Kamis, 12 April 2012

Ibuku dimana?

Menjelang Ashar, saya baru saja melepas lelah di mesjid GKN usai berkumpul dengan beberapa anak. Radio mesjid tanda waktu Ashar akan masuk telah dinyalakan, saya pun memperbaharui wudhu, menggunakan mukena, dan sempat menelepon Kak Nieta menyampaikan kalau saya sedang di mesjid.

Tak lama setelah saya menutup percakapan via ponsel dengan Kak Nieta, berasa goyang. 'Mungkin karena belum makan' pikir saya. Namun semakin kencang dan menyadari kalau saya bukan sedang pusing,tapi gempa.

Karena seringnya merasakan gempa, saya sempat berpikir, 'mungkin sebentar lagi berhenti'
but no..no..no.. Semakin kencang. Kaca-kaca mesjid bergetar, lantai mesjid terasa benar bergoyang. Langsung saya melepas mukena dan bergegas keluar mesjid.

Saya berdiri di luar, terlihat beberapa orang berlari ke arah sp.surabaya. Wajah-wajah panik, orang-orang mengambil kendaraan dan pulang, teringat keluarga di rumah pasti. Cemas tergambar jelas dari raut wajah.

Yang ada di pikiran saya,
ibu dan adik saya. Harus segera pulang menjemput keduanya. Berulang kali saya menelepon, connection error. Rasanya air mata sudah berdesak-desakkan ingin keluar.

Sampai di taman makam pahlawan, lalu lintas sudah semrawut, mulai macet. Kecemasan membuat saya terasa lebih cepat menyelip dari tumpukan kendaraan.

Melewati SPBU Seutui menuju taman sari-gedung tsunami, itu arus kendaraan tak terkontrol, semua berebut ingin mendahului, dan saya? Menjadi minoritas kendaraan yang melawan arus. Semua menuju arah neusu-mata'ie, saya ke arah ulhe lheu. Pantai. *karena pulang lewat blouwer.

Rasanya semua terjadi begitu cepat. Pikiran saya cuma satu. Rumah. Jemput ibu dan adik kemudian segera ke tempat kakak di Mata'ie. Namun menjadi begitu sulit. Saya melawan arus di tumpukan kendaraan,nyaris tidak bisa bergerak maju.

Di tengah kekalutan saya, tiba-tiba bertemu teman. Rumahnya di Ulhe Lheu, anak-anak beliau masih kecil di rumah. Sempat bingung, bagaimana ini?
Saya memutuskan menjemput anak-anak teman saya di Ulhe Lheu. Maha Besar Allah, begitu teman saya naik di boncengan motor saya, bismillah, tujuan adalah Ulhe Lheu. Setelah itu, rasanya Allah membukakan sela-sela jalan untuk motor saya terus melaju meski melawan arus.

Teman saya terus mendoakan anaknya, suaranya terdengar mulai terisak, semoga kami masih diberi kesempatan menjemput anak-anak. Entah bagaimana ceritanya, saya bisa mengendarai motor di atas trotoar jalan dan melewati sela gerobak pisang bakar dengan cepat. Karena nggak akan bisa bergerak maju jika tetap berada di badan jalan. Di pandangan saya, tiba-tiba jalan begitu lempang. Allahu akbar..

Melewati jalan masuk menuju rumah, saya kuatkan hati, saya yakin, insya Allah, pasti Allah yang akan menjaga keluarga saya. 'Ya Allah, saya titipkan ibu dan adik padaMU' pinta saya berulang kali.

Langit cerah. Melewati pantai Ulhe Lheu, air laut tak tampak surut. Sedikit lebih tenang, namun tetap was-was.

Jemput anak-anak, bawa ke mata'ie lewat lambada. Padat luar biasa. Karena semua orang hanya ke satu tujuan yang sama. Sampai simpang dodi, sudah banyak polisi mengarahkan ke mata'ie-lambaro, jalan arah seutui-kota mulai ditutup. Mulai tambah cemas, 'Ibu dan adik saya sudah sampai mana? Sudah di mata'ie belum ya?'

sampai di simpang 3 lampu merah keutapang, makin cemas. Sepeda motor diarahkan polisi ke mata'ie, mobil diarahkan lurus ke lambaro-airport.

Satu jam-an kemudian baru sampai pemancar TVRI Mata'ie. Teman dan anak-anak turun tempat saudara. Saya bergegas ke tempat kakak.

Lewat toko kakak,tutup. Naik terus ke atas mata'ie, rumahnya kosong. Panik. Rasanya ingin menangis. Pada dimana mereka? T_T

Segera saya putar haluan. Saya harus pulang! Apalagi orang di mata'ie ada yang bilang mau ke bandara. Rasanya mau nangis saja mendengarnya.

