Senin, 28 Maret 2011

Ketika Air Mata Jatuh Maka Tak'kan Bisa Aku Berdiri Tegak..

Dua windu lalu,ayah..
Aku pernah mencuri-curi pergi
Untuk menghubungimu karena rasa rindu membuncah dan tekanan perasaan,ayah..
Saat itu,
Aku tak mampu berbicara sepatah katapun padamu,Ayah..
Hanya terisak tersedu tatkala kumendengar suaramu
Suara yang teramat kurindukan..
Suara yang teramat kurindukan..
Suara yang teramat kurindukan..

Saat itu,
dengan lembutnya ayah bertanya,
Mengapa?
Ada apa?
Terdengar jelas nada khawatirmu
Menanyakan hal yang sama berulang-ulang..

Saat itu,
Aku hanya mampu terisak tersedu
Tak apa,ayah..
Tak ada apa-apa,jawabku..

Namun,dirimu tak percaya,Ayah..
Mungkinkah kita merasakan hal yang sama?
Tak hanya sekedar kerinduan yang demikian dalam
Namun dirimu juga merasakan,betapa kesulitannya aku saat itu di ribuan kilometer terpisah jarak olehmu..

Kata bunda,
Dirimu selalu memikirkanku,Ayah..
Begitu khawatir dan mencemaskanku..

Maafkan aku,Ayah..
Sungguh,tak pernah bermasud diri ini membuat ayah susah hati dan pikiran..

Tahun-tahun pun berlalu,
12 tahun sudah terlewati
Kita masih terpisah jarak ribuan kilometer,Ayah..
Kerinduan ini masih sama terasa
Bahkan lebih dalam
Bahkan lebih luas

Namun,ada yang berbeda,Ayah..
Karena sejak hari itu
Aku berusaha untuk tak pernah mengeluh,Ayah..
Sesulit apapun
Serumit apapun
Apapun yang kulalui di spasi ribuan kilometer darimu

Mencoba untuk tak pernah menangis,Ayah..
Sesulit apapun
Serumit apapun
Karena yang aku tahu,
Ketika air mata menetes tak'kan bisa aku berdiri tegak..

Kupastikan semua akan baik-baik saja,Ayah..
Tak pernah ingin membuatmu susah hati dan pikiran untuk kedua kalinya,Ayah..

Maafkan,ayah..
Hingga di usiaku kini
Belum dapat membuatmu bangga
Belum mampu membahagiakanmu
Belum memenuhi harapmu
Meski tak pernah ada satu tuntutanpun darimu
Namun cukup membuatku malu hati
Maafkan aku,Ayah..
Maaf..
='(

Tidak ada komentar: