Bila pada suatu tempat di badan kita terdapat pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, maka akan terjadi suatu benjolan atau Tumor. Tumor ini dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor yang ganas inilah yang disebut dengan Kanker. Tumor Ganas mempunyai sifat yang khas, yaitu dapat menyebar luas ke bagian lain di seluruh tubuh untuk berkembang menjadi Tumor yang baru. Penyebaran ini disebut Metastase. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat.
Terdapat kurang lebih 130 jenis penyakit Kanker, yang mempengaruhi kondisi tubuh kita dengan berbagai macam cara dan membutuhkan penanganan yang berbeda-beda. Tetapi semua jenis Kanker itu memiliki kesamaan: terdiri atas sel-sel yang membelah dengan cepat dan tumbuh tak terkontrol. Fungsi utama obat-obat Kemoterapi (Ing. Chemotherapy) adalah mengenali dan menghancurkan sel-sel seperti ini.
Kemoterapi telah digunakan sejak tahun 1950-an. Biasa diberikan sebelum atau sesudah pembedahan. Tujuannya adalah membasmi seluruh sel-sel Kanker sampai ke akar-akarnya, sampai ke lokasi yang tidak terjangkau pisau bedah. Paling tidak untuk mengontrol sel-sel Kanker agar tidak menyebar lebih luas. Pengobatan Kanker tergantung pada jenis atau tipe Kanker yang diderita dan dari mana asal Kanker tersebut. Umur, kondisi kesehatan umum pasien serta system pengobatan juga mempengaruhi proses pengobatan kanker. Pada kasus Kanker Pengobatan utama adalah melalui:
1. Pembedahan atau Operasi
2. Kemoterapi atau dengan cara pemberian Obat-obatan
3. Radioterapi atau Penggunaan Sinar Radiasi
Pada kenyataannya Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan di atas, misalnya Pembedahan yang diikuti oleh Kemoterapi atau Radioterapi, bahkan kadang pengobatan digunakan dengan 3 kombinasi (Pembedahan, Kemotarapi dan Radioterapi). Pada dasarnya Tujuan utama dari Pembedahan adalah mengangkat Kanker secara keseluruhan karena Kanker hanya dapat sembuh apabila belum menjalar ketempat lain. Sedangkan Kemoterapi dan Riadiasi tidak bukan dan tidak lain bertujuan untuk membunuh sel-sel Kanker atau menghentikan pertumbuhan sel-sel Kanker yang masih tertinggal.
Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel Kanker. Banyak obat yang digunakan dalam Kemoterapi.
Manfaat Kemoterapi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis Kemoterapi atau
beberapa jenis Kemoterapi.
2. Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan Kanker agar tidak
bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
3. Mengurangi Gejala
Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan Kanker, maka Kemoterapi yang diberikan
bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita, seperti meringankan rasa
sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran Kanker pada daerah yang
diserang.
Kemoterapi dapat diberikan dengan cara Infus, Suntikan langsung (pada otot, bawah kulit, rongga tubuh) dan cara Diminum (tablet/kapsul).
- Dalam bentuk tablet atau kapsul yang harus diminum beberapa kali sehari. Keuntungan
kemoterapi oral semacam ini adalah: bisa dilakukan di rumah.
- Dalam bentuk suntikan atau injeksi. Bisa dilakukan di ruang praktek dokter, rumah sakit,
klinik, bahkan di rumah.
- Dalam bentuk infus. Dilakukan di rumah sakit, klinik, atau di rumah (oleh paramedis yang
terlatih).
Tergantung jenisnya, Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa seri penderita harus menjalani Kemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker penderita. Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah efek sampingnya. Ada orang yang sama sekali tidak merasakan adanya efek samping Kemoterapi. Ada yang mengalami efek samping ringan. Tetapi ada juga yang sangat menderita karenanya. Ada-tidak atau berat-ringannya efek samping kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh Anda, kondisi psikis Anda, dan sebagainya. Efek samping Kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Karena itu efek samping kemoterapi muncul pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya membelah dengan cepat. Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah antara lain:
1. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung
menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung terus hingga akhir pengobatan.
2. Mual dan Muntah
Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada
beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan
obat anti mual yang diberikan sebelum,selama, atau sesudah pengobatan Kemoterapi. Mual
muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.
3. Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai
dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.
Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk
mengganti cairan yang hilang.
Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila memungkinkan
4. Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau infeksi.
Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi
5. Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah
kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat
terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
6. Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki
serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
7. Efek Pada Darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang merupakan
pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling sering adalah
penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan
tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel
darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan:
A. Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit adalah sel darah yang
berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan
jumlah leokosit.
B. Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah
trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.
C. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb
(hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah seorang
menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.
8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari.
Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.
9. Produksi Hormon
menurunkan nafsu seks dan kesuburan
Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda!
Reaksi tiap orang pada tiap siklus juga berbeda!
Tetapi Anda tidak perlu takut. Bersamaan dengan kemoterapi, biasanya dokter memberikan juga obat-obat untuk menekan efek sampingnya seminimal mungkin. Lagi pula semua efek samping itu bersifat sementara. Begitu kemoterapi dihentikan, kondisi Anda akan pulih seperti semula.
Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa mengurangi efek samping kemoterapi sekaligus membangun kembali kondisi tubuh Anda. Anda bisa menggunakannya, tetapi konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu dengan dokter Anda juga.
Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-obatan herbal (yang semakin diterima kalangan kedokteran), banyak klinik yang mengaku bisa memberikan kemoterapi herbal yang bebas efek samping. Kalau Anda bermaksud menggunakannya, pastikan yang menangani Anda di klinik tersebut adalah seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus berkonsultasi dengan dokter yang merawat Anda, dan lakukan pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk memantau hasilnya.
sumber : Dharmais Cancer Hospital Website (Dr.dr.Noorwati S,SpPD.KHOM ) & Rumah Kanker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar