Tampilkan postingan dengan label Aku Kamu Kita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aku Kamu Kita. Tampilkan semua postingan

Jumat, 08 Januari 2016

Pengalaman Pertama Aisyah ke Dokter Gigi

Pagi ini, Aisyah dan Bunda sudah bersiap. Kemarin bunda sudah request appointment di Alia Dental Care. Yup, aisyah akan melakukan kunjungan dokter gigi pertamanya. Aisyah dapat nomor antri pertama, Pkl. 08.00 wib Alhamdulillah.


Kami tiba di Alia Dental Care Pkl. 07.50 WIB dan dokter sampai Pkl. 08.00 WIB. Meski beliau tepat waktu, begitu melihat kehadiran kami, beliau mengatakan "Maaf, saya terlambat" sambil tersenyum. Kesan pertama yang menyenangkan. 😊


Setelah mendapatkan kesan pertama dari dokter yang menyenangkan, selanjutnya lebih menyenangkan, lho. Jam konsultasi pasien tidak dibatasi. Aisyah sendiri ditangani selama 2 jam.

2 jam? Enggak salah, nih? Kok, lama banget? Gigi Aisyah bermasalah? Perlu tindakan serius?

Alhamdulillah, no... no... no... Gigi aisyah sejauh ini masih baik-baik saja. Lha,terus ngapain aja dong sampai 2 jam baru kelar?

Prosesnya. Proses yang menyenangkan.

Awalnya, Bunda mengisi form yang berisi beberapa pertanyaan seputar aisyah sebagai pasien. Ini juga nanti jadi bahan konsultasi dan evaluasi untuk bunda dari dokternya.

Bertemu dokter, aisyah enggak langsung diajak ke ruangan dokter, tapi main dulu sama bunda dan Bu Dokter. Yup, di sini ada ruangan bermai yang asik banget. Ada boneka, mainan edukatif, sampai buku anak yang bikin betah lama-lama.

Salah satu sudut "ruang konsultasi" di Alia Dental Care

Aisyah asyik sama buku anak yang ada di ruang konsultasi.

Di ruangan ini, sambil bermain dokter melakukan pendekatan dengan anak. Aisyah diajak mengobrol, meski awalnya diam, akhirnya aisyah menanggapi.

"Aisyah suka makan kue" kata Aisyah
"Wah, kue-nya enak ya" sahut dokter
"Iya" jawab Aisyah

Setelah makan kue, aisyah diberi sikat gigi dan diajari menyikat gigi yang benar di gigi boneka dulu.

Aisyah ikut praktek sikat gigi boneka. Ini saat boneka belum mau didekati πŸ˜…

Setelah Aisyah enjoy dan merasa nyaman sama dokter, mulut aisyah uda mau dibuka dan giginya uda mau dilihat sama dokter, kemudian aisyah diajak jalan-jalan ke ruangan dokter yang bunda suka, bunda suka ciamik.

Saking bunda ikut asik ngobrol tapi konsultasi, sampai lupa foto waktu aisyah duduk di kursi periksaπŸ˜…πŸ˜.

Awalnya Kami heran, sudah 30 menit berlalu, kok pasiennya hanya Aisyah? Belakangan kami baru menggetahui, kalau pasien nomor antri selanjutnya akan dihubungi perawat saat pasien sebelumnya telah selesai. Jadi, begitu aisyah selesai, perawat langsung menghubungi pasien selanjutnya.

Alia Dental Care khusus menangani pasien anak dari usia 0 tahun sampai 12 tahun.

Dari sini, bunda tahu kalau dokter ingin memberikan kesan pertama yang baik terhadap kunjungan ke dokter gigi. Tidak menimbulkan trauma. Ke dokter gigi itu menyenangkan. Ke dokter itu tidak menakutkan. Menurut bunda, ini penting. Aisyah sampai enggak mau pulang, lho! Aisyah cerita ke ayah, kalau ia pergi ke dokter gigi, main, baca buku, sikat gigi boneka, bu dokter baik, aisyah senang, dan lain-lain. Saat ditanya, "aisyah nanti kita ke dokter gigi lagi, ya?" Langsung dijawab "Okey!" sama Aisyah. Alhamdulillah. 😘

Daaaaaaan, inilah dokter gigi pertama Aisyah yang baik dan menyenangkan.
drg. Ayu Alia Sp.KGA (Pediatric Dentist)

Kita juga bisa baca artikel seputar kesehatan gigi anak di blog https://aliadentalcare.wordpress.com/author/pediatricdentistbatam/

Minggu, 15 November 2015

Bolen Pisang Coke

Finally, berhasil menguatkan niat di hari minggu ini untuk mengeksekusi bolen pisang keju hasil belajar sama Teh Nenis minggu lalu, Alhamdulillah. Secara serumah pada sukaaa sama si bolen pisang coke ini. Beli? Untuk ukuran Jepara cukup mahal, cuma jual di satu tempat, ga puaaaas! makannya kudu rebutan atau tepatnya mengalah sama Aisyah dan ayahnya.

Bahagia itu sederhana. Bisa lihat wajah sumringah suami dan anak saat makan bolen buatan sendiri sepuasnya :-D

Penampakan kurang mulus karena grogi saat pelepasan dari loyang dikerumuni anak dan suami, hihihi, lebay!
Berikut resepnya, selamat mencoba.

Bolen Pisang Coke Ekonomis
Bahan :
1000 gr Tepung Medium
100 gr Gula pasir
20 gr Garam
150 gr Margarin (Saya pakai Blue Band Cake and Cookie)
350 ml Air dingin
100 gr telur (saya pakai dua butir telur)

Untuk Laminating :
250 gr Corsvet/Pastry Fat
150 gr Margarin (saya pakai Blue Band Cake and Cookie)

Filling :
Pisang Raja
Keju Cheddar
Mises

Filling Pisang (optional) :
100 gr Margarin (saya pakai 80gr Blue Band Cake and Cookie + 20gr butter)
50 gr Gula Pasir

Cara Membuat :
1. Aduk semua bahan kering, masukkan air, telur, dan margarin. Aduk setengah kalis (asal tercampur).
2. Bulatkan dan istirahatkan di meja sekitar 10 menit.
3. Rol adonan memanjang (bentuk persegi panjang), lalu poleskan corsvet yang sudah dicampur margarin. Lipat dengan lipatan sigle.
4. Istirahatkan sekitar 20 menit, ulangi cara diatas sampai 3x lipatan sigle.
5. Tipiskan adonan lalu isi dengan pisang, keju, mises. Susun di loyang. Poles kuning telur, tabur keju. Panggang hingga matang.

Noted :
- Pisangnya saya pakai filling dengan cara, pisang dibelah tiga bagian. Masing-masing bagian dibelah sedikit tidak putus, semprotkan filling.
- Pisang harus benar-benar matang.
- Tutup adonan yang telah diisi filling dengan cara dicubit-cubit hingga benar-benar tertutup rapat agar isinya tidak meluber keluar saat dipanggang.
- Saya pakai loyang ukuran 30x10. Masing-masing loyang diisi 12-14pc.
- Setiap line diberi jarak sedikit saat penyusunan dalam loyang, nanti mengembang jadi padat.
- Satu resep diatas jadinya sekitar 60pc.


Alhamdulillah, harumnyaaaa, enak.

Next time, mau posting proses pembuatannya agar lebih mudah diingat. Insya Allah.

Terima kasih Teh Nenis atas ilmunya, semoga barakah dan bermanfaat... :-)

Hasil belajar pertama sama Teh Nenis

Next, suami request yang filling durian. Insya Allah, siap! :-)

Alhamdulillah, senang... sekarang enggak perlu beli lagi. Hemaaat dan keluarga suka, itu yang utama! ;-)


Sabtu, 03 Oktober 2015

Asyiknya Hobi Aisyah!

Akhir-akhir ini Aisyah lagi senang banget sama kelinci, mulai dari kelinci hidup yang kami pelihara sampai buku cerita tentang kelinci yang saban hari "dibacanya" enggak bosan-bosan. Buku tentang lain suka juga, sih... tapi, yang bikin betah berlama-lama dengan muka serius atau cerita dengan antusias, untuk saat ini ya buku-buku tentang kelinci.

mau tidur ambil buku, di samping tempat tidur khusus beberapa buku pilihan Aisyah.

Alhamdulillah, Aisyah suka membaca. Kami membiasakan diri membacakan aisyah berbagai buku sejak Aisyah bayi sekarang kalau ditanya,
"Aisyah suka baca buku?"
-suka
"Asyik, ya?"
-iya
"Aisyah hobi ya baca buku?"
-iya

hihihi, macam uda ngerti apa itu hobi ya,Nak? :-D

Setiap pagi ikut belanja, pulangnya masuk rumah langsung ambil buku duduk di lantai "baca" buku serius

Bunda lebih tenang masak dan beres-beres rumah saat Aisyah asyik sama bukunya daripada sama mainan lain, lebih tahan lamaaa antengnya.

Ajak Aisyah pilih buku yang diinginkannya, tumpuk samping kursi anginnya, insya Allah, aman!

Apalagi kalau ditambah cemilan, makin anteeeeng sampai bunda selesai masak dan beres-beres :-D

Bunda uda beres semua, temani aisyah baca sambil dengarin aisyah cerita versi aisyah tentang buku yang dibacanya

mulutnya sampai segitunya :-D

Masih senang baca buku bareng ayah atau bunda juga :-)

Alhamdulillah, Aisyah 23 bulan sudah punya hobi yang baik, semoga bertahan hingga tua, membaca buku yang baik dan bermanfaat. Barakallah, Aisyah... semoga yang Aisyah senangi senantiasa barakah dan bermanfaat, baik untuk sendiri maupun orang lain. We love you, dear :-)

note : menulis ini, saya semakin rindu sama flp aceh. Kak Beby, Kak Aini, Kak Fida, Kak Mala, Mba Inge, Kak Riza, Ade, semuanya.

Minggu, 13 September 2015

Puding Lukis buat Aisyah

Lama sudah melihat beberapa postingan tentang puding lukis yang sedang booming setelah puding art dan puding 3D. Awalnya Sa kira bakal sulit karena media lukisnya agar-agar yang cenderung basah, ternyata... bikin puding lukis lebih cepat, simple, dan menyenangkan daripada puding art, dan yang terpenting enggak banyak menghabiskan pekakas kotor untuk dicuci, hihihi, penting ini! :-D

Puding lukis pertama buat Aisyah bentuk NEMO karena Aisyah suka ikan *alesan, padahal karena paling simple gambar dan warnanya :-D


Baru sekali bikin puding lukis, uda sok-sok an berbagi pengetahuan sama tetangga yang kebetulan lihat puding nemo aisyah

Sabtu, 05 September 2015

Acara 17-an 2015

Setiap tahunnya, di Perumahan tempat kami bermukim saat ini 17-an agustus punya agenda bazar, berbagai lomba, dan jalan santai dengan banyak doorprize, dari yang kecil sampai barang elektronik yang cukup besar.


Kami mengikuti jalan santai, dreescode tahun ini baju merah, untung Aisyah punya baju merah oleh-oleh dari Batam :-D Alhamdulillah, Aisyah cukup kuat jalan mengikuti rute yang ditetapkan. Setiba garis finish, masing-masing dapat sepaket sarapan dengan menukarkan kupon peserta sambil ikuti pembagian hadiah doorprize.

Lamaaaa, nomor kami bertiga tidak keluar sebagai pemenang doorprize, sampai sayang ekpresi Aisyah yang entah bingung atau sedih melihat anak-anak lain yang duduk di sekitar kami hampir semua sudah memegang hadiah. Ayahnya sudah menghibur," ini just for fun, jangan sedih kalau kita enggak dapat berarti belum rezeki kita."

Tak lama setelah ayah aisyah menghibur Aisyah, jreng...jreng... nomor aisyah disebut panitia dan dapat doorprize tempat minum tupperware. Alhamdulillah, Aisyah senang bukan main. Senyum-senyum terus :-D


Disusul nomor undian bunda Aisyah dapat raket nyamuk, Alhamdulillah... :-)

Setelah dapat hadiah, hayuuu kita pulang. Hihihi, enggak ding, kami memang kebagiannya pas di akhir-akhir acara. Waktu pun sudah menjelang dzuhur, bunda belum masak makan siang, bunda pun kode untuk makan di luar *modus

Aisyah tertidur kecapean

Minggu, 30 Agustus 2015

Bayam yang Ditinggal Mudik

H-1 mennjelang lebaran Idul Fitri, saya dan Aisyah-putri kami, pulang ke rumah orang tua saya di Batam karena ayah saya sakit dan kondisinya mengkhawatirkan. Syafakallah syifaan ajilan, Abusyik Aisyah :'(

Di Jepara, kami-saya dan suami, menanam beberapa jenis tanaman yang biasa digunakan untuk memasak, seperti jahe, serai, cabai, dan sayuran, salah satunya bayam. Setelah kondisi ayah saya mulai membaik, suami menyusul ke Batam sekalian menjemput kami balik ke Jepara.

Lebih kurang sembilan hari di Batam, kami balik Jepara, walaupun saya masih berat mengingat kondisi ayah saya belum stabil. Sesampai di rumah Jepara, saya terkejut melihat kondisi halaman rumah kami seperti hutan belantara. Rumput yang tumbuh memenuhi sela-sela semen, daun kering, dan tanaman yang ukurannya jumbo-jumbo. Kami memang menitipkan kunci rumah pada tetangga agar bisa tolong menghidup-matikan lampu teras, Alhamdulillah, tetangga kami ternyata juga tolong menyirami tanaman kami.

Subhanallah, keesokannya minggu pagi kami gotong-royong membersihkan halaman, menyiangi rumput, juga menebas sayuran bayam yang tingginya uda sampai dua meter hingga akarnya sedikit mengangkat semen di halaman. Bayam dari benih yang tercecer.


Daun bayamnya yang super lebar saya olah menjadi keripik bayam, setoples besar dan aisyah doyan banget, yummy! Alhamdulillah 😊

Selasa, 03 Februari 2015

arisan... oh, arisan... :'(


Sejak bulan oktober, saya mengikuti arisan online melalui social media facebook. Ini arisan pertama dan satu-satunya yang saya ikuti. Iurannya seratus ribu rupiah, oenarikan sebulan dua kali selama lima bulan. Alasan saya ikut arisan ini, itung-itung menabung mengingat kami cukup sulit quntuk menanbung karena kebutuhan-kebutuhan yang tak terduga.

Dua hari yang lalu, saya bersama suami membawa putri kami ke jogja untuk bertemu dengan keluarga saya yang datang dari Aceh. Saat itu, saya sudah berencana untuk mentransfer uang arisan, namun selalu terkendala dengan kondisi, saat kami mampir istirahat di SPBU, putri kami tidur dan tidak mau digendong ayahnya, jadinya saya tidak bisa ke ATM. Saat tiba di jogja, mungkin karena ini perjalanan pertamanya, maunya nempeeeel terus dengan saya, di luar juga hujan cukup deras membuat kami tidak bisa keluar.

Keesokan harinya (kemarin) adalah hari dimana uang iuran jatuh tempo penyetoran, saya sudah gelisah sejak semalam, harus setor hari ini sekalian jalan pulang balik Jepara. Sebelum pulang, kami diajak ke kebun binatang, sejak jumat hingga minggu saya tidak memegang hp, bermaksud melihat nomor rekening pemegang iuran arisan, sambil jalan saya buka facebook dan share status percakapan dengan suami. Saat akan membalas inbox mbak pemegang iuran arisan, hp-nya mati. Saya bingung, sepanjang jalan-jalann sudah tidak konsentrasi, ditambah lagi dapat telepon melalui hp suami kalau mbak pemegang iuran arisan comment di status facebook saya tadi menagih uang arisan, katanya wa saya ga aktif, di-inbox dan sms tidak dibalas. Saya dan suami benar-benar terkejut. Makin stres saya rasanya ingin menangis... benar-benar tidak menyangka. :'(

Akhirnya comment tersebut dihapus suami karena rasanya kurang baik. Saya benar-benar menyesal telah menulis status sebelum membalas inbox mbak tersebut. Mau hapus, khawatir makin gimana... apalagi bagi yang sudah sempat membaca, nantk dipikir saya memang telah berbuat hal yang disampaikan dalam comment tersebut.

Sepanjang perjalanan, saya kepikiran terus. Sampai jepara sudah tengah malam, saya minta izin suami pagike ATM depan perumahan untuk transfer iuran arisan, ternyata pagi putri kami kurang sehat, entah mungkin kecapekan atau apa saya bingung juga, dia menangis terus minta digendong, tidak bisa ditinggal, mana di rumah signal hp hilang timbul, tiap saya ajak ke teras nangis.... saya tidak bisa menghubungi suami, tidak bisa online, dan lagi suami bilang hari ini mau ke lapangan jadi tidak bisa pulang siang makan di rumah seperti biasa. Saya benar-benar ingin menangis, bingung, stres, entah mau minta tolong dengan siapa.

Sebelum suami ke kantor, saya telah titip pesan untuk tolong mengabari ke mbak pemegang iuran arisan atas keterlambatan saya menyetor, tapi karena pagi sibuk harus ke lapangan, suami telat buka fb.... saat online ternyata mbak tersebut telah kembali mengomentari status facebook saya dua kali menanyakan "masih niat menyetor dan Allah Maha Tahu,Mbak..."

Saya mengetahui hal ini sore saat dijemput suami, akhirnya suami yang membalas komentar mbak tersebut. Saya dan suami sangat malu atas hal ini, imbasnya kemana-mana.

Suami ditanyakan teman kantornya, karena beberapa teman kantor suami adalah mutual friend saya. Keluarga, saudaram beberapa teman semua menanyakan via inbox, sms, dan telepon. Begitu saya keluar dan mendapati signal, banyak whatsapp masuk menanyakan tentang comment mbak pemegang arisan tersebut. Sampai orang tua saya yang di Batam tahu melalui saudara yang menayakan perihal arisan apa yang saya ikuti sampai ditagih sebegitunya di social media. Selama ini kami selalu berusaha merahasiakan apa pun tentang rumah tangga kami pada orang tua, susah senang dijalani berdua. Malu sekali rasanya.

Saya sedih sekali, ketika keluarga suami juga mengetahui melalui saudara yang berteman dengan saya di facebook, you know what... kadang orang terlalu kepo dan menceritakan berita tanpa babibu. Malu, sedih, stres, hubungan yang selama ini rada gimana gitu karena saya HANYA IBU RUMAH TANGGA terkesan semakin kurang mengenakkan. Saya tidak tahu lagi harus ngomong apa.... :'(

Finally, beberapa custumers saya meng-cancel orderan buku yang dipesan setelah (mungkin) membaca comment mbak di status saya tersebut. Saya sedih sekali, karena melalui orderan buku-buku inilah saya memperoleh tambahan rezeki untuk keperluan kami. Ada olshop yang menolak orderan saya setelah (mungkin juga) membaca comment tersebut. Imbasnya kemana-mana.... saya tidak tahu harus berkata apa, harus bagaimana, nangis pun sudah tidak bisa lagi. Kacau rasanya.... :'(

Tadi juga saat belanja di penjual sayur, tetangga yang kebetulan friend di facebook saya menanyakan "mbak sarah ada masalah apa? Kok ribut-ribut di facebook? Gimana ceritanya?" Rasanya malu sekali harus menjelaskan pada ibu-ibu yang ikut belanja kalau kemarin hanya kesalahpahaman, bla... bla... T_T

Teringat pesan orang tua saya dulu saat saya pisah kota untuk bersekolah saat SMP, selalu saya ingat dan pegang "kalau kamu mau berbuat sesuatu pada orang lain, coba pikirkan dahulu bagaimana kalau kamu di posisi orang tersebut, dampaknya, hati-hati dalam bertindak dan melangkah."

Saya dan suami sepakat untuk membayar seluruh uang arisan untuk bulan-bulan berikutnya sampai selesai, jadi selanjutnya saya tidak perlu membayar uang arisan lagi dan hal ini tidak terulang lagi. Benar-benar pelajaran penting bagi kami untuk lebih menahan diri, terutama dalam berkata dan bersikap baik langsung mau pun di social media. Kita tidak tahu bagaimana imbas perkataan kita terhadap diri kita dan atau orang lain. Kami yang sejak awal menikah sepakat untuk membatasi diri dalam interaksi di social media merasa ....

Semoga ada hikmah dalam setiap kejadian, pasti.

Sabtu, 03 Januari 2015

Mesjid bersih hati pun jernih

Masih seputar Semarang, sepulang dari kopdar KPBA di rumah Kak Taro-Lestari sudah memasuki waktu dzuhur, jadilah kami mampir di mesjid terdekat. Lihat kiri-kanan jalan, bertemulah dengan Mesjid Raya Candi Lama di sisi jalan wahidin 109 Semarang.


Memasuki halaman mesjid, saya langsung kagum dengan pengelolaannya. Tampak sekali mesjid ini hidup saat saya membaca papan besar kegiatan rutin, mading yang update info, dan beberapa koran hari ini. Selain itu, baru kali ini saya mendapati mesjid yang memiliki klinik dengan beberapa dokter spesialis, tempat travel, mini market, serta yang paling spesial ada tempat kajian akhwat di lantai dua selain kantor Baitul Mall mesjid.



Saat memasuki tempat wudhu dan toilet, saya senang sekali. Toilet bersih dan harum, begitu pula tempat wudhu. Tak ada genangan air, lumut, atau pekakas yang berserakan. Bersih! Selain itu, ada keran khusus cuci kaki di depan pintu keluar-masuk toilet-tempat wudhu yang terhubung dengan tempat sholat wanita. Ini jarang sekali saya temui. Jadi, kita tidak perlu khawatir ada najis yang tertinggal atau jejak tapak kotor sebelum memasuki lantai mesjid.


mukena juga tergantung rapo, bersih, dan harum.

Saya pribadi, senang sekali setiap mendapati mesjid yang bersih seperti ini. Tidak menimbulkan uneg dan prasangka terhadap pengelola mesjid.
"Kok tempat wudhu-nya lumutan, ya? Kamar mandinya bau."
"Hambal mesjidnya banyak debu, emangnya enggak ada yang bersihin?"
"Mukenanya kotor dan bau banget, untung bawa sendiri, kalau enggak beneran bikin enggak kusyuk saking baunya."
dll, dst...

Astaghfirullah...

Begitulah... apakah mungkin teman-teman merasakan hal yang sama saat mendatangi mesjid yang kurang terurus?
Ah, mesjid bersih itu memang dambaan setiap muslim, selain memberi perasaan lebih nyaman, insya Allah ibadah tenang, hati senang... enggak pakai su'udzon sama pengelola mesjid. Betul... betul... betul?:-)

Kamis, 01 Januari 2015

Kopdar KPBA Semarang, saru!

Membuka awal 2015, keluarga kecil kami mengikuti kopdar KPBA (Komunitas Penulis Bacaan Anak) yang diselenggarakan di Semarang, tepatnya di rumah Kak Taro (Lestari).

Saya enggak menyangka bakal bisa hadir, sempat maju mundur karena kondisi saya yang sedang drop. Mengingat pematerinya adalah Ci Dian K-idola saya (cieee), meski meriang, tenggorokan radang, tetap dibela-belain ikut. πŸ˜€

Bermula beberapa hari yang lalu saya melihat pengumuman tentang pertemuan ini, ingin ikuuuut, apalagi lihat pematerinya, langsung blink-blink ini mata. Semakin berapi-api semangat saya. Kapan lagi? Pasalnya kan beliau domisili di Jawa Timur. Kesempatan emas, nih!

Alhamdulillah, bisa ketemu juga denga Ci Dian dan menyimpan ilmu keren dari beliau. Saking takjubnya, saya sampai enggak ngomong-ngomong (masih berasa mimpi, hihihi, lebay). Belum lagi di sebelah saya ada ibu yang sudah menulis lebih dari 30 buku parenting dan psycotest bersama anak beliau yang juga sedang proses penerbitan novelnya, ada mas sinyoe salah satu master di KPBA, mba dedew penulis anak kos dodol, dilengkapi teman-teman yang lagi mengerjakan proyek buku anak-novel maupun pictbook. Makin mengkeret deh saya. Malu!

Alasan lain yang bikin ngebet banget buat hadir karena ada mba dedew. Duuuh, sejak zaman ngidam sampai Aisyah setahunan belum hilang rasa kepingin pakai bangetnya ketemu mba dedew. Alhamdulillah, kesampaian.

Positifnya ikut acara beginian, selain gratis dan banyak makanan plus ketemu orang-orang beken (eh :-D), dapat ilmu kepenulisan cerita anak yang banyaaaak, terutama acaranya dikemas seperti mengobrol sama teman. So, walaupun banyak master tetap enggak ada pem-bullying-an, semua akrab, ramah, dan menyenangkan. Saru, deh! Santai dan Seru. Semangat jadi terpacu untuk menulis, enggak mau kalah dong. Bismillah, semoga tahun ini bisa ikut melahirkan buku anak. Chaiyo!

Finally, jazakumullah khairul katsiran atas semuanya, bahagiaaaa bisa bertemu kakak-kakak semua. ☺


Selasa, 30 Desember 2014

Ketika suami (tiba-tiba) romantis

Menutup tahun 2014 kami harus melakukan perjalanan ke Semarang untuk suatu keperluan. Jadwal yang ditentukan masih sekitar tiga jam lagi. Ya, kami datang cepat ke tujuan agar bisa melihat-lihat daerah sekitar tempat acara. Banyak sekali penjual kaki lima. Ada yang menjual makanan, balon, boneka, kura-kura, juga bunga segar aneka jenis dan warna, subhanalllah ... indah sekali.

Kami berkeliling sampai kaki pegal, matahari cukup terik, inginnya istirahat tapi tidak ada tempat duduk, mana orang merokok dimana-mana, sungguh mengganggu. window shopping aka melihat-lihat doang ternyata melelahkan juga,ya?

Diantara semua penjaja dagangan, kami paling senang dan lama di tempat penjual kura-kura dan bunga. Saya pribadi, sukaaaa sekali dengan bunga segar dan berwarna-warni. Ada mawar aneka warna, ester, deasy, peacock, dahlia... Subhanallah, indahnyaaa.

Saya mengobrol banyak dengan penjualnya yang ramah. Aisyah bersama ayahnya juga senang melihat-lihat aneka bunga yang ada. Sampai kami hendak pergi, suami (tiba-tiba) romantis menghadiahkan saya se-bouquet dengan mawar tiga warna dilengkapi bunga indah lain.

Reaksi saya?
Malu (hidung kembang-kempis 😁), senang, lucu, heran, merasa ajaib, hihihi, nano-nano-lah. Habisnya, suami saya itu bukan pasangan yang romantis!

Anyway, jazakumullah khair, suamiku... ayah aisyah... mencintaimu karena Allah. Semoga rumah tangga kita barakah, bahagia hingga ke Jannah-Nya. Allahumma Aamiin.

Senin, 29 Desember 2014

Sepasang kura-kura milik Aisyah

Alhamdulillah, Aisyah dihadiahkan sepasang kura-kura oleh Ayah. Kemarin saat kami ke Semarang, ayah melihat penjual kura-kura di trotoar jalan. Senangnya bukan main. Beberapa hari yang lalu, kami melihat kura-kura kecil milik anak teman ayah dan berencana untuk memelihara kura-kura. Ayah, bunda, dan aisyah suka kura-kura.

Namanya kura-kura brazil, keren yah? Kami sih belum tau kenapa, apakah mungkin karena asalnya dari brazil? Kalau iya, jauh banget ya asalnya *_*

Sebelum membeli, bunda bertanya dengan bapak penjualnya seputar kura-kura yang akan kami pelihara. Makanannya, perbedaan jantan dan betina, sebanyak apa airnya, dan lain-lain. Teman-teman mau tahu jawabannya? Perhatikan baik-baik, ya....


Kura-kura jantan memiliki corak yang lebih sedikit dan jarang pada badannya dibandingkan betina yang coraknya lebih banyak dan rapat. Selain itu, warna tempurung kura-kura jantan juga lebih gelap dibandingkan yang betina. Makanan kura-kuranya sama seperti makanan ikan yang bulat-bulat kecil, biasa dijual di toko yang menjual ikan hias. Airnya sedikit saja, agar mereka tetap bisa mendongakkan kepalanya ke atas.

Setiap pagi dan sore, ayah dan aisyah selalu mengganti air di kotaknya. Saat airnya diganti, kura-kura kami letakkan di ember, kemudian mereka akan berenang cepat mengitari ember. Lucu, aisyah senang sekali melihatnya. Semoga kami bisa memelihara sepasang kura-kura ini dengan baik. Allahuma Aamiin.

Sabtu, 27 Desember 2014

Stop membandingkan, Bunda!

Alhamdulillah, sekarang Aisyah sudah berusia 14 bulan. Banyak perkembangannya yang membuat kami-saya dan suami bahagia sekaligus bangga padanya. Kami berusaha menjadi ayah dan bunda yang friendly bagi Aisyah. Namun ternyata, saya masih banyak kekurangan dalam mendampingi tumbuh kembang Aisyah. Saya masih saja ada rasa cemburu saat melihat kelebihan anak lain dan ingin Aisyah bisa. Padahal saya sadar benar, setiap anak ada masanya, ada lebih dan kurangnya. Astaghfirullah, maafkan Bunda ya, Nak... :')

Di perumahan tempat kami tinggal, ada beberapa anak seusia Aisyah. Kami sering bertemu saat jalan pagi, sekedar berpapasan sambil berbagi senyum atau sesekali mengobrol sejenak. Umumnya, obrolan seputar tumbuh kembang anak. Paliiiing sering tentang usia berapa anak mereka sudah bisa berjalan sendiri, mungkin melihat aisyah masih kami tuntun.
"Putra saya ini usia 9 bulan uda bisa jalan sendiri. Ini belum bisa jalan sendiri, toh? (Sambil melihat aisyah)"
"Anak saya hampir 10 bulan uda jalan, cepat banget jalannya (lihat Aisyah juga)"
"Paling lama biasa setahun uda bisa jalan, ya..."
dan lain-lain... Biasalah, kalau orang tua membanggakan kepintaran anaknya.

Tak dipungkiri, hal ini membuat saya sedih. Apalagi kemudian melihat video anak teman yang seusia aisyah uda bisa jalan di saat Aisyah baru bisa berdiri sendiri :'(

"Apakah Aisyah kurang stimulasi? Apakah ada masalah dengan kakinya?" Semua tanya dijawab lega dengan penjelasan dokter bahwa Aisyah baik,sehat, tulang kakinya normal, otot kakinya kuat.

Semua ada masanya. Stop membandingkan, Bunda!

Ya, cukup membandingkan Aisyah dengan anak lainnya. Ini hanya masalah jalan, bila tiba masanya ... Insya Allah, Aisyah pasti bisa berjalan seperti anak lain. Tiba-tiba, saya merasa malu dan menyusup perasaan bersalah karena kurang bersyukur. Bukankah untuk hal lain perkembangan Aisyah sungguh membahagiakan, sungguh memudahkan saya dalam berinteraksi dengannya.

Aisyah yang enggak pernah rewel. Aisyah yang sudah bisa membedakan kanan dan kiri, mengenal anggota tubuhnya. Dengan baik Aisyah bisa menunjukkan mana kaki kanan atau kiri, tangan kanan dan kiri, perut, hidung, telinga, kepala, mulut dan punggung saat kami menanyakannya. Mengetahui beberapa warna seperti purple, green, blue, orange, pink, yellow, red. Biasa saya cukup bertanya "Aisyah, warna blue yang mana?" Maka aisyah akan menunjukkan seprei, baju, atau warna lain yang berwarna biru. Demikian pula dengan warna lain.

Aisyah mengerti saat saya meminta tolong mengambilkan barang padanya. "Aisyah, tolong ambilkan kaus kaki Aisyah, Nak..." dengan sigap, dia akan mengambilkannya untuk saya. Barang lain seperti pakaian, sepatu, minyak kayu putih, dan banyak lagi. Bisa melambaikan tangan dadadadah, salam, tepuk tangan,mengekspresikan wajahnya dengan lucu. Bukankah hal-hal tersebut membuat kami bahagia dan senantiasa tertawa setiap hari?

Teringat saat saya sakit, Aisyah begitu anteng main sendiri tanpa mengganggu saya... seperti kebiasaan kami setiap hari, selesai bermain, semua mainan dirapikan dan dimasukkan di dalam tas, Aisyah melakukan semua kebiasaan itu tanpa mengganggu saya yang sedang tidur (tiduran). Ya, saya memang menanamkan kebiasaan rapi-rapi padanya. Masya Allah ... bahkan saat saya iseng bilang "Aisyah, tolong pijit tangan bunda sayang..." ia akan langsung ambil minyak kayu putih dan meremas-remas kecil tangan saya seperti memijit (meniru yang dilakukan ayahnya). Masya Allah... fabiayyi ala irabbikuma tukadziban... maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?

mainan kesukaan Aisyah, kotak distorsi aneka bentuk, wiregame, dan buku-buku.

Semua yang ada pada Aisyah hingga hari ini bukankah begitu mewarnai hari, jadi stop membandingkan, Bunda!

Alhamdulillah, ketika saya sudah ridha dengan "keterlambatan" Aisyah berjalan... Allahu Akbar, sore hari di hari yang sama Aisyah tiba-tiba berjalan sendiri. Alhamdulillah, Masya Allah, Barakallah... Ana Uhibbuki Fillah, Aisyah Hilmiya Ahmad-putri kesayangan ayah bunda. :-*

Minggu, 07 Desember 2014

Singkong ala Thai

Weleh ... di rumah sedang kebanjiran singkong aka ubi kayu. Alhamdulillah ... tapi kalau digoreng terus bosen, padahal masih ada LIMA KILO lagi. Haduh, gimana dong! Mau bikin kolak kudu keluar modal gede buat pendamping si singkong. Pingin dijadiin kue talam ubi tapi kok rasanya ribet, ya... (halah, padahal malas). Lagipula, bosen juga terlalu sering makan ubi, Pfhh... mana bikin angin keluar terus dan menyebarkan aroma beracun. Finally, jadilah disulap jadi Singkong Ala Thai yang terkenal itu, ternyata enggak cuma harumnya yang bikin laper, tapi rasanya juga benar-benar top markotop!

Resepnya saya ikuti dari sini

Bahan:
- 800 gram singkong, potong-potong sepanjang 5 cm, belah dua, buang serat tengahnya.
- 1 1/2 liter air
- 2 lembar daun pandan, potong sepanjang 5 cm
- 1/2 sendok teh garam
- 200 gram gula pasir
- 1 sendok teh vanili ekstrak

Bahan saus:
- 500 ml santan kental dari 1 butir kelapa
- 1 sendok teh garam
- 2 lembar daun pandan, potong sepanjang 5 cm
- 1 sendok makan tepung maizena larutkan dengan 3 sendok makan santan

noted: saya pakai 5kg singkong, bahan lain hitung timbang sendiri sesuai resep asli di atas.

Cara membuat:
Siapkan panci, masukkan air, rebus hingga air mendidih. Masukkan singkong dan daun pandan, rebus hingga singkong benar-benar empuk, berwarna hampir transparan dan air menyusut. Tambahkan gula pasir, vanila ekstrak dan garam. Rebus hingga gula larut.

Jika air yang digunakan untuk merebus habis sementara singkong belum empuk benar, tambahkan air panas secukupnya dan lanjutkan merebus hingga air hampir habis namun singkong masih terlihat basah. Angkat dan sisihkan.

Membuat vla santan
Siapkan panci kecil, masukkan santan, garam, daun pandan dan larutan tepung maizena. Rebus dengan api kecil sambil diaduk-aduk hingga santan mulai mengeluarkan letupan-letupan kecil dan mengental. Lanjutkan merebus selama 2 menit, aduk-aduk agar santan tidak pecah dan angkat.

Penyajian
Siapkan mangkuk, tata singkong diatasnya dan siram dengan kuah santan. Yummy!


Legaaaa rasanya semua ubi sudah dieksekusi jadi siap makan dan berkesempatan berbagi dengan tetangga, Alhamdulillah ...

Oya, OOT sedikit, buat Pak Menteri ... menurut saya, daripada para PNS dihimbau untuk makan SINGKONG REBUS, bikin perut berangin dan keluar angin beracun, suasana kerja jadi enggak enak dan efek samping lainnya, meski alasannya untuk mensejahterakan petani lokal selain untuk hidup sederhana, lebih baik kan menyajikan kue modifikasi singkong, jangan plek kudu singkong rebus. Hal ini kan juga sekaligus bisa memacu para ibu-ibu untuk berkreatif menciptakan varian makanan dengan bahan utama singkong, syukur-syukur bisa go international.

Rabu, 03 Desember 2014

Dragon Fruit Cake

Sudah beberapa hari Ayah Aisyah request Dragon Fruit Cake, buahnya pun sudah dibelikan. Jadilah malam ini saya mengeksekusinya dibantu Ayah Aisyah. Resepnya sa adapsi dari resep Red Velvet Kukus-nya mba Endang. Beberapa bahan saya skip karena enggak punya dan Aisyah ikutan makan. :-)

Resep aslinya bisa dilihat di sini . Tapi, jangan bandingin hasil fotonya, ya... hihihi. Pastinya, ini resep emang recommended hasilnya benar-benar yummy!

Bahan A:
- 1 buah naga merah
- 250 ml air

Bahan B:
- 4 butir telur ukuran sedang
- 100 gram susu cair
- 25 gram krim kental, bisa menggunakan dairy dan non dairy cream
- 1 buah jeruk lemon, peras airnya

Bahan C:
- 220 gram mentega/butter
- 200 gram margarine
- 200 gram gula pasir
- 1 sendok teh vanila ekstrak

Bahan D (ayak jadi satu):
- 400 gram tepung terigu protein rendah
- 55 gram susu bubuk
- 1 sendok teh baking powder (saya enggak pakai karena Aisyah ikut makan)
- 1/2 sendok teh garam


Cara membuat:
- Siapkan loyang, olesi permukaannya dengan margarine. Taburi bagian sisi-sisi loyang dengan tepung. Alasi bagian dasar loyang dengan kertas baking, olesi permukaan kertas dengan margarine. Potong kertas lebih panjang dibandingkan loyang sehingga ada bagian kertas yang masih keluar dari dalam loyang, sisa kertas sebagai pegangan dan memudahkan kita saat akan mengeluarkan cake dari loyang.

- Siapkan kukusan, beri air yang banyak dan panaskan hingga mendidih. Anda juga bisa memanggangnya di suhu 170'C. Saya membuat dengan keduanya-kukus dan panggang.

- Blender buah naga merah hingga halus, sisihkan.

- Siapkan mangkuk mikser, masukkan mentega, margarine dan gula pasir, kocok dengan kecepatan rendah hingga adonan tercampur baik, kemudian naikkan kecepatan mikser menjadi sedang dan kocok hingga mentega dan margarine berubah warna menjadi putih, mengembang dan pekat. Anda bisa lihat mentega dan margarine yang tadinya padat dan tidak terlalu banyak volumenya, berubah menjadi kembang dan ringan.

- Dalam mangkuk terpisah, masukkan bahan B: telur, 70 gram bubur buah naga, susu cair, air jeruk lemon dan krim kental. Aduk hingga rata.


- Hidupkan mesin mikser, gunakan kecepatan paling rendah. Masukkan larutan telur dan ayakan tepung terigu secara bergantian. Gunakan sendok sayur untuk memasukkannya, sambil adonan terus dikocok hingga tercampur baik.

Warna adonannya cantik banget alami dari buah naga merahnya tanpa tambahan pewarna kue.

- Kukus atau panggang.

Saya membuat versi kukus dan panggang karena adonannya banyak dan agar cepat selesai, hihi, berhubung Aisyah sudah menunjukkan tanda-tanda ingin tidur, jadi saya harus segera menyelesaikan urusan dapur.

Hasil cake yang dipanggang tetap berwarna pink cantik di permukaannya, sedangkan yang kukus berwarna pucat.

Hasil yang dipanggang tetap pink permukaannya.

Hasil yang dikukus warnanya lebih pucat.

Saya pribadi lebih suka yang versi panggang. Rasanya crunch di luar tapi empuk dan lembut di dalam. Sedangkan ayah aisyah suka yang kukus, lebih padat, basah, lembut seperti brownies kukus. Aisyah? Ah, Aisyah mah suka keduanya... Alhamdulillah.

Selamat mengeksekusi! :-)

Sabtu, 29 November 2014

Yuuuk, ke tempat Si Moo!

Di Kudus ada salah satu tempat favorit yang selalu diusahakan mampir kalau lagi ada pinjaman kendaraan jalan-jalan, tempat Si Moo- peternakan susu sapi muria. Aisyah senang main ke sana, melihat sapi perah yang gemuk-gemuk dan tentunya menikmati susu sapi segar dengan aneka pilihan rasa.

salah satu sudut di Peternakan Sapi Muria

Kebetulan, kemarin ada teman kantor Ayah Aisyah melaksanakan resepsi pernikahan di Pati, jadi pulangnya mampir ke tempat si Moo, secara dari Jepara-Pati kan melewati Kudus. Kedatangan kali ini si Moo lagi malas-malasan, Aisyah enggak tau kenapa ... padahal biasanya kalau Aisyah datang si Moo lagi main-main (hihi). Mungkin si Moo belum makan, mungkin juga karena sedang hujan membuat si Moo ingin santai, pinginnya sih main hujan, tapi enggak dijiinin sama Bapak pengawas, nanti Moo flu katanya. =-D

Para Moo di Peternakan Susu Sapi Muria, Kudus.

Selain melihat-lihat si Moo, Aisyah juga suka melihat banyak gambar hasil karya kakak-kakak TK dan SD yang dipajang di dinding dekat kandang peternakan. Bagus-bagus, lho! Sepertinya, peternakan ini juga sering mengadakan lomba menggambar dan mewarnai tingkat TK dan SD. Hasil gambar dan mewarnai terbaik dipajang di dinding peternakan.

Hasil karya lomba menggambar dan mewarnai di Peternakan Sapi Muria, Kudus.

Di sana juga ada menjual ular cobra dan biawak, tapi kami belum pernah melihatnya, hihihi, horor. :-D

Kita juga bisa melihat "isi pabrik" susunya. Waa, ada beberapa wadah besar untuk memanaskan susu. Susu yang disediakan juga ada berbagai rasa, lho... selain original, ada coklat, strawberry, melon, kopi, madu, atau sirup aneka rasa buah.

Melihat Dapur Susu Sapi Muria

Kami biasa membeli yang rasa original seharga Rp. 4000,-/gelas, coklat tawar Rp. 4.200,-/gelas, dan coklat manis Rp. 4.400,-/gelas. Susu aneka rasa itu dihasilkan dari susu sapi murni dicampur bubuk coklat, kopi, madu, aneka buah, atau sirup. Kalau Aisyah sih suka yang original aja. :-)

Hujan membuat aroma di sekitaran tempat kami duduk menjadi lebih "harum" dari biasanya. Maklum, lokasinya dekat kandang si Moo. Akhirnya, kami memutuskan untuk bungkuuus bawa pulang. Waktu berjalan pulang, kami berpapasan sama mobil yang membawa makanan si Moo. Makan yang banyak ya, Moo ... supaya sehat dan kuat!

rumput buat si Moo

Sampai rumah, Aisyah langsung menikmati susu sapi segarnya, Alhamdulillah ... Yummy!

Segelas susu segar original

Standing Party, Trend Masa Kini?

Hari ini, Insya Allah kami akan menghadiri resepsi pernikahan teman kantor Ayah Aisyah di Pati. Acaranya dimulai Pkl.12.00 wib, kami berangkat dari rumah sekitar Pkl.09.00wib pagi, mengingat jarak tempuh Jepara-Pati mungkin sekitar 1,5 jam, belum lagi kami berencana mampir ke Ada swalayan di Kudus sebentar, jadi kami berangkat lebih pagi.

Siap berangkat :-)

Kami tiba di Hotel Pati-tempat resepsi pada waktu yang tepat aka semua makanan masih penuh dan tamu undangan belum terlalu ramai. Selain hidangan utama (nasi dan lauk pauknya), disajikan pula sate kambing, gelantin, soto kerbau, aneka bubur, bakso, nasi gandul khas pati, juga jus jambu, jus melon, dan es kristal, hmmm ... langsung deh mata ini blink..blink, hihihi, niatnya kan emang mau makan siang, kudu nyobain semua ini, uda jauh-jauh datang dari Jepara, hahaha :-D

Sebelum ngomongin makanan yang bikin ngiler itu, mau cerita dulu tentang pengantinnya yang cantik mengenakan pakaian modern ala princess yang bawahnya dipasangin kawat biar tetap bulat mengembang juga hijab pengantin modern tanpa sunting, jadi nggak berat. Sayang enggak sempat fotoin pengantinnya. Nah, jadinya dari masuk semua tamu disambut sama pagar ayu dan pagar bagus yang terdiri dari kerabat kedua mempelai (paman dan tante) sampai ke atas panggung pelaminan, begitu pula turunnya, membentuk letter U terbalik. Di tengah ruangan tempat stand aneka makanan disajikan.

Di sini, saya jadi ingat resepsi pernikahan yang diadakan di Aceh. Kalau di Aceh, umumnya kita datang makan baru saat hendak pulang kita ke pelaminan untuk bersalaman dengan pengantin dan orang tuanya. Kalau di sini, salam dulu baru makan.

Sayangnya, ini adalah standing party. So, enggak ada satu buah bangku-pun yang disediakan. Mau makan nasi ataupun jajanan, ya... semua sambil berdiri. Saya pribadi, merasa tidak nyaman makan sambil berdiri, apalagi makan nasi, rasanya seperti ada perasaan berdosa atau apa gitu yang enggak enak. Semua makanan yang tersaji-pun yang semula terlihat begitu menggiurkan menjadi kehilangan selera bagi saya.

Akhirnya kami keluar aula hotel tempat acara resepsi diselenggarakan sambil membawa jajanan, berharap ada sudut yang bisa dijadikan tempat duduk, tapi nihil. Ujung-ujungnya kami selonjoran di lantai dan tidak makan hidangan utama, cukup menikmati jajanan dan minum sebagai penghilang dahaga. Menyesal? tidak juga, hihihi, terpentingnya kan niat utama kami menunaikan undangan sudah terlaksana. :-)

Saya kembali teringat sekaligus semakin rindu dengan suasana di Aceh. Semewah, se-wow apapun resepsi pernikahan yang diselenggarakan, selalu tersedia kursi bagi tamu undangan untuk makan, meski kursi yang disediakan mencapai ribuan kursi seperti resepsi pernikahan anak tetangga kami dulu. Dimana-pun tempatnya, dari rumah, gedung sosial, BKOW, AAC dayaan dawood, sampai hotel hermes sekalipun, baik yang menyelenggarakan pengusaha, pejabat, sampai orang kaya 7 turunan, belum pernah saya dapati standing party di Aceh, betapa nyamannya suasana perbaikan gizi di Aceh #eh.

Begitulah, saya memang sering melihat standing party melalui televisi, tapi saya kurang tau apakah standing party telah menjadi trend party masa kini?

Berhubung sudah dzuhur, kami memutuskan untuk pulang agar tidak terlalu sore sampai di rumah. Tapi, di tengah jalan hujan deras sekali hingga jarak pandang sepuluh meter tak tampak sama sekali, kami menepi menunggu hujan agak reda. Alhamdulillah, beruntung kami tadi datang dengan menumpang mobil kantor, enggak kebayang bagaimana jika kami mengendarai motor membawa Aisyah dengan hujan sederas itu.

Sampai di Kudus, kami mampir di peternakan sapi untuk membeli susu segar, ceritanya di sini

Memasuki Jepara kami mampir di Taman Kopi membeli lauk makan malam karena saya tidak masak dan kurang makan siang plus tidak sarapan pagi karena awalnya berekspetasi tinggi bakal makan siang banyak di kondangan, hahaha.


Saat sedang menunggu pesanan datang,
"Ayah, tadi masukin amplop-nya dimana? Kok bunda enggak lihat kotaknya"
"Lho? bukannya amplopnya sama bunda? kotaknya kan di samping buku tamu yang kita isi tadi?"
"HAH? Masa sih sama bunda amplopnya?"
Check dompet, amplopnya masih ada... hahaha.
"Ya ampuuuun, jadi tadi kita jauh-jauh ke Pati beneran makan gratis?" *tutup muka


Hihihi, tetap Alhamdulillah .... :-)

Rabu, 19 November 2014

Happy Birthday, Tante Novi .... :-)

Hari ini ada teman kantor ayah yang berilang tahun, namanya tante Novi-mamanya mba Samha. Aisyah pertama kali bertemu mereka saat ke Jogja. Inginnya memberi hadiah, tapi ... apa, ya?

Ting! Semalam bunda mengusulkan untuk bikin cupcake sebagai hadiahnya, jadinya malam bunda buat base cake-nya agar besok pagi bisa dihias.

Pagi ini menjadi salah satu pagi tersibuk bagi kami. Bunda bangun Pkl.04.00 wib menyiapkan bahan untuk menghias cup cake, disusul ayah dan Aisyah saat shalat Shubuh. Ayah membantu bunda membuat kotak untuk cupcake sedangkan Aisyah membantu bunda membersihkan sisa coklat di dalam piring, hihihi.

Nyegir :-D

Untuk Basecake-nya, bunda pakai resep blackforest classic berikut :

Bahan :
7 butir telur ukuran besar
150 gr gula pasir
125 gr tepung terigu
25 gr coklat bubuk
1/2 sdt vanili
75 gr mentega/margarine, cairkan
100 gr Dark Cooking Chocolate, lelehkan (bisa diganti pasta coklat)

caranya :
- Campur terigu dan coklat bubuk, aduk rata, sisihkan.
- Kocok telur dan gula pasir hingga mengembang dan kental, masukkan campuran terigu sambil diayak. Aduk balik hingga rata, masukkan mentega leleh dan coklat, aduk balik lagi hingga rata.
- Tuang adonan dalam loyang yang sudah diberi kertas cupcake dan telah dioles mentega. Oven adonan selama 30 menit dengan suhu 180C hingga matang dinginkan.
- Setelah cupcek dingin, hias.

Hasilnya, taraaaa ... Happy Birthday Tante Novi, barakah usia bahagia dunia akhirat, semoga suka dengan hadiah dari kami :-)

Sabtu, 01 November 2014

Coffee Break Tanggal 33

Huwaaaa, ternyata bulan oktober ini sampai tanggal 33, hihihi... kalau kata status teman "sakitnya tuh di sini ... di dalam dompet" :-D
Begitulah kalau tanggal 1 kena di hari Sabtu, takdir pekerja yang tak bisa dielak :-D

Biasanya tuh, makin kere makin pingin makaaaaan aja bawaannya :-D tapi kan kalau beli mihil, lagipula mending dipakai buat belanja masak lauk. Tapi lagi, mulut ini maunya ngemiiiil mulu (gimana enggak tambah melar, yak! :-D). Finally, berbekal bahan yang ada di rumah, jadilah bunda Aisyah ini bikin Roti Sobek buat coffee break di tanggal 33 ini. Hasilnya, taraaaa .... lembut, enak di rasa enak di kantong, hihihi.


Semalam pakai isinya coklat keju dengan resep berikut :

RESEP DASAR ROTI EMPUK
Sumber: N C C

Bahan:
500gr Tepung terigu Protein Tinggi (ex:Cakra – Bogasari)
100gr Gula Pasir
25gr Susu Bubuk
4 Kuning Telur
11gr Ragi Instant (1 bungkus standar)
3gr Bread Improver
130ml Susu Cair
100ml Air Es
100gr Mentega + Margarine
1 sdt Garam

BahanOlesan :
Susu Evaporasi

VariasiIsi :
Meises, Keju Parut, Abon, Cokelat, DLL

CaraMembuat :
- Campur semua bahan kering, KECUALI garam,aduk rata.
- Masukkan Susu Cair, kuning telur, aduk danuleni sampai rata.
- Masukkan mentega-margarine dan garam,ulenin lagi sampai kalis dan elastis. Istirahatkan adonan selama 15 menit.
- Kempiskan adonan, adonan siap diolah dan dibentuk.
- Potong dan timbang adonan @50gr atau sesuaiselera, bulatkan sempurna. Istirahatkan kembali selama 15 menit, lalu bentukdan beri isian.
- Diamkan kembali selama 30 menit atau sampaimengembang sempurna (final proofing)
- Oles permukaan dengan bahan olesan.
- Panggang dengan suhu 180-200 derajatcelcius selama +/- 20 menit atau hingga matang.
- Angkat. Panas-panas langsung olesin lagi permukaannya dengan mentega.

Hasilnya jadi empat loyang, begadang romantis sama ayah aisyah sampai Pkl.00.00 wib tungguin di roti dipanggang. Mulai nguleni adonan uda hampir Pkl.21.00 wib juga, sih.

loyang terakhir sebelum dipanggang

Walau bergadang sampai loyang terakhir agak gosong karena ngantuk, semua terbayar dengan lahapnya aisyah menikmati roti sobeknya, Alhamdulillah :-)


hihihi, inilah suguhan coffe break weekend tanggal 33, hihihi ... bye-bye sakitnya tuh di sini :-D