Kembali melawan arus. Orang-orang ke Mata'ie, saya ke arah kota. Sendirian. Dengan memikul tas cukup berat. Sepanjang jalan, beberapa kali ditanya 'mengapa balik,dik?'
'jangan dulu, tinggal saja di sini dulu'

'mau jemput ibu dan adik' jawab saya selalu.

Sempat bercakap dengan seorang bapak saat terhenti sejenak. Dengan mata berkaca, bapak itu menyampaikan bahwa beliau juga tak bisa menjemput anaknya di Jambo Tape. Sedih, bapak itu juga nyaris menangis..:'( Rumah saya kosong. Daerah rumah saya sudah sepi banget. Nobody home. Tak ada tempat saya bertanya, di mana ibu dan adik saya. Luar biasa cemas. Airmata sudah berdesak-desakan hendak keluar. Ponsel nyaris mati lowbatt. Yang bisa connect malah jaringan internet, tapi untuk menelepon dan sms nggak bisa. Listrik mati.

Akhirnya saya ke Lampeunerut, tempat kakak sepupu saya. Ternyata ibu dan adik saya juga tidak ada. Kemana lagi saya harus mencari. Dimana mereka. Saya mulai tambah kacau perasaan.0
Saya pulang lagi, uda lemas. Alhamdulillah bertemu tetangga yang pulang. Katanya, ibu dan adik saya dibawa ke rumah di Mibo dengan keluarga om Budi. Alhamdulillah, lebih tenang rasanya hati saya.

Saya masuk rumah. Gelap. Lapar. Masak mie instan. Makan dalam gelap. Saat itu perasaan saya melow sekali. Terdengar suara helikopter mondar mandir memantau keadaan dari udara. Saya masukkan mukena, kaus kaki bersih,sikat gigi+odol, dan jaket dalam tas. Akhirnya, tertidur di sudut dinding ruang depan. Dan terbangun saat mendengar suara ibu dan adik saya. Alhamdulillah..malam ini saya masih berkesempatan bertemu mereka.

Pkl.22.00wib
Dalam gelapnya suasana malam tanpa listrik, pasca gempa, aroma 26 Desember 2004 silam masih tercium pekat. Tapi, langit malam ini sungguh sangat indah sekali. Begitu banyak bintang terang bertaburan memadati luasnya langit. Subhanallah.. :')

Doa..doa..doa.. *part 2

Berasa sudah lama banget nggak corat-coret notes. Doa..doa..doa.. part Dua, tapi ini berbeda jauh dengan part satunya. Yah, part satunya ditulis beberapa tahun silam, saat masih..masih..galau.. *halah.



Sungguh mukaddimah yang nggak penting, catatan ini juga nggak penting sih! :D



Selalu teringat kata-kata guru mengaji saya dulu, "Allah itu pasti akan mengabulkan doa kita, apa yang kita minta pasti diberi. Waktunya? bisa sekarang, bisa nanti, atau digantiNya dengan yang lebih baik."



Dan itu, absolutely benar. Saya pribadi merasakan kebenaran itu. Mulai dari hal-hal kecil aka sepele, mungkin. Hingga hal-hal besar yang saya minta dalam hidup saya. Yang dibisikkan "iseng" dalam hati, atau yang dipinta dengan sesungguh permohonan. Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan pinta hambaNya, yakinlah.



Saya itu, susah banget ingat jalan, sudah berkali-kali menyusuri jalan yang sama, masih tetap saja bisa nyasar. Terutama kalau masuk komplek perumahan atau jalan yang banyak lorong-gang nya, bisa masuk, jarang bisa keluar. Berasa bingung dalam labirin. Disaat-saat bingung, saya suka bertanya-tanya dalam hati "Ya Allah, lewat kiri atau kanan ya? bantu saya melajukan kendaraan saya ke jalan yang benar ya Allah, semoga saya nggak telat, semoga saya nggak semakin nyasar, atau semoga saya bertemu orang yang dapat menunjukkan jalan, dst"



Dan Allah selalu membantu saya,

Saya bertemu orang yang saya kenal, atau Allah kuatkan felling saya melajukan kendaraan saya menuju jalan keluar, atau Allah ingatkan saya pada tanda jalan (bangunan, pohon atau palang jalan) yang saya ingat, hingga saya selamat sampai tujuan. Ini berarti sekali buat saya yang terkenal telatnya.



Lewat depan rumah makan, mencium harumnya aroma ayam bakar, dan saya sedang tak punya uang,

"Ya Allah, ingin sekali makan ayam"

Dan, esok siangnya saya ditraktir makan ayam bakar dengan seorang sahabat. Subhanallah.. :')



Di saat saya benar-benar dalam keadaan terjepit, disaat saya benar-benar bingung, gelisah, dan mulai dong..dong.. "Ya Allah, bagaimana ini?" dan tak lama, Allah beri solusinya di jam yang sama atau di hari yang sama. Subhanallah, sungguh pertolongaNya selalu berarti bagi saya.. :')



Atau ketika saya merasa tak ada yang dapat saya lakukan lagi untuk merubah suatu keadaan, saat air mata sudah berdesak-desakan hendak keluar, Allah selalu hadir dengan segala kemudahannya, dengan cara tak tak terduga oleh saya, Allahu Akbar..



"Ya Allah, jadikanlah rasa syukur menjadi bagian dari rezeki saya.." pinta saya kerapkalii.



di suatu ketika, saya melihat orang yang tidak saya kenal, "Ya Allah, saya ingin berkenalan dengannya"

beberapa hari kemudian, di tempat, waktu, dan moment yang unpredictable (halah), sering Allah pertemukan dengan orang yang mungkin terbesit dipikiran dan hati saya ingin mengenalnya, hingga berkenalanlah kami, beberapa diantaranya Alhamdulillah, Allah jadikan sahabat berbagi indahnya hidup.. :')



Pernah pula, berakhir setahun yang lalu. Lebih dari seribu malam tanpa jeda saya meminta satu hal yang sama pada Allah.. hanya satu hal itu saja yang saya ulang-ulang siang-malam dan di kala hujan. Untuk hal yang satu itu, saya meminta demikian spesifik, detail, jelas, lengkap. Hingga 3 tahun lebih berlalu yang kunjung menuai harapan. Kemudian saya mencoba menyadarkan diri, mungkin yang saya minta bukan sesuatu yang baik untuk saya, mungkin yang saya minta kelak akan membawa kemudharatan bagi saya. Dan saya pun berhenti berharap.



"Ya Allah, saya berserah diri padaMu, berilah saya yang terbaik menurutMu. Yang terbaik bagi saya, bagi keluarga saya, bagi agama saya, bagi keturunan-keturunan saya, bagi hari depan saya. Jangan beri yang terbaik menurut pandangan saya, namun berilah yang terbaik menurutMu, sesungguhnya hanya Engkau yang Maha Mengetahui."



Dan,

Tepat sebulan yang lalu, di saat saya sudah melupakan dan tak menginginkannya lagi, doa yang saya panjatkan lebih dari 1000 malam yang berakhir setahun silam itu, Allah berikan. Persis seperti yang saya pinta. Lengkap dengan detail-detail yang sama. Sedikitpun tak berbeda. Membuat saya tergugu tak henti. "Ya Allah, benarkah ini yang terbaik bagi saya menurutMU? Jangan kabulkan pinta saya, jika ini hanya yang terbaik menurut ingin dan pandangan saya, beri saya yang terbaik MenurutMU."



Seringpula, saya yang pundungan dan kolokan ini suka tiba-tiba sensitif nggak jelas, nggak sabaran, dan nggak mau ngalah, meski dengan anak-anak sekalipun (haduh).



Misalnya gini..gini..



saya tuh punya benda yang saya buat dengan sepenuh jiwa dan raga (lebay). Susah payah, butuh waktu lama mengerahkan seluruh daya dan upaya saya untuk hasil maksimal seperti yang saya rencanakan, dan pastinya sangat saya sukai. Kemudian tiba-tiba, ada anak-anak yang memegangnya dengan khas anak-anak (kurang lembut maksudnya), HHHHH..NOOOOO..NGGA RELAAA.. :nangis



Kalau dulu, saya bisa langsung mengambil kembali sambil jelas, tegas mengatakan NO!



Kalau sekarang, berusaha menahan napas, memandang miris meski ingin menangis.. "Ya Allah, jadikanlah sabar menjadi bagian dari rezeki saya" sembari berpikir manis, "Ok, tenang sa, kamu kan bisa bikin lagi?" :senyum

*hihi, kok saya rasanya makin lebay ya? mungkin ke-lebay-an juga bagian dari rezeki saya.. :D



Bagi saya, apapun itu yang Allah berikan untuk saya adalah rezeki saya. Mata yang masih dapat melihat dengan jelas, pendengaran yang masih baik, tangan dan kaki yang berfungsi optimal, nafas yang lancar, keluarga, teman-teman, setiap kejadian, semuanya..semuanya.. semoga sabar dan syukur, semoga Allah tetapkan menjadi bagian dari rezeki saya pula.. :')



Dengan semua yang Allah berikan, kerapkali saya malu untuk meminta banyak hal, meminta terlalu sering.. tapi ternyata, saya tak pernah bisa berhenti untuk tak meminta padaNya. Apalagi kalau saya ingat, saya masih sering lalai, saya masih sering malesan beribadah padaNya, saya masih saja menunda waktu, padahal muadzin sudah mengingatkan jadwal meeting saya denganNya :malu :'(



Saya juga sekarang lebih hati-hati dalam berdoa, nggak berani minta "asal-asalan" lagi T_T

Misalnya ketika saya ada janji dengan teman mau kemana gitu, tapi saya malas keluar rumah, ntah karena cuaca yang panas, dan seabrek alasan lain yang sebenarnya nggak penting.

