Selasa, 01 Maret 2011

'Jalan-jalan'...(sesi belajar #2)

Shopping..
Sa kurang suka jalan-jalan ke tempat-tempat perbelanjaan dan termasuk sangat jarang main-main ke tempat perbelanjaan,biasa jika hendak ke pasar semua barang-barang yang akan dibeli dicatat di rumah,dan di pasar setelah semua barang-barang dalam daftar belanjaan terpenuhi,langsung pulang.

Bukan apa-apa,
selain khawatir tergoda karena lapar mata atas sesuatu yang sebenarnya tidak butuh dibeli yang berarti juga pengeluaran ekstra,biasa kalau terlalu lama mutar-mutar di pasar,sampai rumah lemas,padahal masih harus masak atau mengerjakan hal lain di rumah.

Ada hal menarik ketika menemani teman shopping,
awalnya kita mutar-mutar di lantai satu gedung baru pasar aceh yang terlihat tak begitu besar namun ternyata banyak sekali biliknya. Dari toko pakaian,jilbab,tas,sepatu,mukena,aksesoris perempuan,sampai buku. Yang menurut sa,barangnya bagus-bagus dan harganya standart,beberapa toko bahkan membuka harga yang murah.

Tapi,penilaian orang tentu berbeda. Bagus dalam penilaian kita belum tentu bagus dalam penilaian orang lain. Demikian pula ketika berbelanja ini,bagus menurut sa belum tentu bagus di pandangan teman sa.

Sampai teler mutar-mutar di lantai 1,keluar masuk hampir semua toko,belum ada satu barangpun yang nyantol di minat beliau. (_ _!)

Akhirnya kita naik ke lantai 2.
Nah,disini teman sa terlihat lebih antusias.

Di toko ketiga yang kami masuki,beliau membeli sebuah tas. Tahukah harganya berapa?
Rp.1.500.000,-
Nominal fantastis bagi sa untuk harga sebuah tas tangan 'biasa'

Teringat ransel laptop yang sa beli dua tahun silam,harga dua ratus ribuan butuh waktu beberapa hari untuk menimbang-nimbang sebelum memutuskan kembali ke toko tersebut untuk membelinya.

Melirik satu-satunya tas selempang yang sa miliki ini,diperoleh dengan harga tak lebih dari Rp.70.000,- itupun setelah perang otot saraf dengan penjualnya alias menawar dengan ulet,gigih,dan penuh perjuangan..=D

Kita juga mampir ke toko sepatu,dan sepasang sepatupun menjadi pilihannya,seharga Rp.350.000,-

Pasti itu sepatu dengan kualitas yang baik,permukaannya lembut,dan indah di pakai oleh pemiliknya.
Menoleh ke kaki sendiri,memandang sandal semi sepatu warna putih satu-satunya yang sa miliki,dibeli dengan harga Rp.15.000,- dan masih sangat nyaman dikenakan kemanapun sa pergi dalam setahun terakhir ini..

Juga membeli kalung aksesoris seharga Rp.150.000,-
Modelnya bagus-bagus,tapi sa tak mungkin ikut-ikutan membeli,selain harganya yang tak terjangkau untuk sa jika digunakan hanya untuk sebuah aksesoris pemanis pakaian,juga tak cocok sa jika sa yang mengenakan,percuma..tidak akan kelihatan karena tertutup jilbab..=D

Begitu pula ketika ke toko pakaian..sa pun mematut diri dalam cermin besar di salah satu toko pakaian yang kami masuki. Dari jilbab hingga sandal yang sa kenakan tak sampai seharga sepatu yang baru beliau beli. Memandang teman sa,hmm..yang dikenakannya bernilai jutaan rupiah.

Untung hari sudah menjelang maghrib hingga bisa memutuskan untuk segera beranjak pulang.

Setiba di rumah,
istirahat sejenak kemudian menyetrika pakaian.

Ketika menyusun pakaian di lemari,teringat kata-kata ayah..lelaki yang teramat sa cintai,
'Jika ingin membeli baju baru,infaq kan dulu baju yang lama'

Ya,kami baru akan memperoleh baju baru setelah berbagi baju yang lama pada yang lain,ntah karena telah kekecilan atau tak layak pakai lagi..bunda juga selalu mengajarkan kami cara merawat pakaian agar tetap awet..=)

Terlihat di susunan lemari masih ada beberapa pakaian yang dimiliki sejak SMA dan masih kerap sa kenakan hingga sekarang..=)


Hakikah wanita menginginkan sesuatu yang sifatnya membuat ia terlihat lebih indah dan menarik..namun jika 'berlebihan' tentu menjadi tidak baik meskipun berhasil membuat menarik.

Bukankah lebih bijak jika nominal yang tak sedikit tersebut digunakan untuk investasi yang lebih bermanfaat. Daripada menghabiskan uang orang tua,suami,atau tabungan sendiri..

Bukankah lebih bermanfaat jika digunakan untuk membeli yang lebih berharga,yang bisa dijadikan tabungan,dan sewaktu-waktu ketika kita butuh,bisa kita gunakan.
Karena bukankah kita ga pernah tahu yang terjadi ke depan? Meski saat ini kita ada,belum tentu akan tetap stabil dalam kondisi selalu ada. Mungkin ada masanya kita butuh dana untuk keperluan penting dan mendesak. Apalagi dalam jumlah yang tak sedikit misalnya. Jika saat ini kita menggunakan yang ada untuk hal-hal yang tak terlalu dibutuhkan,suatu saat ketika menghadapi situasi mendesak tersebut,barang-barang tersebut khan tidak dapat membantu..karena nilainya terus turun seiring waktu,mungkin hanya segelintir pula peminatnya.

Kembali ke masing-masing pribadi beserta alasannya sendiri. Termasuk beliau,meski hanya ibu rumah tangga,tapi menurut beliau tak salah berpenampilan terbaik mengingat suami beliau merupakan pegawai di salah satu instansi bergengsi di negeri ini. Sah-sah saja katanya.

Masing-masing punya pemikiran berbeda,bukan? =)
Belanja boleh saja,tak ada yang salah dengan kegiatan satu ini. Tapi,menjadi pelajaran berarti bagi sa.. Semoga nanti,bisa menyenangkan suami dengan cara yang lebih indah. Menjaga amanahnya,dapat mengelola hasil kerja kerasnya dengan bijak untuk keluarga kami nanti,untuk masa depan anak-anak kami. Amin..



Monday, February 28, 2011 at 2:50am

Tidak ada komentar: