewasa.

Selain unik bentuknya, harga souvenir-souvenir ini juga cukup bersahabat lho... mulai harga Rp. 2500,- kita sudah dapat memiliki souvenir ini, bisa buat oleh-oleh atau pajangan di rumah. :-)



Minggu, 14 Juni 2015

Aische - baking & cooking

Setahun belakangan, bunda mulai usaha kecil-kecilan, terima pesanan kue dan masakan, umumnya brownies, cupcake, atau birthday cake, hihihi, gaya bener yak! Masih belajar dan terus belajar. Kalau masakan biasanya aneka soup yang kata orang yummy! (Narsis),olahan ikan atau ayam, gado-gado dan lain-lain yang semuanya made by order sesuai kemampuan bunda Aisyah. Jadi, kalau masakan yang belum terlalu dikuasai bunda aisyah belum berani ambil resiko, khawatir mengecewakan dan bikin kapok pelanggan buat order lagi. :-D

Beberapa waktu lalu, tante diyah tetangga sebelah minta dibikinin mini brownies dan cheesse cake buat ultah suaminya. Pesannya dadakan pula, acaranya malam, pesannya menjelang siang. Haduh, mana ada bahan yang belum restock, tapi mau nolak enggak enak, secara tante diyah itu sudah baik banget sama aisyah dan bunda. Untungnya waktu itu hari sabtu, ada ayah aisyah di rumah yang siap antar ke toko bahan kue langganan bunda aisyah, langsung cuuuss deh kita meluncur.

Alhamdulillah, pesanan tante diyah selesai dan katanya enaaak. Senangnyaaaaa :-)

Makasih order-nya, tante diyah :-)

Senang banget, setelahnya tante diyah juga pesan kismis cake dan bolu spekuk jadul, bunda sampai telepon nenek tanyain resepnya yang paling oke. Makasih nenek aisyah untuk warisan resep-resepnya :-*

Selasa, 03 Februari 2015

arisan... oh, arisan... :'(


Sejak bulan oktober, saya mengikuti arisan online melalui social media facebook. Ini arisan pertama dan satu-satunya yang saya ikuti. Iurannya seratus ribu rupiah, oenarikan sebulan dua kali selama lima bulan. Alasan saya ikut arisan ini, itung-itung menabung mengingat kami cukup sulit quntuk menanbung karena kebutuhan-kebutuhan yang tak terduga.

Dua hari yang lalu, saya bersama suami membawa putri kami ke jogja untuk bertemu dengan keluarga saya yang datang dari Aceh. Saat itu, saya sudah berencana untuk mentransfer uang arisan, namun selalu terkendala dengan kondisi, saat kami mampir istirahat di SPBU, putri kami tidur dan tidak mau digendong ayahnya, jadinya saya tidak bisa ke ATM. Saat tiba di jogja, mungkin karena ini perjalanan pertamanya, maunya nempeeeel terus dengan saya, di luar juga hujan cukup deras membuat kami tidak bisa keluar.

Keesokan harinya (kemarin) adalah hari dimana uang iuran jatuh tempo penyetoran, saya sudah gelisah sejak semalam, harus setor hari ini sekalian jalan pulang balik Jepara. Sebelum pulang, kami diajak ke kebun binatang, sejak jumat hingga minggu saya tidak memegang hp, bermaksud melihat nomor rekening pemegang iuran arisan, sambil jalan saya buka facebook dan share status percakapan dengan suami. Saat akan membalas inbox mbak pemegang iuran arisan, hp-nya mati. Saya bingung, sepanjang jalan-jalann sudah tidak konsentrasi, ditambah lagi dapat telepon melalui hp suami kalau mbak pemegang iuran arisan comment di status facebook saya tadi menagih uang arisan, katanya wa saya ga aktif, di-inbox dan sms tidak dibalas. Saya dan suami benar-benar terkejut. Makin stres saya rasanya ingin menangis... benar-benar tidak menyangka. :'(

Akhirnya comment tersebut dihapus suami karena rasanya kurang baik. Saya benar-benar menyesal telah menulis status sebelum membalas inbox mbak tersebut. Mau hapus, khawatir makin gimana... apalagi bagi yang sudah sempat membaca, nantk dipikir saya memang telah berbuat hal yang disampaikan dalam comment tersebut.

Sepanjang perjalanan, saya kepikiran terus. Sampai jepara sudah tengah malam, saya minta izin suami pagike ATM depan perumahan untuk transfer iuran arisan, ternyata pagi putri kami kurang sehat, entah mungkin kecapekan atau apa saya bingung juga, dia menangis terus minta digendong, tidak bisa ditinggal, mana di rumah signal hp hilang timbul, tiap saya ajak ke teras nangis.... saya tidak bisa menghubungi suami, tidak bisa online, dan lagi suami bilang hari ini mau ke lapangan jadi tidak bisa pulang siang makan di rumah seperti biasa. Saya benar-benar ingin menangis, bingung, stres, entah mau minta tolong dengan siapa.

Sebelum suami ke kantor, saya telah titip pesan untuk tolong mengabari ke mbak pemegang iuran arisan atas keterlambatan saya menyetor, tapi karena pagi sibuk harus ke lapangan, suami telat buka fb.... saat online ternyata mbak tersebut telah kembali mengomentari status facebook saya dua kali menanyakan "masih niat menyetor dan Allah Maha Tahu,Mbak..."

Saya mengetahui hal ini sore saat dijemput suami, akhirnya suami yang membalas komentar mbak tersebut. Saya dan suami sangat malu atas hal ini, imbasnya kemana-mana.

Suami ditanyakan teman kantornya, karena beberapa teman kantor suami adalah mutual friend saya. Keluarga, saudaram beberapa teman semua menanyakan via inbox, sms, dan telepon. Begitu saya keluar dan mendapati signal, banyak whatsapp masuk menanyakan tentang comment mbak pemegang arisan tersebut. Sampai orang tua saya yang di Batam tahu melalui saudara yang menayakan perihal arisan apa yang saya ikuti sampai ditagih sebegitunya di social media. Selama ini kami selalu berusaha merahasiakan apa pun tentang rumah tangga kami pada orang tua, susah senang dijalani berdua. Malu sekali rasanya.

Saya sedih sekali, ketika keluarga suami juga mengetahui melalui saudara yang berteman dengan saya di facebook, you know what... kadang orang terlalu kepo dan menceritakan berita tanpa babibu. Malu, sedih, stres, hubungan yang selama ini rada gimana gitu karena saya HANYA IBU RUMAH TANGGA terkesan semakin kurang mengenakkan. Saya tidak tahu lagi harus ngomong apa.... :'(

Finally, beberapa custumers saya meng-cancel orderan buku yang dipesan setelah (mungkin) membaca comment mbak di status saya tersebut. Saya sedih sekali, karena melalui orderan buku-buku inilah saya memperoleh tambahan rezeki untuk keperluan kami. Ada olshop yang menolak orderan saya setelah (mungkin juga) membaca comment tersebut. Imbasnya kemana-mana.... saya tidak tahu harus berkata apa, harus bagaimana, nangis pun sudah tidak bisa lagi. Kacau rasanya.... :'(

Tadi juga saat belanja di penjual sayur, tetangga yang kebetulan friend di facebook saya menanyakan "mbak sarah ada masalah apa? Kok ribut-ribut di facebook? Gimana ceritanya?" Rasanya malu sekali harus menjelaskan pada ibu-ibu yang ikut belanja kalau kemarin hanya kesalahpahaman, bla... bla... T_T

Teringat pesan orang tua saya dulu saat saya pisah kota untuk bersekolah saat SMP, selalu saya ingat dan pegang "kalau kamu mau berbuat sesuatu pada orang lain, coba pikirkan dahulu bagaimana kalau kamu di posisi orang tersebut, dampaknya, hati-hati dalam bertindak dan melangkah."

Saya dan suami sepakat untuk membayar seluruh uang arisan untuk bulan-bulan berikutnya sampai selesai, jadi selanjutnya saya tidak perlu membayar uang arisan lagi dan hal ini tidak terulang lagi. Benar-benar pelajaran penting bagi kami untuk lebih menahan diri, terutama dalam berkata dan bersikap baik langsung mau pun di social media. Kita tidak tahu bagaimana imbas perkataan kita terhadap diri kita dan atau orang lain. Kami yang sejak awal menikah sepakat untuk membatasi diri dalam interaksi di social media merasa ....

Semoga ada hikmah dalam setiap kejadian, pasti.

Sabtu, 03 Januari 2015

Mesjid bersih hati pun jernih

Masih seputar Semarang, sepulang dari kopdar KPBA di rumah Kak Taro-Lestari sudah memasuki waktu dzuhur, jadilah kami mampir di mesjid terdekat. Lihat kiri-kanan jalan, bertemulah dengan Mesjid Raya Candi Lama di sisi jalan wahidin 109 Semarang.


Memasuki halaman mesjid, saya langsung kagum dengan pengelolaannya. Tampak sekali mesjid ini hidup saat saya membaca papan besar kegiatan rutin, mading yang update info, dan beberapa koran hari ini. Selain itu, baru kali ini saya mendapati mesjid yang memiliki klinik dengan beberapa dokter spesialis, tempat travel, mini market, serta yang paling spesial ada tempat kajian akhwat di lantai dua selain kantor Baitul Mall mesjid.



Saat memasuki tempat wudhu dan toilet, saya senang sekali. Toilet bersih dan harum, begitu pula tempat wudhu. Tak ada genangan air, lumut, atau pekakas yang berserakan. Bersih! Selain itu, ada keran khusus cuci kaki di depan pintu keluar-masuk toilet-tempat wudhu yang terhubung dengan tempat sholat wanita. Ini jarang sekali saya temui. Jadi, kita tidak perlu khawatir ada najis yang tertinggal atau jejak tapak kotor sebelum memasuki lantai mesjid.


mukena juga tergantung rapo, bersih, dan harum.

Saya pribadi, senang sekali setiap mendapati mesjid yang bersih seperti ini. Tidak menimbulkan uneg dan prasangka terhadap pengelola mesjid.
"Kok tempat wudhu-nya lumutan, ya? Kamar mandinya bau."
"Hambal mesjidnya banyak debu, emangnya enggak ada yang bersihin?"
"Mukenanya kotor dan bau banget, untung bawa sendiri, kalau enggak beneran bikin enggak kusyuk saking baunya."
dll, dst...

Astaghfirullah...

Begitulah... apakah mungkin teman-teman merasakan hal yang sama saat mendatangi mesjid yang kurang terurus?
Ah, mesjid bersih itu memang dambaan setiap muslim, selain memberi perasaan lebih nyaman, insya Allah ibadah tenang, hati senang... enggak pakai su'udzon sama pengelola mesjid. Betul... betul... betul?:-)

Kamis, 01 Januari 2015

Kopdar KPBA Semarang, saru!

Membuka awal 2015, keluarga kecil kami mengikuti kopdar KPBA (Komunitas Penulis Bacaan Anak) yang diselenggarakan di Semarang, tepatnya di rumah Kak Taro (Lestari).

Saya enggak menyangka bakal bisa hadir, sempat maju mundur karena kondisi saya yang sedang drop. Mengingat pematerinya adalah Ci Dian K-idola saya (cieee), meski meriang, tenggorokan radang, tetap dibela-belain ikut. 😀

Bermula beberapa hari yang lalu saya melihat pengumuman tentang pertemuan ini, ingin ikuuuut, apalagi lihat pematerinya, langsung blink-blink ini mata. Semakin berapi-api semangat saya. Kapan lagi? Pasalnya kan beliau domisili di Jawa Timur. Kesempatan emas, nih!

Alhamdulillah, bisa ketemu juga denga Ci Dian dan menyimpan ilmu keren dari beliau. Saking takjubnya, saya sampai enggak ngomong-ngomong (masih berasa mimpi, hihihi, lebay). Belum lagi di sebelah saya ada ibu yang sudah menulis lebih dari 30 buku parenting dan psycotest bersama anak beliau yang juga sedang proses penerbitan novelnya, ada mas sinyoe salah satu master di KPBA, mba dedew penulis anak kos dodol, dilengkapi teman-teman yang lagi mengerjakan proyek buku anak-novel maupun pictbook. Makin mengkeret deh saya. Malu!

Alasan lain yang bikin ngebet banget buat hadir karena ada mba dedew. Duuuh, sejak zaman ngidam sampai Aisyah setahunan belum hilang rasa kepingin pakai bangetnya ketemu mba dedew. Alhamdulillah, kesampaian.

Positifnya ikut acara beginian, selain gratis dan banyak makanan plus ketemu orang-orang beken (eh :-D), dapat ilmu kepenulisan cerita anak yang banyaaaak, terutama acaranya dikemas seperti mengobrol sama teman. So, walaupun banyak master tetap enggak ada pem-bullying-an, semua akrab, ramah, dan menyenangkan. Saru, deh! Santai dan Seru. Semangat jadi terpacu untuk menulis, enggak mau kalah dong. Bismillah, semoga tahun ini bisa ikut melahirkan buku anak. Chaiyo!

Finally, jazakumullah khairul katsiran atas semuanya, bahagiaaaa bisa bertemu kakak-kakak semua. ☺