Selasa, 01 Maret 2011

Bahagia ini karena cinta..=')

Pkl.07.00wib
Ringtone hp berdering nyaring,
-eh,tumben ada yang menelepon pagi-pagi begini,pikirku..
Kulayangkan pandangan ke layar lebar monitor hp terlihat foto beserta nama penelepon,
-P'novri? Pasti Puput nieh..

'Hallo,Assalamu'alaykum..'
-Wa'alaykumussalam..hai,sa..lagi apa?
'hehehe,masih di rumah,put..baru selesai sarapan,ada apa say? Ada yang bisa dibantu?'
-Ga ada,sa..aku pingin ketemu,uda lama ga jumpa,rencana mau ke tempat sa..
'iya,uda lama x ga ketemu ya..insya Allah nanti siang sa aja yang main ke tempat puput ya..sekalian nanti pulang dari tempat puput,sa jemput cha2 pulang sekolah'
-Oke de neng, aku tunggu ya..Assalamu'alaykum..
'Insya Allah,Put..Wa'alaykumussalam..'


Siangnya,
Rumah Puput..

Hai, lagi apa say?
"aku lagi masak sa..hayuk masuk..bantuin aku masak.."
hayuuk..hayuuk..kangen euy, uda lama banget ga masak bareng..
"iya.."


*Mengingat Love story Sa dan Puput..tak ada satu keping episodepun yang luput dari ingatan..karena, hingga hari ini, malam ini,jam dan menit serta detik ini, aaku tak pernah berhenti menyayanginya..dan cinta yang terus terbangun indah seiring masa..=D

..............
2006
Pertama kali aku bertemu dengannya pada salah satu acara sebuah yayasan social yang baru aku kenal..yaa..aku baru menginjak minggu bergabung di yayasan social ini..aku pikir, mungkin dapat membuat aku punya sedikit kegiatan di kota ini..tidak selalu seputaran rumah dan kampus.


Lumayan menyenangkan, orang-orang di dalamnya benar-benar ramah dan merangkul erat system komunikasi kekeluargaan.. kegiatannya juga banyak. Aku sering diajak baksos (bakti social) ke daerah-daerah terpencil, menyenangkan sekali..dan yang paling menyenangkan, kegiatannya banyak berhubungan dengan anak-anak dan lansia..Subhanallah, membuat aku sangat betah dan tidak sabaran untuk sering-sering berkunjung ke “markas”


Aku bukan orang yang terlalu suka berbicara dengan banyak orang seusiaku, rasanya tidak nyaman saja.. menurutku, bergaul akrab dengan anak seusiaku hanya akan membawa masalah, lagipula aku bukan type orang yang mudah percaya dan terbuka pada orang lain.


Tiit…tiit…


Suara SMS dari ponselku.. siapa ya sms malam-malam begini.


“Ikuti Lomba Masak di Wisma Mandiri, Hari Minggu besok Pkl.14.00wib.”


Pasti yang ikut hanya amil dan mentor, Pikirku.


sudah beberapa kali aku ditawarkan untuk menjadi mentor anak asuh, tapi perasaan enggan masih mendominasi pikiranku, bukan anak-anaknya, tapi para mentor itu, apa bisa aku nanti berbaur dengan mereka. Lebih baik menghindari melakukan hal menyenangkan namun berada di tempat yang tidak membuat aku nyaman,Pikirku saat itu.


Keesokan siangnya,


“sa, datang ya..kurang peserta nih lomba memasaknya..kami tunggu”


SMS dari nomor yang belum tersimpan dalam memory ponselku, mungkin dari salah satu teman panitia lomba dari yayasan tersebut, begitu pikirku.


Daripada tidur-tiduran tidak bermanfaat, mungkin lebih baik aku datang saja..belum terlalu terlambat juga.


Sampai di Wisma Mandiri, ramai sekali. Nyaris seluruh peserta tak kukenali namanya.. rasanya ingin pulang saja. Tapi kuurungkan, karena wajah-wajah ramah itu menarikku untuk masuk.


