Selasa, 08 Maret 2011

Hhhhhhhhhhh............

Sengaja bangun tiga jam lebih pagi karena hendak mengerjakan tulisan yang dikejar deadline. Mood jelas menentukan sekali, karena butuh konsentrasi untuk mengerjakan tulisan yang cukup membuat pusing ini dengan banyaknya literatur yang harus dibaca.



Tiba-tiba, Pkl.10.23.07wib Ponsel saya berbunyi..



Nomor?



mungkin adik-adik..(selama ini masihlah melayani untuk menghormati)



Tapi ternyata...



Terjadilah perbincangan yang membuat mood saya benar-benar drop di titik terendah..selama pembicaraan saya tahan-tahan agar intonasi suara saya stabil, jangan sampai mengeluarkan ketidaksukaan pada orang yang belum saya kenal dan hanya "DITITIPIN AMANAH" untuk menelepon saya.



Akhirnya empat menit setelahnya, saya menelepon balik untuk menjelaskan beberapa hal yang kiranya dapat memudahkan beliau, menyampaikan posisi-posisi barang tertentu, arsip tempat daftar nomor telepon, dan lain-lain.



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

saya yang masih sangat awam ini hanya berusaha memahami satu hal,

"jangan memperlakukan sesuatu yang kamu tidak suka jika orang lain memperlakukan hal serupa atasmu."



saya yang masih miskin ilmu ini sedang mencoba menyelami nasehat Imam Syafi'i sejak awal pertama saya membaca riwayat ini,

"BARANGSIAPA MENASEHATI SAUDARANYA SECARA RAHASIA MAKA DIA TELAH MENASEHATI DAN MENGHIASINYA, NAMUN BARANGSIAPA YANG MENASEHATINYA SECARA TERBUKA MAKA DIA TELAH MEMPERMALUKANNYA DAN MEMBURUKKANNYA."



saya sadar dan mencoba untuk melihat betul2 ke kaca, siapa sebenarnya orang yg ada didepan saya ketika saya bercermin, bahwasanya masih byak perbuatan saya yang membuat orang malas berinteraksi dengan saya,

mungkin semua orang di dunia ini telah berlapang dada dan memaafkan segala perbuatan saya, dan saya mencoba

untuk tidak merasa apapun itu bukan cuma soal diri saya sendiri,mencoba untuk tidak melihat dan menilai dari satu arah,yaitu arah saya saja, tapi mencoba untuk melihat dari arah orang2 disekitar saya juga..



oleh karena itu, kerapkali saya menjadi tidak berani menyalahkan orang lain lagi jika ada sesuatu meski sangat tidak menyenangkannya bagi saya..



hhh...

telah sebulan berlalu, dan sebelum menerima telepon pagi tadi, masih memiliki niat yang sama



Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan persaudaraan” (Muttafaq 'Alaih).



Dan jangan sampai kita memutuskan tali silaturahmi hanya karena pekerjaan dan jabatan. Silaturrahmi lebih tinggi nilainya dari itu semua. “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan (silaturahim) ? (QS. Muhammad: 22).



---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

saat ini yang saya rasakan, saya sangat ingin menangis karena luapan emosi yang tidak dapat saya keluarkan.

mengapa harus mengusik saya disaat-saat saya benar-benar butuh ketenangan dan konsentrasi?

ketika saya harus benar-benar fokus menghadapi hal paling penting dalam hidup saya saat ini.

bagaimana saya harus menyampaikan betapa tidak sukanya saya, betapa tidak nyamannya saya, sama seperti tidak sukanya saudara ketika saya menjiplak mentah sikap serupa. saya pun merasakan kekesalan yang sama. malu yang sama. marah yang sama.



Tapi mengapa saya yang tidak punya hak untuk menyatakan bahwa sayapun malu, kesal dan marah jika disikapi demikian?



---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

bukan saya tidak ingin merajut kembali sesuatu yang pernah sangat baik sekali terjalin, sangat ingin sekali..sangat ingin sekali. bahkan dua hari setelah hari itu keinginan begitu kuat untuk menghampiri, mencoba menekan sedalam mungkin ego saya untuk memulai,karena saya sadar betul ada andil kesalahan saya didalamnya. Tapi kembali terulang hingga emosi saya pun kembali menjadi tak keruan. Astaghfirullah..ternyata saya masih begitu egois dengan perasaan saya.



---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

terkadang saya pun benci pada diri saya sendiri ketika harus memiliki sifat egois, sementara saya mengetahui benar itu tidak baik untuk saya dan tidak disukai orang lain.



----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar: