Judul : Bekal Menanti Si Buah Hati
Penulis : Yusuf bin Mukhtar As Sidawi
Penerbit : Cv. Media Tarbiyah
Cetakan : Pertama, Februari 2008
Halaman : 76
Banyak hal yang perlu dipelajari dan diketahui oleh kaum muslimin untuk
menjadi bekal bagi mereka agar menjadi ayah atau pun ibu yang sesuai dengan
ajaran Islam. Ada beragam hal, mulai dari mencari pasangan, upaya
mendapatkan anak, tahnik, aqiqah, menyusui, memberi nama, khitan, perkara
pendidikan anak dan seterusnya. Hal- hal tersebut perlu diketahui agar tidak
salah dalam mengasuh anak. Agar tujuan mendapatkan anak yang sholeh atau
sholehah bisa terwujud.
Buku yang ringkas ini, kiranya menjelaskan hal-hal yang perlu diketahui
untuk menjadi bekal bagi mereka yang akan menjadi ayah atau ibu.
Berikut ini saya kutipkan sebagian isi dari buku tersebut dari pasal aturan
pemberian nama di dalam Islam. Yang tentunya dengan meringkasnya.
[ M E M B E R I N A M A ]
---------------------------
Selanjutnya hendaknya diperhatikan adab-adab memberi nama sebagai berikut:
1. Hendaknya memilihkan nama-nama yang baik seperti 'Abdullah dan 'Abdur
Rahman.
Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu'anhuma berkata:
"Rasulullah shallallahlu'alaihi wa sallam bersabda: 'Sesungguhnya
sebaik-baik nama kalian di sisi Allah adalah 'Abdullah dan 'Abdurrahman.'"
(HR. Muslim no. 2132).
Hadits ini menunjukkan keutamaan nama 'Abdullah dan 'Abdur Rahman. Syaikh
Bakr bin 'Abdullah rahimahullah menjelaskan susunan nama yang utama sebagai
berikut:
a. Nama 'Abdullah dan 'Abdur Rahman.
b. Setiap nama yang disandarkan kepada nama Allah seperti 'Abdul 'Aziz,
'Abdul Malik, dan lainnya.
c. Setiap nama para Nabi seperti Adam, Ibrahim, Yusuf, 'Isa, Musa, dan
sebagainya.
d. Setiap nama orang-orang shalih seperti nama pada Shahabat Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam.
2. Hendaknya mewaspadai nama-nama yang dilarang dalam Islam.
Sewajibnya bagi kaum muslimin untuk memperhatikan nama-nama anak mereka
sehingga tidak bertentangan dengan syari'at dan tidak keluar dari kaidah
bahasa Arab. Adapun nama-nama asing hasil impor dari negara kafir, maka ini
merupakan kemaksiatan yang nyata, semisal: Jacklyn, Yuli, Diana, Susan,
Vali, Victoria, Clara, Lara, atau Linda.
Demikian juga harus diwaspadai dari nama-nama yang jelek dan dilarang.
Diantaranya:
a. Setiap nama yang dihambakan kepada selain Allah, seperti: 'Abdur Rasul,
'Abdu 'Ali, 'Abdul Husain, dan juga 'Abdul Muththalib menurut pendapat yang
shahih.
b. Setiap nama orang kafir yang khusus kalangan mereka.
c. Setiap nama dari Nama-Nama Allah seperti ar-Rahman, ar-Rahim, al-Khaliq,
dan lainnya.
d. Setiap nama dari nama-nama patung sesembahan selain Allah seperti Lata,
'Uzza, Nailah, Hubal, dan lainnya.
3. Hendaknya mengubah nama-nama yang jelek dengan nama-nama yang bagus.
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam seringkali menerapkan hal ini dalam
beberapa riwayat seperti Barrah diganti Zainab, Hazn diganti Sahl, Ashiyah
diganti Jamilah, Syihab diganti Hisyam, dan lain sebagainya.
4. Tidak mengapa memberi nama bayi dengan kun-yah.
Kun-yah yaitu nama yang diawali dengan "Abu" jika laki-laki dan "Ummu" jika
perempuan. Hal ini merupakan suatu penghormatan dan kemuliaan.
Dari 'Urwah bahwasannya 'Aisyah radhiyallahu'anha pernah berkata kepada Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah, seluruh istrimu mempunyai
kun-yah selain diriku." Maka Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam
bersabda, "Berkun-yahlah dengan Ummu 'Abdillah." Setelah itu 'Aisyah selalu
dipanggil dengan Ummu 'Abdillah hingga meninggal dunia, padahal dia tidak
mempunyai seorang anak pun. (HR. Ahmad VI/107, 151).
Hadits ini menunjukkan disyari'atkannya kun-yah sekalipun belum punya anak.
Maka hendaknya kaum muslimin menerapkan Sunnah ini baik kaum pria maupun
wanita. Karena hal ini termasuk adab Islam yang tidak ada dalam agama-agama
lainnya, sepengetahuan kami. Sungguh amat disayangkan banyak diantara kaum
muslimin yang melupakan sunnah ini. Amat jarang sekali kita menjumpai orang
yang berkun-yah padahal dia mempunyai banyak anak, apalagi yang belum punya anak!
Hanya saja tidak diperkenankan bagi kaum laki-laki berkun-yah dengan Abul
Qasim,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata:
"Abul Qasim shallallahu'alaihi wa sallam berkata, "Pakailah namaku dan
jangan berkun-yah dengan kun-yahku." (HR. Al Bukhari no. 3539).
---------------
Memberi nama di dalam Islam mempunyai aturan. Inilah yang perlu diketahui
oleh para calon ayah dan para calon ibu. Sudah seharusnya mereka
memperhatikan aturan ini agar tidak salah dalam memberi nama kepada
anak-anaknya.
Bila mereka ingin memberi nama, baiknya mereka mengetahui seluk-beluk nama
tersebut. Misalnya, sudahkah sesuai dengan kaidah bahasa Arab? Atau bila
mereka mengambil nama dari nama tokoh-tokoh di dunia ini, sudahkah mereka
mengenali nama tokoh-tokoh tersebut? Tidak jarang mereka mengambil nama dari para tokoh-tokoh yang mereka kira memperjuangkan Islam, ternyata sebaliknya.
Demikian semoga bermanfaat.
Semoga Allah Jalla wa 'Ala mencintai saya dan teman2 semua. Amiin.
"Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar