Selasa, 30 Desember 2014

Ketika suami (tiba-tiba) romantis

Menutup tahun 2014 kami harus melakukan perjalanan ke Semarang untuk suatu keperluan. Jadwal yang ditentukan masih sekitar tiga jam lagi. Ya, kami datang cepat ke tujuan agar bisa melihat-lihat daerah sekitar tempat acara. Banyak sekali penjual kaki lima. Ada yang menjual makanan, balon, boneka, kura-kura, juga bunga segar aneka jenis dan warna, subhanalllah ... indah sekali.

Kami berkeliling sampai kaki pegal, matahari cukup terik, inginnya istirahat tapi tidak ada tempat duduk, mana orang merokok dimana-mana, sungguh mengganggu. window shopping aka melihat-lihat doang ternyata melelahkan juga,ya?

Diantara semua penjaja dagangan, kami paling senang dan lama di tempat penjual kura-kura dan bunga. Saya pribadi, sukaaaa sekali dengan bunga segar dan berwarna-warni. Ada mawar aneka warna, ester, deasy, peacock, dahlia... Subhanallah, indahnyaaa.

Saya mengobrol banyak dengan penjualnya yang ramah. Aisyah bersama ayahnya juga senang melihat-lihat aneka bunga yang ada. Sampai kami hendak pergi, suami (tiba-tiba) romantis menghadiahkan saya se-bouquet dengan mawar tiga warna dilengkapi bunga indah lain.

Reaksi saya?
Malu (hidung kembang-kempis 😁), senang, lucu, heran, merasa ajaib, hihihi, nano-nano-lah. Habisnya, suami saya itu bukan pasangan yang romantis!

Anyway, jazakumullah khair, suamiku... ayah aisyah... mencintaimu karena Allah. Semoga rumah tangga kita barakah, bahagia hingga ke Jannah-Nya. Allahumma Aamiin.

Senin, 29 Desember 2014

Sepasang kura-kura milik Aisyah

Alhamdulillah, Aisyah dihadiahkan sepasang kura-kura oleh Ayah. Kemarin saat kami ke Semarang, ayah melihat penjual kura-kura di trotoar jalan. Senangnya bukan main. Beberapa hari yang lalu, kami melihat kura-kura kecil milik anak teman ayah dan berencana untuk memelihara kura-kura. Ayah, bunda, dan aisyah suka kura-kura.

Namanya kura-kura brazil, keren yah? Kami sih belum tau kenapa, apakah mungkin karena asalnya dari brazil? Kalau iya, jauh banget ya asalnya *_*

Sebelum membeli, bunda bertanya dengan bapak penjualnya seputar kura-kura yang akan kami pelihara. Makanannya, perbedaan jantan dan betina, sebanyak apa airnya, dan lain-lain. Teman-teman mau tahu jawabannya? Perhatikan baik-baik, ya....


Kura-kura jantan memiliki corak yang lebih sedikit dan jarang pada badannya dibandingkan betina yang coraknya lebih banyak dan rapat. Selain itu, warna tempurung kura-kura jantan juga lebih gelap dibandingkan yang betina. Makanan kura-kuranya sama seperti makanan ikan yang bulat-bulat kecil, biasa dijual di toko yang menjual ikan hias. Airnya sedikit saja, agar mereka tetap bisa mendongakkan kepalanya ke atas.

Setiap pagi dan sore, ayah dan aisyah selalu mengganti air di kotaknya. Saat airnya diganti, kura-kura kami letakkan di ember, kemudian mereka akan berenang cepat mengitari ember. Lucu, aisyah senang sekali melihatnya. Semoga kami bisa memelihara sepasang kura-kura ini dengan baik. Allahuma Aamiin.

Sabtu, 27 Desember 2014

Stop membandingkan, Bunda!

Alhamdulillah, sekarang Aisyah sudah berusia 14 bulan. Banyak perkembangannya yang membuat kami-saya dan suami bahagia sekaligus bangga padanya. Kami berusaha menjadi ayah dan bunda yang friendly bagi Aisyah. Namun ternyata, saya masih banyak kekurangan dalam mendampingi tumbuh kembang Aisyah. Saya masih saja ada rasa cemburu saat melihat kelebihan anak lain dan ingin Aisyah bisa. Padahal saya sadar benar, setiap anak ada masanya, ada lebih dan kurangnya. Astaghfirullah, maafkan Bunda ya, Nak... :')

Di perumahan tempat kami tinggal, ada beberapa anak seusia Aisyah. Kami sering bertemu saat jalan pagi, sekedar berpapasan sambil berbagi senyum atau sesekali mengobrol sejenak. Umumnya, obrolan seputar tumbuh kembang anak. Paliiiing sering tentang usia berapa anak mereka sudah bisa berjalan sendiri, mungkin melihat aisyah masih kami tuntun.
"Putra saya ini usia 9 bulan uda bisa jalan sendiri. Ini belum bisa jalan sendiri, toh? (Sambil melihat aisyah)"
"Anak saya hampir 10 bulan uda jalan, cepat banget jalannya (lihat Aisyah juga)"
"Paling lama biasa setahun uda bisa jalan, ya..."
dan lain-lain... Biasalah, kalau orang tua membanggakan kepintaran anaknya.

Tak dipungkiri, hal ini membuat saya sedih. Apalagi kemudian melihat video anak teman yang seusia aisyah uda bisa jalan di saat Aisyah baru bisa berdiri sendiri :'(

"Apakah Aisyah kurang stimulasi? Apakah ada masalah dengan kakinya?" Semua tanya dijawab lega dengan penjelasan dokter bahwa Aisyah baik,sehat, tulang kakinya normal, otot kakinya kuat.

Semua ada masanya. Stop membandingkan, Bunda!

Ya, cukup membandingkan Aisyah dengan anak lainnya. Ini hanya masalah jalan, bila tiba masanya ... Insya Allah, Aisyah pasti bisa berjalan seperti anak lain. Tiba-tiba, saya merasa malu dan menyusup perasaan bersalah karena kurang bersyukur. Bukankah untuk hal lain perkembangan Aisyah sungguh membahagiakan, sungguh memudahkan saya dalam berinteraksi dengannya.

Aisyah yang enggak pernah rewel. Aisyah yang sudah bisa membedakan kanan dan kiri, mengenal anggota tubuhnya. Dengan baik Aisyah bisa menunjukkan mana kaki kanan atau kiri, tangan kanan dan kiri, perut, hidung, telinga, kepala, mulut dan punggung saat kami menanyakannya. Mengetahui beberapa warna seperti purple, green, blue, orange, pink, yellow, red. Biasa saya cukup bertanya "Aisyah, warna blue yang mana?" Maka aisyah akan menunjukkan seprei, baju, atau warna lain yang berwarna biru. Demikian pula dengan warna lain.

Aisyah mengerti saat saya meminta tolong mengambilkan barang padanya. "Aisyah, tolong ambilkan kaus kaki Aisyah, Nak..." dengan sigap, dia akan mengambilkannya untuk saya. Barang lain seperti pakaian, sepatu, minyak kayu putih, dan banyak lagi. Bisa melambaikan tangan dadadadah, salam, tepuk tangan,mengekspresikan wajahnya dengan lucu. Bukankah hal-hal tersebut membuat kami bahagia dan senantiasa tertawa setiap hari?

Teringat saat saya sakit, Aisyah begitu anteng main sendiri tanpa mengganggu saya... seperti kebiasaan kami setiap hari, selesai bermain, semua mainan dirapikan dan dimasukkan di dalam tas, Aisyah melakukan semua kebiasaan itu tanpa mengganggu saya yang sedang tidur (tiduran). Ya, saya memang menanamkan kebiasaan rapi-rapi padanya. Masya Allah ... bahkan saat saya iseng bilang "Aisyah, tolong pijit tangan bunda sayang..." ia akan langsung ambil minyak kayu putih dan meremas-remas kecil tangan saya seperti memijit (meniru yang dilakukan ayahnya). Masya Allah... fabiayyi ala irabbikuma tukadziban... maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?

mainan kesukaan Aisyah, kotak distorsi aneka bentuk, wiregame, dan buku-buku.

Semua yang ada pada Aisyah hingga hari ini bukankah begitu mewarnai hari, jadi stop membandingkan, Bunda!

Alhamdulillah, ketika saya sudah ridha dengan "keterlambatan" Aisyah berjalan... Allahu Akbar, sore hari di hari yang sama Aisyah tiba-tiba berjalan sendiri. Alhamdulillah, Masya Allah, Barakallah... Ana Uhibbuki Fillah, Aisyah Hilmiya Ahmad-putri kesayangan ayah bunda. :-*

Selasa, 23 Desember 2014

Barakallahu fii umruk, Ayah Aisyah :-)

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Alhamdulillah, hari ini ayah aisyah mencapai usia 29 tahun. Bahagia, bisa mendampinginya hingga hari ini.

Kemarin, bunda dan aisyah membeli hadiah untuk ayah aisyah. Kami membeli dompet, tali pinggang, sepatu futsal, dan jaket. Alasannya, dompet ayah aisyah uda butut banget, robek sana-sini. Tali pinggang uda hampir putus. Sepatu futsal juga sudah jebol dan robek sana-sini, butut banget, sampai ayah sudah lama sekali tidak main futsal lagi (hmm, uda berapa bulan,yak?). Begitupula dengan jaket ayah yang tipis dan warnanya uda kusam. Ayah kan pergi-pulang kantor naik sepeda, jadinya butuh jaket saat panas atau hujan. Akhirnya, kami pecah celengan, semoga hadiahnya barakah dan bermanfaat ya, Ayah. :')

Kadonya kami simpan di kamar main aisyah, hihi, bunda yang ngumpetin agar enggak ketahuan ayah. Terus, sejak tadi malam kadonya di kasih satu per satu, hihihi.

Kado 1, malam saat bunda buat birthday cake untuk ayah
Kado 2, malam menjelang tidur, muka ngantuk :-D
Kado 3, pagi saat bangun tidur
Kado 4, sepulang ayah dari kantor

Bunda juga membuat Birthday Cake untuk ayah, dibawa ke kantor agar dapat dinikmati bersama teman-teman ayah.
Finally, barakallahu fii umruk, ayah sayang... semoga barakah usia bahagia dunia akhirat. Semakin shaleh dan menjadi imam yang teladan bagi kami. We love you because of Allah.

Minggu, 07 Desember 2014

Singkong ala Thai

Weleh ... di rumah sedang kebanjiran singkong aka ubi kayu. Alhamdulillah ... tapi kalau digoreng terus bosen, padahal masih ada LIMA KILO lagi. Haduh, gimana dong! Mau bikin kolak kudu keluar modal gede buat pendamping si singkong. Pingin dijadiin kue talam ubi tapi kok rasanya ribet, ya... (halah, padahal malas). Lagipula, bosen juga terlalu sering makan ubi, Pfhh... mana bikin angin keluar terus dan menyebarkan aroma beracun. Finally, jadilah disulap jadi Singkong Ala Thai yang terkenal itu, ternyata enggak cuma harumnya yang bikin laper, tapi rasanya juga benar-benar top markotop!

Resepnya saya ikuti dari sini

Bahan:
- 800 gram singkong, potong-potong sepanjang 5 cm, belah dua, buang serat tengahnya.
- 1 1/2 liter air
- 2 lembar daun pandan, potong sepanjang 5 cm
- 1/2 sendok teh garam
- 200 gram gula pasir
- 1 sendok teh vanili ekstrak

Bahan saus:
- 500 ml santan kental dari 1 butir kelapa
- 1 sendok teh garam
- 2 lembar daun pandan, potong sepanjang 5 cm
- 1 sendok makan tepung maizena larutkan dengan 3 sendok makan santan

noted: saya pakai 5kg singkong, bahan lain hitung timbang sendiri sesuai resep asli di atas.

Cara membuat:
Siapkan panci, masukkan air, rebus hingga air mendidih. Masukkan singkong dan daun pandan, rebus hingga singkong benar-benar empuk, berwarna hampir transparan dan air menyusut. Tambahkan gula pasir, vanila ekstrak dan garam. Rebus hingga gula larut.

Jika air yang digunakan untuk merebus habis sementara singkong belum empuk benar, tambahkan air panas secukupnya dan lanjutkan merebus hingga air hampir habis namun singkong masih terlihat basah. Angkat dan sisihkan.

Membuat vla santan
Siapkan panci kecil, masukkan santan, garam, daun pandan dan larutan tepung maizena. Rebus dengan api kecil sambil diaduk-aduk hingga santan mulai mengeluarkan letupan-letupan kecil dan mengental. Lanjutkan merebus selama 2 menit, aduk-aduk agar santan tidak pecah dan angkat.

Penyajian
Siapkan mangkuk, tata singkong diatasnya dan siram dengan kuah santan. Yummy!


Legaaaa rasanya semua ubi sudah dieksekusi jadi siap makan dan berkesempatan berbagi dengan tetangga, Alhamdulillah ...

Oya, OOT sedikit, buat Pak Menteri ... menurut saya, daripada para PNS dihimbau untuk makan SINGKONG REBUS, bikin perut berangin dan keluar angin beracun, suasana kerja jadi enggak enak dan efek samping lainnya, meski alasannya untuk mensejahterakan petani lokal selain untuk hidup sederhana, lebih baik kan menyajikan kue modifikasi singkong, jangan plek kudu singkong rebus. Hal ini kan juga sekaligus bisa memacu para ibu-ibu untuk berkreatif menciptakan varian makanan dengan bahan utama singkong, syukur-syukur bisa go international.

Rabu, 03 Desember 2014

Dragon Fruit Cake

Sudah beberapa hari Ayah Aisyah request Dragon Fruit Cake, buahnya pun sudah dibelikan. Jadilah malam ini saya mengeksekusinya dibantu Ayah Aisyah. Resepnya sa adapsi dari resep Red Velvet Kukus-nya mba Endang. Beberapa bahan saya skip karena enggak punya dan Aisyah ikutan makan. :-)

Resep aslinya bisa dilihat di sini . Tapi, jangan bandingin hasil fotonya, ya... hihihi. Pastinya, ini resep emang recommended hasilnya benar-benar yummy!

Bahan A:
- 1 buah naga merah
- 250 ml air

Bahan B:
- 4 butir telur ukuran sedang
- 100 gram susu cair
- 25 gram krim kental, bisa menggunakan dairy dan non dairy cream
- 1 buah jeruk lemon, peras airnya

Bahan C:
- 220 gram mentega/butter
- 200 gram margarine
- 200 gram gula pasir
- 1 sendok teh vanila ekstrak

Bahan D (ayak jadi satu):
- 400 gram tepung terigu protein rendah
- 55 gram susu bubuk
- 1 sendok teh baking powder (saya enggak pakai karena Aisyah ikut makan)
- 1/2 sendok teh garam


Cara membuat:
- Siapkan loyang, olesi permukaannya dengan margarine. Taburi bagian sisi-sisi loyang dengan tepung. Alasi bagian dasar loyang dengan kertas baking, olesi permukaan kertas dengan margarine. Potong kertas lebih panjang dibandingkan loyang sehingga ada bagian kertas yang masih keluar dari dalam loyang, sisa kertas sebagai pegangan dan memudahkan kita saat akan mengeluarkan cake dari loyang.

- Siapkan kukusan, beri air yang banyak dan panaskan hingga mendidih. Anda juga bisa memanggangnya di suhu 170'C. Saya membuat dengan keduanya-kukus dan panggang.

- Blender buah naga merah hingga halus, sisihkan.

- Siapkan mangkuk mikser, masukkan mentega, margarine dan gula pasir, kocok dengan kecepatan rendah hingga adonan tercampur baik, kemudian naikkan kecepatan mikser menjadi sedang dan kocok hingga mentega dan margarine berubah warna menjadi putih, mengembang dan pekat. Anda bisa lihat mentega dan margarine yang tadinya padat dan tidak terlalu banyak volumenya, berubah menjadi kembang dan ringan.

- Dalam mangkuk terpisah, masukkan bahan B: telur, 70 gram bubur buah naga, susu cair, air jeruk lemon dan krim kental. Aduk hingga rata.


- Hidupkan mesin mikser, gunakan kecepatan paling rendah. Masukkan larutan telur dan ayakan tepung terigu secara bergantian. Gunakan sendok sayur untuk memasukkannya, sambil adonan terus dikocok hingga tercampur baik.

Warna adonannya cantik banget alami dari buah naga merahnya tanpa tambahan pewarna kue.

- Kukus atau panggang.

Saya membuat versi kukus dan panggang karena adonannya banyak dan agar cepat selesai, hihi, berhubung Aisyah sudah menunjukkan tanda-tanda ingin tidur, jadi saya harus segera menyelesaikan urusan dapur.

Hasil cake yang dipanggang tetap berwarna pink cantik di permukaannya, sedangkan yang kukus berwarna pucat.

Hasil yang dipanggang tetap pink permukaannya.

Hasil yang dikukus warnanya lebih pucat.

Saya pribadi lebih suka yang versi panggang. Rasanya crunch di luar tapi empuk dan lembut di dalam. Sedangkan ayah aisyah suka yang kukus, lebih padat, basah, lembut seperti brownies kukus. Aisyah? Ah, Aisyah mah suka keduanya... Alhamdulillah.

Selamat mengeksekusi! :-)

Sabtu, 29 November 2014

Yuuuk, ke tempat Si Moo!

Di Kudus ada salah satu tempat favorit yang selalu diusahakan mampir kalau lagi ada pinjaman kendaraan jalan-jalan, tempat Si Moo- peternakan susu sapi muria. Aisyah senang main ke sana, melihat sapi perah yang gemuk-gemuk dan tentunya menikmati susu sapi segar dengan aneka pilihan rasa.

salah satu sudut di Peternakan Sapi Muria

Kebetulan, kemarin ada teman kantor Ayah Aisyah melaksanakan resepsi pernikahan di Pati, jadi pulangnya mampir ke tempat si Moo, secara dari Jepara-Pati kan melewati Kudus. Kedatangan kali ini si Moo lagi malas-malasan, Aisyah enggak tau kenapa ... padahal biasanya kalau Aisyah datang si Moo lagi main-main (hihi). Mungkin si Moo belum makan, mungkin juga karena sedang hujan membuat si Moo ingin santai, pinginnya sih main hujan, tapi enggak dijiinin sama Bapak pengawas, nanti Moo flu katanya. =-D

Para Moo di Peternakan Susu Sapi Muria, Kudus.

Selain melihat-lihat si Moo, Aisyah juga suka melihat banyak gambar hasil karya kakak-kakak TK dan SD yang dipajang di dinding dekat kandang peternakan. Bagus-bagus, lho! Sepertinya, peternakan ini juga sering mengadakan lomba menggambar dan mewarnai tingkat TK dan SD. Hasil gambar dan mewarnai terbaik dipajang di dinding peternakan.

Hasil karya lomba menggambar dan mewarnai di Peternakan Sapi Muria, Kudus.

Di sana juga ada menjual ular cobra dan biawak, tapi kami belum pernah melihatnya, hihihi, horor. :-D

Kita juga bisa melihat "isi pabrik" susunya. Waa, ada beberapa wadah besar untuk memanaskan susu. Susu yang disediakan juga ada berbagai rasa, lho... selain original, ada coklat, strawberry, melon, kopi, madu, atau sirup aneka rasa buah.

Melihat Dapur Susu Sapi Muria

Kami biasa membeli yang rasa original seharga Rp. 4000,-/gelas, coklat tawar Rp. 4.200,-/gelas, dan coklat manis Rp. 4.400,-/gelas. Susu aneka rasa itu dihasilkan dari susu sapi murni dicampur bubuk coklat, kopi, madu, aneka buah, atau sirup. Kalau Aisyah sih suka yang original aja. :-)

Hujan membuat aroma di sekitaran tempat kami duduk menjadi lebih "harum" dari biasanya. Maklum, lokasinya dekat kandang si Moo. Akhirnya, kami memutuskan untuk bungkuuus bawa pulang. Waktu berjalan pulang, kami berpapasan sama mobil yang membawa makanan si Moo. Makan yang banyak ya, Moo ... supaya sehat dan kuat!

rumput buat si Moo

Sampai rumah, Aisyah langsung menikmati susu sapi segarnya, Alhamdulillah ... Yummy!

Segelas susu segar original

Standing Party, Trend Masa Kini?

Hari ini, Insya Allah kami akan menghadiri resepsi pernikahan teman kantor Ayah Aisyah di Pati. Acaranya dimulai Pkl.12.00 wib, kami berangkat dari rumah sekitar Pkl.09.00wib pagi, mengingat jarak tempuh Jepara-Pati mungkin sekitar 1,5 jam, belum lagi kami berencana mampir ke Ada swalayan di Kudus sebentar, jadi kami berangkat lebih pagi.

Siap berangkat :-)

Kami tiba di Hotel Pati-tempat resepsi pada waktu yang tepat aka semua makanan masih penuh dan tamu undangan belum terlalu ramai. Selain hidangan utama (nasi dan lauk pauknya), disajikan pula sate kambing, gelantin, soto kerbau, aneka bubur, bakso, nasi gandul khas pati, juga jus jambu, jus melon, dan es kristal, hmmm ... langsung deh mata ini blink..blink, hihihi, niatnya kan emang mau makan siang, kudu nyobain semua ini, uda jauh-jauh datang dari Jepara, hahaha :-D

Sebelum ngomongin makanan yang bikin ngiler itu, mau cerita dulu tentang pengantinnya yang cantik mengenakan pakaian modern ala princess yang bawahnya dipasangin kawat biar tetap bulat mengembang juga hijab pengantin modern tanpa sunting, jadi nggak berat. Sayang enggak sempat fotoin pengantinnya. Nah, jadinya dari masuk semua tamu disambut sama pagar ayu dan pagar bagus yang terdiri dari kerabat kedua mempelai (paman dan tante) sampai ke atas panggung pelaminan, begitu pula turunnya, membentuk letter U terbalik. Di tengah ruangan tempat stand aneka makanan disajikan.

Di sini, saya jadi ingat resepsi pernikahan yang diadakan di Aceh. Kalau di Aceh, umumnya kita datang makan baru saat hendak pulang kita ke pelaminan untuk bersalaman dengan pengantin dan orang tuanya. Kalau di sini, salam dulu baru makan.

Sayangnya, ini adalah standing party. So, enggak ada satu buah bangku-pun yang disediakan. Mau makan nasi ataupun jajanan, ya... semua sambil berdiri. Saya pribadi, merasa tidak nyaman makan sambil berdiri, apalagi makan nasi, rasanya seperti ada perasaan berdosa atau apa gitu yang enggak enak. Semua makanan yang tersaji-pun yang semula terlihat begitu menggiurkan menjadi kehilangan selera bagi saya.

Akhirnya kami keluar aula hotel tempat acara resepsi diselenggarakan sambil membawa jajanan, berharap ada sudut yang bisa dijadikan tempat duduk, tapi nihil. Ujung-ujungnya kami selonjoran di lantai dan tidak makan hidangan utama, cukup menikmati jajanan dan minum sebagai penghilang dahaga. Menyesal? tidak juga, hihihi, terpentingnya kan niat utama kami menunaikan undangan sudah terlaksana. :-)

Saya kembali teringat sekaligus semakin rindu dengan suasana di Aceh. Semewah, se-wow apapun resepsi pernikahan yang diselenggarakan, selalu tersedia kursi bagi tamu undangan untuk makan, meski kursi yang disediakan mencapai ribuan kursi seperti resepsi pernikahan anak tetangga kami dulu. Dimana-pun tempatnya, dari rumah, gedung sosial, BKOW, AAC dayaan dawood, sampai hotel hermes sekalipun, baik yang menyelenggarakan pengusaha, pejabat, sampai orang kaya 7 turunan, belum pernah saya dapati standing party di Aceh, betapa nyamannya suasana perbaikan gizi di Aceh #eh.

Begitulah, saya memang sering melihat standing party melalui televisi, tapi saya kurang tau apakah standing party telah menjadi trend party masa kini?

Berhubung sudah dzuhur, kami memutuskan untuk pulang agar tidak terlalu sore sampai di rumah. Tapi, di tengah jalan hujan deras sekali hingga jarak pandang sepuluh meter tak tampak sama sekali, kami menepi menunggu hujan agak reda. Alhamdulillah, beruntung kami tadi datang dengan menumpang mobil kantor, enggak kebayang bagaimana jika kami mengendarai motor membawa Aisyah dengan hujan sederas itu.

Sampai di Kudus, kami mampir di peternakan sapi untuk membeli susu segar, ceritanya di sini

Memasuki Jepara kami mampir di Taman Kopi membeli lauk makan malam karena saya tidak masak dan kurang makan siang plus tidak sarapan pagi karena awalnya berekspetasi tinggi bakal makan siang banyak di kondangan, hahaha.


Saat sedang menunggu pesanan datang,
"Ayah, tadi masukin amplop-nya dimana? Kok bunda enggak lihat kotaknya"
"Lho? bukannya amplopnya sama bunda? kotaknya kan di samping buku tamu yang kita isi tadi?"
"HAH? Masa sih sama bunda amplopnya?"
Check dompet, amplopnya masih ada... hahaha.
"Ya ampuuuun, jadi tadi kita jauh-jauh ke Pati beneran makan gratis?" *tutup muka


Hihihi, tetap Alhamdulillah .... :-)

Rabu, 19 November 2014

Happy Birthday, Tante Novi .... :-)

Hari ini ada teman kantor ayah yang berilang tahun, namanya tante Novi-mamanya mba Samha. Aisyah pertama kali bertemu mereka saat ke Jogja. Inginnya memberi hadiah, tapi ... apa, ya?

Ting! Semalam bunda mengusulkan untuk bikin cupcake sebagai hadiahnya, jadinya malam bunda buat base cake-nya agar besok pagi bisa dihias.

Pagi ini menjadi salah satu pagi tersibuk bagi kami. Bunda bangun Pkl.04.00 wib menyiapkan bahan untuk menghias cup cake, disusul ayah dan Aisyah saat shalat Shubuh. Ayah membantu bunda membuat kotak untuk cupcake sedangkan Aisyah membantu bunda membersihkan sisa coklat di dalam piring, hihihi.

Nyegir :-D

Untuk Basecake-nya, bunda pakai resep blackforest classic berikut :

Bahan :
7 butir telur ukuran besar
150 gr gula pasir
125 gr tepung terigu
25 gr coklat bubuk
1/2 sdt vanili
75 gr mentega/margarine, cairkan
100 gr Dark Cooking Chocolate, lelehkan (bisa diganti pasta coklat)

caranya :
- Campur terigu dan coklat bubuk, aduk rata, sisihkan.
- Kocok telur dan gula pasir hingga mengembang dan kental, masukkan campuran terigu sambil diayak. Aduk balik hingga rata, masukkan mentega leleh dan coklat, aduk balik lagi hingga rata.
- Tuang adonan dalam loyang yang sudah diberi kertas cupcake dan telah dioles mentega. Oven adonan selama 30 menit dengan suhu 180C hingga matang dinginkan.
- Setelah cupcek dingin, hias.

Hasilnya, taraaaa ... Happy Birthday Tante Novi, barakah usia bahagia dunia akhirat, semoga suka dengan hadiah dari kami :-)

Sabtu, 01 November 2014

Coffee Break Tanggal 33

Huwaaaa, ternyata bulan oktober ini sampai tanggal 33, hihihi... kalau kata status teman "sakitnya tuh di sini ... di dalam dompet" :-D
Begitulah kalau tanggal 1 kena di hari Sabtu, takdir pekerja yang tak bisa dielak :-D

Biasanya tuh, makin kere makin pingin makaaaaan aja bawaannya :-D tapi kan kalau beli mihil, lagipula mending dipakai buat belanja masak lauk. Tapi lagi, mulut ini maunya ngemiiiil mulu (gimana enggak tambah melar, yak! :-D). Finally, berbekal bahan yang ada di rumah, jadilah bunda Aisyah ini bikin Roti Sobek buat coffee break di tanggal 33 ini. Hasilnya, taraaaa .... lembut, enak di rasa enak di kantong, hihihi.


Semalam pakai isinya coklat keju dengan resep berikut :

RESEP DASAR ROTI EMPUK
Sumber: N C C

Bahan:
500gr Tepung terigu Protein Tinggi (ex:Cakra – Bogasari)
100gr Gula Pasir
25gr Susu Bubuk
4 Kuning Telur
11gr Ragi Instant (1 bungkus standar)
3gr Bread Improver
130ml Susu Cair
100ml Air Es
100gr Mentega + Margarine
1 sdt Garam

BahanOlesan :
Susu Evaporasi

VariasiIsi :
Meises, Keju Parut, Abon, Cokelat, DLL

CaraMembuat :
- Campur semua bahan kering, KECUALI garam,aduk rata.
- Masukkan Susu Cair, kuning telur, aduk danuleni sampai rata.
- Masukkan mentega-margarine dan garam,ulenin lagi sampai kalis dan elastis. Istirahatkan adonan selama 15 menit.
- Kempiskan adonan, adonan siap diolah dan dibentuk.
- Potong dan timbang adonan @50gr atau sesuaiselera, bulatkan sempurna. Istirahatkan kembali selama 15 menit, lalu bentukdan beri isian.
- Diamkan kembali selama 30 menit atau sampaimengembang sempurna (final proofing)
- Oles permukaan dengan bahan olesan.
- Panggang dengan suhu 180-200 derajatcelcius selama +/- 20 menit atau hingga matang.
- Angkat. Panas-panas langsung olesin lagi permukaannya dengan mentega.

Hasilnya jadi empat loyang, begadang romantis sama ayah aisyah sampai Pkl.00.00 wib tungguin di roti dipanggang. Mulai nguleni adonan uda hampir Pkl.21.00 wib juga, sih.

loyang terakhir sebelum dipanggang

Walau bergadang sampai loyang terakhir agak gosong karena ngantuk, semua terbayar dengan lahapnya aisyah menikmati roti sobeknya, Alhamdulillah :-)


hihihi, inilah suguhan coffe break weekend tanggal 33, hihihi ... bye-bye sakitnya tuh di sini :-D



Senin, 20 Oktober 2014

Happy 1st Birthday, Aisyah!

Alhamdulillah, hari ini Aisyah genap satu tahun. Rasanya, ayah dan bunda bahagiaaaaa melalui hari-hari bersama Aisyah. Semoga seluruh doa indah senantiasa tercurah atas Aisyah, cinta dan kebanggaan ayah-bunda. Allahumma Aamiin.

Di tahun pertama ini, ayah-bunda ingin memberikan sesuatu yang istimewa buat Aisyah. Namun, dalam keterbatasan dana keadaan bisa enggak, ya?

Dengan mata berkaca-kaca, Bunda ngitungi isi dompet(lebay), hihihi "kayaknya enggak mungkin deh bikin acara syukuran di hari ultah aisyah" :-D. Ngomong-ngomong sama ayah, "gimana kalau buat birthday cake aja?". Bunda check bahan kue completed, Alhamdulillah. Bunda juga check kain flanel yang dikirim nenek dari Banda Aceh, cukup buat ucapan selamat ulang tahun di dinding. Terakhir, bisa beli balon warna-warni. Selain biar ceria, kami ingin tahu, Aisyah takut enggak sama Balon, mengingat Aisyah takut sama semua benda bulat yang besar. So, sehari menjelang ulang tahun Aisyah yang pertama, ayah dan bunda sibuk-sibuk memeriahkan rumah, hihi.

Berbekal dua potong persediaan ayam di kulkas, kentang, tahu dan tempe, Alhamdulillah, bunda juga bisa menyediakan nasi tumpeng di hari istimewa Aisyah, biar sederhana bersahaja yang penting yummy, bahagia melihat ayah dan aisyah makan masakan bunda dengan lahap.

pernak-pernik bla...bla...ultah Aisyah

suasana ulang tahun pertama aisyah:-D

Di samping semua itu, syukuran usia Aisyah yang pertama ini juga mengapresiasi kelulusan S2 ASI dan MPASI homemade Aisyah, Alhamdulillah... sekarang uda bisa makan makanan yang lebih beragam, running sugar and salt! *meski tetap dibatasi jumlahnya :-)


Besoknya buka beberapa kado, paling senang sama kado pemberian ammah farida, jauh-jauh dari Singapore. Jazakillah khair, Ammah... semoga bisa selesai study-nya sesuai target waktu dengan prestasi yang membanggakan. Allahumma Aamiin. :-)

Aisyah excited banget diijinin makan Hershey's white chocolate (- -")

Barakallahu fii umruki, Aisyaaaaah :-*

Sabtu, 30 Agustus 2014

Cihuuuuy, ikut ke Banaran!

Sampai Jum'at malam, Bunda dan Aisyah uda pasrah bin ikhlas aja enggak bisa ikut Ayah Aisyah ke Banaran. Siap ditinggal seharian penuh di weekend ini karena Ayah Aisyah ikut ICV (Internalisasi Corporate Value) bareng teman-teman sekantornya. Bunda nyiapin cemilan bekal Ayah Aisyah di jalan, walau pun hasil akhirnya berantakan, hihihi.

chocolate cup cake buat Ayah Aisyah

Selesai Shalat Shubuh dan si Ayah lagi siap-siap mau berangkat, tiba-tiba Om Iwan, teman seruangannya ngabari kalau beliau bawa mobil pribadi dan ngajak Ayah Aisyah bareng berangkatnya, langsung deh ditanya "boleh ngajak Aisyah dan Bundanya?". Finally, Sabtu 30 Agustus 2014 kami resmi ikuuuuuut ke Banaran!

Aisyah kalau jalan-jalan selalu tidur selama perjalanan :-D

Sebelum ke Banaran, kita mampir ke rumah Om Irul di Semarang, teman ayah juga yang enggak bisa ikut ke Banaran karena kecelakaan sepeda motor saat perjalanan ke kantor buat ngumpul tadi pagi :'(. Rumahnya Om Irul enggak terlalu jauh dari Banaran,. Sampai Banaran, langsung narsis :-D

Aisyah dengan muka ngantuk :-D

Burungnya bisa mengucapkan "Assalamu'alaykum..." Aisyah terpesona, hihihi :-D

Selama tunggu Si Ayah outbond dan mengikuti rangkaian acara lainnya, Bunda dan Aisyah jalan-jalan, lihat ini itu. Ada tempat penanaman bunga anggrek, area bermain anak-anak dengan macam-macam mainan, juga taman dengan bangku taman dipayungi pohon-pohon rindang. Nyamannya... Alhamdulillah.


Uda jalan-jalan, lihat-lihat, akhirnya kecapekan dan istirahat di Gazebo, Aisyah sampai tertidur dibelai angin yang sembriwing-sembriwing,hihihi... cepoi-cepoi ;-)


Bangun tidur, senang banget ngelihat ayahnya yang lagi ishoma (istirahat, sholat, makan). Bunda juga ikutan senang, bisa menikmati nasi pecel dan es poci dengan gula batu, Alhamdulillah... yummy!


Ternyata, rundown acaranya masih panjaaaang. Haduh, Aisyah uda keburu bosen. Untung ada kakak dan abang yang naik flying fox melintasi gazebo tempat kami beristirahat, Aisyah senang banget memperhatikannya.


Ba'da Ashar, Bunda dan Aisyah ke lapangan golf dan mutar resort naik mobil golf ini;

Nyambung jalan-jalan keliling kebun kopi naik kereta wisata

Kebetulan saat ke Banaran ini sedang panen kopi, ini pertama kalinya Bunda dan Aisyah melihat langsung tanaman dan buah kopi, dibolehin ikut panen juga sama Bapak dan Ibu di perkebunan. Paling bagus yang uda merah hati untuk dipanen.


Pulang jalan-jalan dari kebun kopi, ngelihat ayah outbond sebentar, terus pulang. Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah atas kesempatan jalan-jalan akhir pekan ini, juga buat Ayah Aisyah dan Om Iwan :-).