Semenit, dua menit,lima menit, sepuluh menit hingga setengah jam berlalu aku masih bungkam tak tahu harus bicara apa, menjawab sekedar apa yang ditanyakan kepadaku. Hingga tiba- tiba dia menghampiriku.. bertanya ini dan itu, mengajak aktif berbicara padaku, meminta tolong mengambilkan ini dan itu..dan, dengan sopannya tanpa bertanya padaku mencantumkan namaku sebagai salah satu peserta lomba memasak itu. Huffh…


Satu kelompok terdiri dari tiga orang, awalnya aku hanya memperhatikan kedua rekanku bekerja sambil membantu mengupas bahan-bahan yang ada. Lalu, salah seorang rekanku memintaku mencicipi,


Glek!!


(Maaf)


Rasanya ga karuan banget..!!


“Boleh sa bantu?”


Masukin kecap, tambah garam, sedikit lada, sedikit ini itu..aduk-aduk..


Iris-iris..hias..hias..(ala kadarnya)


Teng!!


Waktu Habis


Yang jadi juri, BM kami waktu itu beserta istri..


Awalnya aku cuek aja, sampai diumumkan kalau masakan kelompok kami yang jadi juara pertama.


Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaa………….Surprise….


Penampilan boleh bersahaja, tapi rasanya yang paling enak, puji Para Juri.


Lalu makan-makan, ternyata mereka menyenangkan, batinku.


Sejak hari itu, aku jadi tambah sering ikut banyak kegiatan, kami rihlah ke sumber air panas, naik motor boat nelayan desa binaan yayasan tersebut, dan aku semakin dekat dengan seseorang, lebih tepatnya, aku hanya lumayan berbicara pada satu orang ini. Padahal, dia hanya setahun lebih tua dari aku.


Aku jadi sering main ke Wisma Mandiri tempat ia tinggal, menyenangkan, disana bisa memasak apa saja, bukan apa-apa, karena Wisma Mandiri itu juga Cake House, pusat Industry Rumah Tangga untuk pemberdayaan ibu-ibu desa binaan yayasan tersebut. Awalnya aku Cuma berbicara dengan ibu-ibu yang ada,tapi lama-lama jadi banyak berbicara juga dengannya.


Ketika acara Camping dengan anak asuh yayasan tersebut selama tiga hari..aku jadi tambah akrab dengannya, aku jadi mulai banyak berbicara padanya, dan akupun mulai nyaman berada di tengah teman-teman yang bekerja di yayasan tersebut, menjadi sangat akrab satu sama lain, aku mulai bisa bercanda dan tertawa dengan mereka, dan akupun menjadi sangat menyayangi mereka.


Banyak hal yang kami lalui, dan aku menjadi semakin sangat akrab padanya, aku nyaris selalu seharian bersamanya, ikut bekerja bersamanya, aku belajar banyak bagaimana berkomunikasi dengan banyak orang, aktif memancing pembicaraan, bagaimana menarik topic yang dapat menarik lawan bicara kita tertarik berbicara pada kita, sikap berhadapan dengan berbagai jenjang usia, dan akupun jadi banyak menceritakan banyak hal padanya, suka duka, masalah, senang, apapun yang aku rasa dan alami, ternyata memiliki teman berbagi itu menyenangkan juga. Tak terasa tiga tahun berlalu, rasanya aku bergantung padanya, setiap hal aku selalu mencarinya untuk berbagi, aku suka cerita padanya, karena dia cerdas, dia penggila buku, dia realistis, dia dewasa, aku merasa apapun yang aku ceritakan, aman padanya, dan aku bukan hnya mendapatkan seorang pendengar yang baik namun juga selalu menemukan solusi.


Hingga dalam kondisi paling burukpun, dia bisa membuat aku yakin, semua akan berjalan baik-baik saja, dan aku pasti bisa melaluinya dengan kuat. Dan, Alhamdulillah..aku bisa menjalani banyak hal dengan dukungannya. Dia membuat aku percaya kalau dia selalu mempercayai aku dan aku dapat mempercayainya dengan sebenar-benar kepercayaan. Aku sangat sayang sekali padanya. Rasanya, aku selalu ingin mengutamakan kebahagiaannya.


Tiga tahun..

Ya, tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk membangun sebuah jalinan bernama friendship. Kami juga sering berbeda pendapat. Marahan. Tak mau mengalah. Merasa pendapat dan pikiran sendiri yang paling benar. Tapi, satu hal yang selalu kami coba lakukan dalam tindihan prasangka dan pikiran kami masing-masing, Tabayyun. Siapapun yang “memulai”, maka ia harus bersedia menurunkan ego untuk memulai bertanya, memulai mengklarifikasi. Sampaikan apa yang mengganjal. Apa yang tidak berkenan. Sampaikan semua prasangka dan pikiran yang mengganggu.


Meski aku yang selalu menangis karena tak pernah bisa menyampaikan apa yang sebenarnya dengan jelas secara langsung, kenyataannya dia memang lebih realistis dalam menyusun kata. Tp Alhamdulillah, selalu berakhir dengan pelukan bahwa kami saling menyayangi karena Allah.

di hari libur, kami ke Pasar belanja bersama, memasak bersama, dia mencuci dan aku yang menyetrika (sampai terpikir untuk membuka usaha loundry..=D). Ya,kami melakukan hampir semua hal bersama. Dari mencuci, menyetrika, cuci piring, memasak, menjahit, menyulam..semua dikerjakan bersama.. jika aku dapat orderan menjahit dan kewalahan, dia yaang bantuin. merencanakan motif-motif sulaman yang cocok. Berbagi tips ketika di dapur. Menghafal dan saling menyimak hafalan. berlomba-lomba, saling memotivasi dan mengingatkan untuk tetap menjaga semangat menambah daan menjaga hafalan masing-masing. sholat bersama. tilawah bersama usai shalat. bergantian berbagi taujih. Tidur digelaran tikar yang sama. di lantai yang sama. bantal yang sama. Kemana-manaa selalu berboncengan berdua. Dan banyak hal..sungguh sangat menyenangkan sekali..=D


Dia adalah Puput. sahabat dan saudari yang karena Allah kucintai sedalam jiwa, seteguh raga, membangunnya menjadi terus kokoh, indah, dan terpancang dalam kebaikan,Insya Allah.

Kami berbicara tentang pernikahan, anak-anak..aah, impian semua orang.
Yang paling teringat adalah..
"Semoga aku dapat suami yang dapat menerima kelucuan aku"
dan terurailah tawa kami saat itu..=D


Hingga akhirnya Puput menikah..

saat itu, sedih sekaligus bahagia..

sedih, karena akan "berpisah" dari Puput.. namun bahagia jauh lebih mendominasi, karena aku tahu, pernikahan barakahnya adalah binar bahagia dalam keridhaan Allah..=')




Hari ini,
melepas rindu, bercerita banyak hal..
menceritakan hari-hariku hari-hari Puput..
benar-benar merindukan saat-saat seperti hari ini..
air mataku nyaris tumpah karena kerinduan yang membuncah..


aku menyimaknya bercerita tentang hari-harinya bersama suami, tentang awal-awal ia merasa hamil, tentang kehamilannya, aktivitas calon bayinya, banyak..bahkan ketika mengetik ini aku serasa ingin menangis..*apa sih? =D


aku selalu menyukaimu,Put..from the bottom of my heart I Love You just the way you are because of Allah, semoga Allah senantiasa memberimu kesehatan saudariku..memudahkan persalinanmu, dan menjadikan keturunanmu menjadi generasi-generasi Qur'ani yang cerdas serta sukses di zaman mereka nanti. semoga Allah menjadikan kita sahabat, tak hanya disini, namun hingga di JannahNYA kelak. Amin Allahumma Amin.



*
semoga kelak, Allah memperkenankan sa dapat menikmati hari-hari seperti Put, terus belajar dalam hari-hari dalam bingkai rumah tangga. menjadi seorang istri, menantu,ipar,dan menjadi seorang ibu..hmm.."gelar" paling indah bagi seorang perempuan. saat ini,aku belajar dulu dari Puput, mendalami ilmu bagaimana menjadi seorang istri, menantu,ipar,dan menjadi seorang ibu..I love You,Puuuuuuuut...^^

Tidak ada komentar: