Rabu, 16 Maret 2011

alasan atawa beralasan

Tahukah Anda bahwa alasan memiliki kekuatan? Kekuatan alasan itu bisa
merusak dan juga bisa membangun. Sekarang tinggal Anda pilih, mau
mengunakan alasan sebagai alat perusak atau alat pembangun. Orang
sukses menggunakan alasan sebagai kekuatan yang membangun. Sementara
orang gagal menjadikan alasan sebagai kekuatan yang merusak.

Bagaimana caranya agar alasan menjadi kekuatan yang membangun?

Cobalah sedikit memberikan perhatiaan saat orang lain menggunakan
alasan. Kebanyakan orang menggunakan alasan untuk menutupi kesalahan
atau untuk mempertahankan status quo-nya.

“Saya terlambat karena….”
“Saya gagal karena…”
“Saya tidak bisa bisnis karena…”

Polanya sederhana, jika diawali dengan kata negatif, maka alasan akan
menjadi kekuatan yang merusak. Mulai sekarang, jangan atau setidaknya
kurangi pola kalimat seperti ini dalam kehidupan Anda.

“Tapi alasan saya benar.”

Tanpa sadar, baru saja Anda mengeluarkan alasan yang merusak lagi.
Silahkan Anda mau beranggapan benar atau tidak. Namun tetap saja tidak
akan memberdayakan diri Anda. Akan lebih baik, Anda memilih
alasan-alasan yang membangun.

Caranya mudah, balikan saja pola kalimatnya. Jika alasan mengikuti
kalimat negatif menjadi alasan merusak, maka alasan yang mengikuti
kalimat positif akan menjadi kalimat yang membangun.

“Saya harus bisnis karena…”
“Saya memilih gembira karena…”
“Saya memilih memberi karena…”

Anda otomatis akan mengisi titik-titik pada kalimat tersebut dengan
sebuah alasan yang positif dan akan memberdayakan hidup Anda. Semakin
kuat alasan yang Anda berikan, akan semakin kuat motivasi yang
dihasilkan oleh alasan Anda. Alasan adalah sumber motivasi.

Bagaimana agar alasan memberikan kekuatan yang besar?

1. Jadikan pekerjaan Anda sebagai ibadah. Jika pekerjaan Anda sebagai
ibadah, meskipun gagal, kita akan tetap mendapatkan pahala selama kita
ikhlas. Jadi niatkan untuk beribadah dengan ikhlas.
2. Jadikan pekerjaan sebagai salah satu langkah Anda untuk melakukan
misi hidup dan mencapai visi Anda.
3. Jadikan pekerjaan sebagai salah satu bentuk kontribusi Anda kepada sesama.

Jika setiap pekerjaan setidaknya mengandung ketiga alasan ini, maka
pekerjaan ini akan kita lakukan dengan penuh semangat sebab alasan
yang Anda buat akan memberdayakan.

Orang boleh beralasan untuk tidak memakai helm saat mengendarai sepeda
motor. Apakah alasan itu melindungi dia dari kecelakaan? Anda juga
bisa membuat alasan mengapa harus memakai helm. Keduanya ada pada
kendali Anda. Anda bisa memilih dan Anda bisa menentukan. Jika Anda
mengatakan tidak bisa, yah karena Anda masih punya alasan yang
merusak.

Orang sukses juga mempunyai kekurangan.

Tapi mengapa ia sukses ? Karena tak berhenti pada kekurangannya.

Tidak ada komentar: