Minggu, 30 Agustus 2015

Bayam yang Ditinggal Mudik

H-1 mennjelang lebaran Idul Fitri, saya dan Aisyah-putri kami, pulang ke rumah orang tua saya di Batam karena ayah saya sakit dan kondisinya mengkhawatirkan. Syafakallah syifaan ajilan, Abusyik Aisyah :'(

Di Jepara, kami-saya dan suami, menanam beberapa jenis tanaman yang biasa digunakan untuk memasak, seperti jahe, serai, cabai, dan sayuran, salah satunya bayam. Setelah kondisi ayah saya mulai membaik, suami menyusul ke Batam sekalian menjemput kami balik ke Jepara.

Lebih kurang sembilan hari di Batam, kami balik Jepara, walaupun saya masih berat mengingat kondisi ayah saya belum stabil. Sesampai di rumah Jepara, saya terkejut melihat kondisi halaman rumah kami seperti hutan belantara. Rumput yang tumbuh memenuhi sela-sela semen, daun kering, dan tanaman yang ukurannya jumbo-jumbo. Kami memang menitipkan kunci rumah pada tetangga agar bisa tolong menghidup-matikan lampu teras, Alhamdulillah, tetangga kami ternyata juga tolong menyirami tanaman kami.

Subhanallah, keesokannya minggu pagi kami gotong-royong membersihkan halaman, menyiangi rumput, juga menebas sayuran bayam yang tingginya uda sampai dua meter hingga akarnya sedikit mengangkat semen di halaman. Bayam dari benih yang tercecer.


Daun bayamnya yang super lebar saya olah menjadi keripik bayam, setoples besar dan aisyah doyan banget, yummy! Alhamdulillah 😊