"Ya Allah, saya malas sekali keluar hari ini, semoga teman saya memaklum, tapi alasan apa yang harus saya beri?"

Alhasil, tak lama kemudian bisa jadi saya diare sampai lemas, pusing, atau sesuatu yang membuat saya memang harus benar-benar di rumah, hingga teman saya pun menjadi maklum.. (_ _!)



Allah sesuai prasangkan hambaNya.

Allah tak pernah mengabaikan pinta hambaNya, meski itu hanya tersirat sesaat..apalagi yang dipinta dengan kesungguhan hati. So, jangan pernah meragukan kepastian JanjiNYA.. :')



Oya, perkataan juga bagian dari doa, biasakanlah berkata yang baik, jangan sampai kita menyesal saat Allah mengabulkan perkataan buruk kita, yang mungkin tak sengaja kita lontarkan karena kesal, emosi.. take care!





Bingung mau nulis apa lagi, kok ini tulisan nggak jelas gini maksudnya apa ya? T_T


baca juga
Doa, dan...Doa..

(Seperti) Surel untuk Mba Siti..

Dear, mba Siti..

Barakallah fii umruki, semoga barakah usia,bahagia dunia akhirat.. :)



Mba Siti,

Mba Siti tahu nggak, Sa tuh sayaaaaang..banget dengan mba Siti, dengan Zaky, juga Ibu. Love..love..love..loveee.. :)



Kita bercanda, kita tertawa, kita berbagi apa yang bernama suka.

Tak hanya itu, kita juga berbagi duka. Ya,anggaplah duka saat airmata berdesak-desak keluar karena suatu sebab.



Tapi tahukah mba,

saat pertama kali melihat mba menangis dulu,

rasanya sa sediiih banget..sa sampai nggak tahu harus mengatakan atau berbuat apa. Sa bingung. Ingin rasanya mengusap airmata mba Siti, menghibur dengan kata-kata yang dapat menenangkan. Namun entah mengapa yang ada lidah menjadi demikian kelu, laku pun menjadi kaku. Maaf.. :'(



Terekam jelas dalam ingatan sa, setiap kalimat dari mba Siti saat Sa down, saat Sa merasa tak berarti, saat Sa merasa begitu kecil di antara luasnya kenyataan.. Mba Siti menguatkan. Mba Siti tidak meninggalkan Sa.. Semua itu berarti sekali bagi Sa, mba.. :')



Atau,

Ingatkah saat kita naik banana boat?

Saat merendamkan kaki dalam dinginnya air di irigasi?

Jalan-jalan ke toko buku?

Atau sekedar berbagi cerita dan canda saat berkumpul seru?

Selalu mencintai saat-saat itu.. :)





Mba Siti di mata Sa adalah sosok luar biasa. Tegar,kuat, meski suatu kali kita perlu menangis untuk mengungkapkan segala rasa. Mba Siti juga ibu yang hebat bagi Zaky.. :)



Kebahagiaan atasmu selalu pintaku padaNYA, semoga cinta ini tak hanya berlabuh dalam ikatan ukhwah di dunia, namun juga berkekalan hingga di JannahNYA. Allahumma Amin..



Mencintaimu seperti mencintai Surga, dan karenaNYA tentunya.. :')



Mungkin, Sa memang bukan yang terismewa,namun mencintai mba Siti adalah keistimewaan bagi Sa.. :)



yang nyayangi mba Siti,



Sarah :)

Inventaris Buku (lagi)

Berhubung Bukunya banyak yang tercecer dan lupa pernah punya buku..ntah karena lupa dicatat atau sebab lainnya, jadinya inventaris buku (lagi).. Ternyata buku seriusnya (tetap masih) dikit banget,,,T_T



Anak

1. Seri Siraah Shahabiyah For Kids (Balita) : 18 Jilid

a. Umar Bin Khatab

b. Mushab Bin Umair

c. Ali Bin Abi Thalib

d. Abu Dzar Al Ghifari

e. Ammar Bin Yasir

f. Abdullah Bin Rawahah

g. Salman Al Farisi

h. Abu Bakar Ash Shiddiq

i. Khalid Bin Walid

j. Mu’adz Bin Jabal

k. Amri Bin Ash

l. Abdurrahman Bin Auf

m. Hamzah Bin Abdul Muthalib

n. Sa’ad Bin Abi Waqqash

o. Utsman Bin Affan

p. Zubair Bin Awwam

q. Abdulllah Bin Ummi Maktum



2. Seri Sali Dan Saliha : 12 Jilid

a. Subhanallah, Allah menciptakan Bulan

b. Subhanallah, Allah menciptakan Kabut

c. Subhanallah, Manusia Bisa Membuat Garam

d. Subhanallah, Manusia Bisa Membuat Gelas

e. Subhanallah, Manusia Bisa Membuat Sendok dan Garpu

f. Subhanallah, Manusia Bisa Membuat Pensil

g. Subhanallah, Manusia Bisa Membuat Sabun

h. Subhanallah, Manusia Bisa Membuat Tahu

i. Subhanallah, Manusia Bisa Membuat Piring

j. Alhamdulillah, Aku Punya Darah

k. Alhamdulillah, Aku Punya Leher

l. Alhamdulillah, Aku Punya Kuku



3. Seri Panca Indera For Kids

a. Sense of Hearing : Telinga/Ear

b. Sense of Smell : Hidung/ Nose

c. Sense of Sight : Mata/ Eyes

d. Sense of Touch : Kulit/ Skin

e. Sense of Tongue : Lidah/ Tongue



4. Pelangi Hadist For Kids ( Banyak yang hilang, tinggal 3 buku :nangis)

a. Aku Senang Silahturrahim

b. Aku Senang Bersedekah

c. Aku Senang Menyebarkan Salam



5. Mengenal Asmaul Husna Lewat Dongeng : Islamic Princess (Banyak yang hilang juga T_T)

a. Princess Shamadina dan Tiara Ratu

b. Cita-cita Princess Waaritsya

c. Princess Haqqiya dan Guci Kesayangan Ratu

d. Princess Wahhabidah dan Keajaiban Bunga Lotus.



6. Seri Kalimat Thoyyibah For Kids (Sisa satu buku doang yang ada di rumah T_T)

a. I Can Say Masya Allah

b. I Can Say Insya Allah

c. I Can Say Alhamdulillah

d. I Can Say Salam

e. I Can Say Bismillah

f. I Can Say Subhanallah





7. Serial Cerita Dunia

a. Cinderela

b. Pangeran Katak dan Teka Teki Naga



8. ESQ Series for Kids : for 3-6 years

a. The 4 Magic Words

b. When Nino Was Sick

c. A Special Gift

d. I Miss My Dad



9. Kisah 25 Nabi dan Rasul for Kids

10. Juz ‘Amma for Kid

11. Aku dan Hobbiku : Hai.. Aku Suka Menari

12. Seri Akhlak for Kids : Oni dan Semut Hitam

13. Kenapa Halal, Kenapa Haram For Kids

14. Edutivity for Kids : Dot to Dot

15. Mahir Berbahasa Inggris for Kids

16. Puzzle Book : My Activity

17. Puzzle Book : Islamic Princess

18. Puzzle Book : Hidup Sehat

19. Kisah – kisah Moral : Merajut Cinta Ibu dan Ananda

20. Dongeng Jerman : Pertolongan Rumpelstiskin

21. Brainy Baby : Laugh and Learn

22. Seri Mewarnai : Marie Si Kucing Manis

23. Seri Mewarnai : Mengenal Alam

24. Seri Cerdas Tangkas for Kids : Gurun Sahara

25. Meningkatkan IQ Anak, 3-6 tahun

26. Super Test IQ, 3-6 tahun

27. Cerdas Matematika TK

28. Mengenal Warna, Bentuk, Ukuran, Tempat for Kids

29. Metode Cepat Calistung, 4-6 tahun

30. Mahir matematika TK

31. Jarimatika seri 1 dan 2 (Septi Peni Wulandari)

32. Kumpulan Soal Latihan Masuk SD

33. 101 Games Cerdas dan Kreatif for Kids

34. A-Z Mendidik Secara Cerdik (Ratna Ningrum. Oase Books Education)

35. 30 Dongeng Matematika. Cara Lain Mengajar Pada Anak (Kak Iwan)

36. Hebatnya Rasulullah



Remaja

37. Seri Pengembangan Pribadi Remaja (Izzatul Jannah)

a. Be New You! Jurus Biar Ga Jadi Jutek

b. Kado Buat Sahabat

c. Bertualang ke Zona Pembelajar, The Way To Success

d. Easy Going No Way!, Bikin Hidupmu Lebih Terencana

e. Duka Lara Cinta, Pendidikan Seks Buat Remaja

f. Remaja Bicara Cinta



38. Ketika Harus Jatuh Cinta (Prembayun Miji Lestari. Edukasi Remaja)

39. 7 Kebiasaan Indah yang Membuat Hidup Jadi Mudah ( Afifah Afra Amatullah)

40. Buku Pintar Seputar Kesehatan Remaja : Hidup Sehat Bikin Lebih Pe de



Inspiratif, Pernikahan, Keluarga

Salim A Fillah

41. Barakallah, Bahagianya Merayakan Cinta

42. Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim

43. Jalan Cinta Para Pejuang

44. Dalam Dekapan Ukhwah (Hayoo, Siapakah gerangan yang belum mengembalikan?)

45. Agar Bidadari Cemburu Padamu

Asma Nadia

46. Miss Right, Where R U?

47. Ketika ‘Aa’ Menikah Lagi

48. Jangan Jadi Muslimah Nyebelin

49. La Tahzan, Cinta Tak Pernah Menyerah : The Real Dezperate Housewives

50. La Tahzan for Mother

51. La Tahzan for Broken Hearted Muslimah

52. Catatan Hati Seorang Istri

53. New Catatan Hati Seorang Istri

54. Catatan Hati di Setiap Sujudku

55. Karenamu Aku Cemburu

56. Kisah-kisah Dari Negeri Pengantin

57. Muhasabah Cinta Seorang Istri

58. Catatan Hati Bunda

59. Sakinah Bersamamu

60. Ketika Penulis Bicara Cinta

61. Jilbab Traveller

Ifa Avianty dan Irfan Hidayatullah

62. My Husband My Prince (Ifa Avianty)

63. My Wife My Princess (Irvan Hidayatullah)

64. Anakku Sahabatku (Ifa Avianty)

65. Madu-madu Pernikahan (Ifa Avianty)



66. Di Jalan Dakwah Aku Menikah (Cahyadi Takariawan)

67. Keluarga Qur’ani (Dedhi Suharto)

68. Nikah itu Tak Mudah (Afifah Afra Amatullah)

69. Bila Pernikahan Tak Seindah Impian (M.Albani)

70. Kolom Ayah : Biarkan Kuncupnya Mekar Menjadi Bunga (Anis Matta)

71. La Tahzan for Single Mother (Sylvia L’Namira)

72. La Tahzan for Working Mothers (Izzatul Jannah,dkk)

73. Rival-Rival Istri (Sinta Yudisia)

74. Edu Moms : Menantu dan Mertua Bersahabat (Nurhayati Pujiastuti)

75. Diary Dodol Seorang Isteri ( Beby Haryanti Dewi)

76. Karena Cinta Harus Diupayakan (Izzatul Jannah)

77. Risalah Cinta Untukmu (Helvy Tiana Rosa)

78. How to be a True Moslem Girl ( Deasylawati)

79. Jadi Jomblo Paling Bahagia (Shafira)

80. Kiat Menjadi Wanita Paling Bahagia Dunia Akhirat (Dr.’Aidh Al-Qarni)

81. Kumpulan Nama Bayi Islami

82. Mengajarkan Al-Qur’an Pada Anak (DR. Sa’ad Riyadh)

83. Saudara kandung, mendorong Anak Untuk Bersahabat (DR. Richard C.Woolfson)

84. Yang Terbaik untuk Buah Hatiku (Ratna Megawangi)

85. Doctor Kecil

86. Istimewakan Setiap Anak (Irawati IStadi)

87. Mendidik Anak Berdasarkan Golongan Darah (Toshitaka Nomi)



Agama

88. Bagaimana menjadi Pribadi Muslim yang Simpatik (Abu’Abdillah Faishol Al-Hasyidi)

89. Pesona Dua Ummul Mukminin : Khadijah dan Aisyah

90. Meminta dan Mencinta (Amru Khalid)

91. 40 Hadist Qudsi dan Dzikir (DR. ‘Aidh Al Qarni)

92. Teori Realitas Al Qur’an (H. Sri Hartono)

93. 41 Kunci Memahami Siraah Nabawiyah (DR.Munir Muhammad Al Ghadhban)

94. Gaya Hidup Sehat Rasulullah

95. Ayat-ayat Penyejuk Hati

96. Ilmu Fardhu’ain (DR.Sayyid Imam)

97. Aqidah Seorang Muslim ( Kelompok Study Islam Al-Ummah Jakarta.)

98. Perayaan natal 25 Desember, Antara Dogma dan Toleransi (Hj.Irena Handono)

99. Bersama 6 Mursyid’Am Ikhwanul Muslimin. (Khozin Abu Faqih,Lc)

100. Al Ikhwan Al Muslimin (Farid Nu’Man)

101. Gaya Hidup Sehat Menurut Agama Islam (Depkes)

102. SilsilH Hadis Shahih, Jilid 1 dan 2. (Muhammad Nashiruddin Albani)

103. 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Syurga

104. Kisah-kisah Islami yang Menggetarkan Hati (Hasan Zakaria)

105. Shalat an Amazing Easy Yoga ( Karima Burns,M.H.,N.D.,et al)

106. Praktis Belajar Bahasa Arab Jilid 1 dan 2

107. Tajwid Al Qur’anul Hakim

108. Revolusi Menghafal Al Qur'an

Fiqh Wanita

109. Muslimah Cantik : Aqidahnya Benar

110. Muslimah Cantik : Ibadahnya Benar

111. Ukhti Kudu Ngerti

112. Hukum-hukum Khusus Seputar Wanita

113. Sang Tamu Istimewa



Umum

114. Palestine, Emang Gue Pikirin (Shofwan Al Banna)

115. 100% Da’wah Keren (Shofwan Al Banna)

116. How to be like Hasan Al Banna

117. Shalahuddin Al Ayyubi, Sang Pembebas Al Aqsa

118. Mada Taklim Program Tekad

119. Rich Woman (Kim Kiyosaki)

120. Kaiwa Nihon Go No Nyumon

121. Hogwards School : Harry Potter

122. Mewujudkan Monumen Islam Asia Tenggara

123. Memahami Untuk Membasmi (KPK)

124. Lakukan Gaya Hidup Sehat Mulai dari Sekarang (Depkes)

125. Nihon Go No Kanyoo Na Hyoogen

126. Be Positive Be Happy (Iwan Januar)

127. Buku Pegangan dan Petunjuk Untuk Para Guru (David & Joyce Djaelani Gordon)

128. Lelaki Pendek, Hitam dan Lebih Jelek dari Untanya

129. Einstein aja Ga Tau!

130. Super Health (Egha Zainur Ramdhani)



Resep Dan Kreativitas

131. Pasta Panggang

132. Kue-kue Replika

133. Kreasi Kertas Nuansa Hari Istimewa

134. Sulaman

135. Pernak-Pernik dari Anyaman Tali Cord

136. Cara Kreatif Membungkus Kado



Novel dan Kumcer

Dee

137. Recto Verso

138. Perahu Kertas

Tere Liye

139. Bidadari-bidadari Surga

140. Rembulan Tenggelam di Wajahmu

141. Moga Bunda Disayang Allah

142. Hafalan Sholat Delisa

143. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

144. Ayahku (Bukan) Pembohong

A. Fuadi

145. Negeri 5 Menara

146. Ranah 3 Warna

Habiburrahman El Shirazi

147. Ayat-ayat Cinta

148. Bumi Cinta

R.h Fitriadi

149. The Gate of Heaven

150. Marwah di Ujung Bara

Andrea Hirata

151. Padang Bulan

152. Maryamah Karpov

Kumcer

153. Maryam mah Kapok (Asma Nadia, dkk)

154. Absolutely Kribo (Dewi ‘Dedew” Rieka)

155. Putri Malu-maluin Sejagat (Beby Haryanti Dewi)

156. Sayembara Mencari Cinta (Deasylawati P)

157. Kejarlah Daku Kau Kuangkot (Boim Lebon)

158. Gado-Gado, Dokter Muda Serba Salah (Ferdiriva Hamzah)

159. Gado-Gado, Catatan Dodol Calon Dokter (Ferdiriva Hamzah)

160. Serial Elang : Seratus Bunga Mawar untuk Mr. Valentine ( Afifah Afra Amatullah)

161. Serial Elang : Cinta Gaya Britney (Afifah Afra Amatullah)

162. Serial Elang : Elang Selebritis ( Afifah Afra Amatullah)

163. Bidadari di El Rizal (Diana Roswita)

164. Luka Telah Menyapa Cinta (Antologi Milad FLP ke-5)

165. Terpinang Cinta (Afifah Afra Amatullah)

166. Rumah Matahari Terbit (Antologi FLP Aceh)

167. Kerdam Cinta Palestina (FLP Se-Sumatera)

168. Serenade Biru Dinda (Asma Nadia)

169. Mempelai Tanpa Pengantin (Sinta Yudisia dan Fahri Asiza)

170. 17 Tahun! (Leyla Imtichanah)

171. Rumah Cahaya (Leyla Imtichanah)

172. Ngebet Nikah (Gusrianto)

173. Cinta Ya Cinta (FLP)

174. Mawar-Mawar Adzkiya (Afifah Afra Amatullah)

175. Suci (Diana Roswita)

176. Biarkan Aku Memulai (Nurul F Huda)

177. Puri Kurcaci (Dian Sasmita Fajri)

178. The Kitchen’s King (Lina Lidia)

179. Bukan Sebuah Metafora (Muhammad Nurcholis, dkk)

180. Series Double Ef Team : Story At Party

181. Series Double Ef Team : Story At House

182. Series Double Ef Team : Story At Jogjakarta

183. Series Double Ef Team : Story At School

184. Series Double Ef Team : Story At Store

185. Series Double La Tansa : Parcel Mini

186. Series Double La Tansa : Male Cafe

187. Series Aisyah Putri : Operasi Milenia

188. Series Aisyah Putri : Chat Online

189. Series Aisyah Putri : Mr. Penyair

190. Junior Chef : Panser Little Cobic

191. KKPK : Permen-permen Cinta Untukmu (Faiz)

192. KKPK : Suara Hati Dewa

193. KKPK : Ibuku Chayank, Muach! (Izzati)

194. KKPK : My Culinery Journey

195. KKPK : Candy (Putri Salsa)

196. KKPK : …….. (ada 3 buku yang dipinjam, lupa judulnya)

197. Fariz dan Haji Obet

198. Detective Conan Seri 1-56



Ehem..ehem..mungkin beberapa bulan ke depan, beberapa buku di perpustakaan mini sa akan dilelang.. ^_^

corat coret..

Beberapa hari yang lalu, saya bertemu sahabat saya. Kami bercerita banyak hal. Tentang masa-masa sekolah dulu, hingga persiapan pernikahannya yang tinggal menghitung hari. Ya,kami adalah sahabat sejak masih berseragam dulu. Sejak tujuh tahun yang lalu.

Pada satu bagian pembicaraan, berkali-kali saya mengangguk pada uraian kalimatnya. Karena mungkin, demikianlah yang pernah saya rasakan dulu.

Dulu, ketika ada waktu dimana saya pernah gagal menyemai asa. Ketika yang tertuai, hakikahnya bukan rasa bernama kecewa. Namun ia adalah kesedihan. Kesedihan merasa belum dipercaya. Belum dipercaya untuk menjadi seorang istri. Pendamping, pasangan bagi seseorang, di usia yang nyaris menyentuh seperempat abad.

Hari-hari setelahnya, Allah bukakan tabir hikmah bagi saya, seolah IA menjelaskan 'inilah alasan AKU belum menjadikanmu sebagai pasangan atas diri seseorang'

Terus berjalan waktu, berlari, dan saya berusaha untuk terus mengejarnya, melewati berbagai cerita dengan banyak pelajaran dan hikmah. Allah pertemukan saya dengan banyak orang-orang baru,yang membuat saya tak sekedar belajar, tapi juga bercermin.

Belajar. Belajar lebih nyata, betapa menjadi seorang istri tak selalu indah seperti yang tertera dalam kisah-kisah romantis after married, jika masih ada jiwa bebas dan lepas dalam diri.

Melihat lebih dekat dan kemudian mencoba belajar, menjadi sosok yang bergelar IBU tak sesederhana yang sering terlihat kasat mata..

Mungkin melulu berbicara betapa bahagianya saat-saat mereka bayi. Adalah canda riang pada masa-masa anak mulai belajar jalan,berbicara. Dan kesibukan mulai terasa ketika mereka telah masuk usia sekolah. Kelas 1,2, atau kelas 3 Sekolah Dasar.

Namun, saat mendengar kemudian menghadapi para buah hati ayah bunda pada fase-fase pubertas, masa-masa mencari jati diri, mulai tumbuh sikap 'berontak' bahkan membangkang, pada sosok -sosok pencari jati diri itu, saya sampai tercenung, mampukah saya?

Ternyata menghadapi keseharian para ababil aka abege labil, saat-saat SD kelas 6, SMP, SMA, tak se-simple yang tampak dari satu atau dua kali pertemuan dalam sepekan.

Hebatnya, Allah menghadirkan pada saya contoh sikap seorang ibu (melalui beberapa orang ibu) yang berbeda-beda saat menghadapi masa-masa transisi fase remaja itu, melalui berbagai cerita dan tontonan 'siaran langsung'.

Seperti Allah menunjukkan berbagai alternative sikap atas tingkah-tingkah anak. Menyiratkan, mana yang baik, terbaik, atau bahkan tidak baik jika diterapkan pada anak.

Dan lagi, saya bercermin. Mengingat-ingat diri saya yang masih sering kolokan, kadang pundungan meski frekuensinya sudah jauh berkurang. Saya yang masih keras kepala dan mungkin masih suka egois. Mampukah saya? Menjadi seorang istri, menantu, ipar yang baik bagi suami, mertua dan saudara-saudara suami saya kelak? Yang dicintai dan mencintai mereka.. Menjadi seorang ibu sekaligus sahabat bagi anak-anak saya kelak, mendidik mereka agar tak salah arah, mampukah saya?

Tercenung. Ada keraguan menelusup dalam hati saya.Tergugu menyadari betapa saya mungkin memang belum pantas atas amanah besar tersebut.

Terisak menyadari keegoisan diri. Dan, jika saat ini adalah kesedihan yang sama yang harus saya hadapi, Insya Allah,saya lebih siap.