Ini tentang ibu ku..
Seorang wanita (pastinya)
Sederhana namun selalu istimewa
Ibu ku,
warga keturunan (tionghoa),
di rumah jelaslah menggunakan bahasa ke' dan hokkain selain bahasa persatuan, bahasa indonesia (hayah, kayak sumpah pemuda saja) pun demikian ketika berbincang dengan keluarga dari pihak ibu.
Aku tak bermaksud membandingkan ibuku dengan ibu-ibu yang lainnya, karena aku selalu yakin, setiap wanita yang 'bergelar' ibu pastilah seorang sosok istimewa, pun ibuku.. Seperti saat ini, tentang ibuku..
Sederhana.
Demikianlah penampilan beliau. Tanpa polesan make up, sekalipun ke kondangan, hanya menaburkan sedikit bedak dan lipstik warna natural, itupun jarang sekali beliau gunakan, karena warna asli bibir beliau memang sudah merah..
Waktu sekolah dulu, setiap pertemuan orang tua murid, kerap memperhatikan perbedaan ibu dengan ibu teman-temanku, ibuku jauh dari kesan modis and fashionable, bukan hanya tanpa make up, namun juga style pakaian beliau yang menggunakan celana panjang kain dengan baju yang selalu di bawah lutut panjangnya. Ah,hingga usiaku nyaris seperempat abad ini, belum sekalipun kulihat ibuku menggunakan pakaian modis mengikut trend up to date.
Alhamdulillah, ibuku berjilbab.
Meski beliau bukan muslim sejak lahir, meski beliau mungkin baru mempelajari islam, namun insya Allah, sedikit yang beliau ketahui, selalu berusaha beliau amalkan. Tergugu kerap aku mengingatnya..
Yang aku pahami,
beliau adalah sosok yang selalu berusaha untuk terus belajar. Beliau selalu bersemangat pergi pengajian misalnya, dan setiap pulang dari pengajian selalu bercerita ilmu apa yang beliau dapat dari ustadz yang mengisi matery, jika ada hal-hal yang kiranya kurang beliau pahami, biasa beliau juga bertanya pada kami, anak-anaknya.
Stop sholat injury time!
Di rumah, bisa dibilang pasti, ibu lah orang pertama yang nyaris selalu sholat tepat waktu. 'Sholat itu jangan lalai' selalu ujar beliau. 'Mengapa?' ketika si kecil bertanya. 'Kata ustadz, nanti di azab Allah' jawab beliau.
Intinya, menurut beliau, sebaiknya sholat di awal waktu. Tidak mengulur-ulur hingga akhir waktu.
Jika shubuh,
beliau lah paling heboh membangunkan. Terutama adikku itu rada susah bangun shubuh. Jika sudah Pkl.06.00wib si adik belum bangun (shubuh di Bna Pkl.05.15wib, matahari terbit sekitar Pkl.06.30wib), haduuuh..ga tahan dengar omelan beliau pagi-pagi saat membangunkan si adik.
Beberapa kali pada beberapa kesempatan, kadang aku ikut menginap bersama teman-teman. Dan selalu ketauan kebiasaan masing-masing. Beberapa teman ada yang susah bangun shubuh. Entahlah, apakah sudah dari sono nya atau tidak mem(di)biasakan. Kalau anak kost-an mungkin wajar (wajar?) tidak ada yang membangunkan misalnya, namun semua tinggal dengan orang tua.
Waktu aku tanya,
'emang orang rumah ga ada yang bangunin?'
kebanyakan mereka menjawab tidak dan aku selalu teringat ibuku.. Alhamdulillah,dengan kebawelan ibuku yang selalu membangunkan shubuh di awal waktu..hingga tak membuat kami terlambat atau meninggalkan shubuh.. =')
Memuliakan tamu dan tetangga.
Yang ibuku tahu, berbuat baik dengan tetangga itu perintah Rasul. Beliau tidak tahu hadist nya pun tidak mengkaji Al Quran. Tapi pengamalannya, Alhamdulillah, membuat beliau selalu popular dan dicintai para tetangga.
Bagaimana tidak, kerapkali ketika memasak atau ada makanan (baik beli atau pemberian orang) pasti berbagi dengan tetangga. Meski mungkin masak sedikit, minimal sepiring pasti sampai di rumah tetangga terdekat. Kadang jika ada rezeki lebih, suka masak makanan favorit tetangga,entah untuk nenek sebelah rumah,atau kakek yang tinggal di ujung lorong, atau nenek yang di depan rumah. Tuing..
Satu lagi, jika memberi, pasti yang terbaik. Jika daging, maka beliau akan memilih daging terbaik. Jika kue, maka yg diberi adalah potongan terbaik. Jadi yang tinggal di rumah, yang ada tulang atau potongan kue yang sedikit sompel misalnya..#garuk2
Ketika lebaran juga demikian. Biasa beliau memisahkan makanan untuk tamu dan orang rumah. Beliau juga selalu bertanya tentang teman-teman yang kebanyakan pendatang, 'si ini mudik ga? Si itu?' dan suka membekali. 'Biar ngerasa lebaran di kampung sendiri' kata ibu. Jadilah pagi hari pertama lebaran aku jadi kurir antar lontong.
Say no to Ghibah!
Ibuku tidak tahu apa itu ghibah. Tapi yang beliau tahu, daripada duduk sore-sore berkumpul dengan tetangga membicarakan tetangga yang lain, mending nonton sinetron atau acara gosip artis di rumah (lho?)
Demikianlah sedikit tentang ibuku, yang sabar menghadapi anak-anaknya, ibuku yang bawel, ibuku yang teliti nan rapi, ibuku yg lucu dan pintar memasak, ibuku yang kadang menyebalkan karena terlalu perhatian, ibuku yang rajin (he2.ga seperti anak-anaknya), ibuku yang senang bercerita pada anak-anaknya, meski usia kami sudah melampaui remaja (kecuali adikku)
Jika kemudian ada yang kurang menerima karena latar belakang ibuku yang seorang tionghoa,mualaf.. Saya mengganggap mereka mungkin belum beruntung untuk dapat berkenalan dan dekat dengan ibuku..itu saja.
Ya,
meski ibuku seorang tionghoa,
meski mungkin basic keluargaku bukan Islam murni,
tapi semoga tak lebih buruk dari muslim/ah yang menganut Islam sejak lahir
dan ibuku,
istimewa..selalu..
Jumat, 29 Juli 2011
rindu..
rindu dulu..
Saat bangunan ini adalah kebun ubi..samping rumah paman adalah berbatang-batang tebu yang membuat aku senang sekali saat diizinkan main ke sini, menikmati tebu yang dipotong bunda,hmm..manisnya..
Lebih bahagia saat aku ditinggal menunggu senja hingga ayah datang menjemput, maka sepanjang siang aku bebas bermain dengan anak-anak seusiaku, mencoba gelembung-gelembung sabun dari hembusan pipa batang pisang.
Anak emas, cucu kesayangan. Ketika kakek masih ada, selalu menyuapiku dengan tangannya, atau nenek yang selalu mengundang anak-anak lain makan bersamaku di teras rumah nenek bergelar tikar meski nasi hangat berlauk telur mata sapi dan kecap manis,hmm..nikmatnya..
Sepinya saat berperan menjadi anak tunggal meski semua mengistimewakan. Tak boleh lelah, tak bisa luka, bahkan nyamuk pun tak boleh menyapa. Sehari-hari hanya di rumah sendiri, disediakan berbagai mainan, penuh fasilitas, sekali-kali memiliki teman main saat kerabat dan sahabat berkunjung, tak lama, hanya sesaat. Lalu, sepi.
Paling bahagia saat kakak pulang liburan, jadi berteman, membangun kemah, berbagi mainan, meski saat itu ia jauh remaja. Ya, 10 tahun jarak kami, berdiam pula mandiri di ponpes pulau seberang, namun karena kasihnya, ditemani pula bermain hingga membuai dengan cerita pengantar tidur.
Iri kadang melewati sawah, mendengar cerita sejawat, dan 16 tahun kemudian bahagianya dapat menikmati sawah,hmm..selalu rindu..
Saat bangunan ini adalah kebun ubi..samping rumah paman adalah berbatang-batang tebu yang membuat aku senang sekali saat diizinkan main ke sini, menikmati tebu yang dipotong bunda,hmm..manisnya..
Lebih bahagia saat aku ditinggal menunggu senja hingga ayah datang menjemput, maka sepanjang siang aku bebas bermain dengan anak-anak seusiaku, mencoba gelembung-gelembung sabun dari hembusan pipa batang pisang.
Anak emas, cucu kesayangan. Ketika kakek masih ada, selalu menyuapiku dengan tangannya, atau nenek yang selalu mengundang anak-anak lain makan bersamaku di teras rumah nenek bergelar tikar meski nasi hangat berlauk telur mata sapi dan kecap manis,hmm..nikmatnya..
Sepinya saat berperan menjadi anak tunggal meski semua mengistimewakan. Tak boleh lelah, tak bisa luka, bahkan nyamuk pun tak boleh menyapa. Sehari-hari hanya di rumah sendiri, disediakan berbagai mainan, penuh fasilitas, sekali-kali memiliki teman main saat kerabat dan sahabat berkunjung, tak lama, hanya sesaat. Lalu, sepi.
Paling bahagia saat kakak pulang liburan, jadi berteman, membangun kemah, berbagi mainan, meski saat itu ia jauh remaja. Ya, 10 tahun jarak kami, berdiam pula mandiri di ponpes pulau seberang, namun karena kasihnya, ditemani pula bermain hingga membuai dengan cerita pengantar tidur.
Iri kadang melewati sawah, mendengar cerita sejawat, dan 16 tahun kemudian bahagianya dapat menikmati sawah,hmm..selalu rindu..
100 kata tentangmu
darimana aku harus memulai menulis tentangmu..
Tak sedikit cerita tentangmu
namun tak banyak yang kutahu
hanya tentangmu
atau tentang kita?
Tentang kita kataku?
Ah,bahkan aku belum mengenalmu
menatap lekat namun kosong
mengawang ulang
saat cerita dibagi
tentang jalan yang disusuri
memahamkan pemahaman
semua tak serumit yang dikira
serasa berat memang, tapi pasti bisa
hingga semua terasa lebih ringan
bagaimana sekarang?
Berjuang! katamu
semangat! lanjutku
ada yang kurang?
Doa! Kata kita
Romansa,
entah apa itu romansa
akupun tak tahu
kurasapun bagiku,
satu-satunya romansa
hanyalah mengenai doa yang kulantunkan untuk kebahagiaanmu,
keluargamu..
Itu saja
mengaminkan terang kata mbak zizah..indah..
Tak sedikit cerita tentangmu
namun tak banyak yang kutahu
hanya tentangmu
atau tentang kita?
Tentang kita kataku?
Ah,bahkan aku belum mengenalmu
menatap lekat namun kosong
mengawang ulang
saat cerita dibagi
tentang jalan yang disusuri
memahamkan pemahaman
semua tak serumit yang dikira
serasa berat memang, tapi pasti bisa
hingga semua terasa lebih ringan
bagaimana sekarang?
Berjuang! katamu
semangat! lanjutku
ada yang kurang?
Doa! Kata kita
Romansa,
entah apa itu romansa
akupun tak tahu
kurasapun bagiku,
satu-satunya romansa
hanyalah mengenai doa yang kulantunkan untuk kebahagiaanmu,
keluargamu..
Itu saja
mengaminkan terang kata mbak zizah..indah..
TKI
'karena saya hanya lulusan SD,sedangkan anak-anak masih butuh biaya sekolah,kemana lagi saya harus bekerja kalau bukan keluar negeri'
sebenarnya lagi malas menulis,tapi ingin sedikit menanggapi, dari sudut pandang pribadi..
Benar susah mendapatkan pekerjaan di jaman yang semakin kritis, tak hanya ijazah tapi juga usia dan skill ketika berkompetensi untuk mendapatkan satu kursi di suatu posisi pada suatu institusi.
Tapi haruskah ke luar negeri?
Jadi asisten rumah tangga pula,
jauh dari keluarga, rawan penganiayaan, dan bisa jadi memegang kemungkinan maut tak wajar mengintai.
Pfhh, kalau istilah ekonomi apa ya? Keuntungan yang diperoleh tidak sebanding dengan resiko yang diterima. Investor yang berani pada resiko tinggipun tak akan berinvestasi pada 'lahan' ini. Timpang negatif.
'Kalau cuma lulusan SD ya cuma diterima di luar negeri bisanya, jadi TKI....'
Haduuuh,siapa bilang?
Di dalam negeri juga banyak koq yang butuh, (maaf) apalagi kalau cuma menjadi asisten Rumah Tangga, banyak pasangan suami istri bekerja di tanah air yang butuh dan kesulitan mencari asisten rumah tangga dan baby sitter untuk anak-anak mereka, enggak usah jauh-jauh ke luar negeri terpisah dari keluarga kalau cuma mau jadi asisten rumah tangga.
Bahkan kalau mau sedikit saja membuka mata,kemudian belajar dan berusaha, maka bisa menjadi lebih baik jauh dari hanya menjadi asisten rumah tangga.
Contoh paling murah, kelola sampah menjadi tak lagi berupa limbah. Pernah lihat bukan berbagai kreativas dari sampah, dengan belajar dan modal ketelatenan, yang semula limbah menjadi bernilai serta berdaya jual. Tas belanja, dompet, bunga hias, dan sebagainya.
Saya pernah belajar, modalnya tak lebih Rp.1500,- untuk segulung benang dan sebuah jarum. Bahkan plastik lable pada botol air mineral bisa dijadikan benang pengikat simpul jika dipelintir-pelintir dan ditarik.
Sekarang banyak juga home industri atau pabrik yang membutuhkan pekerja tambahan. Seperti menjahit kancing baju, menempel mata boneka, sampai menjahit payet dan menyulam. Mungkin awalnya memang tidak bisa, namun jika tak malu belajar dan mau berusaha, pasti bisa. Apalagi jika kinerja kita baik, telaten, ulet, rapi, pasti dipercaya pemilik. Selain menambah skill, bisa jadi suatu hari kita dapat membuka usaha sendiri dan memperkerjakan orang lain.
Siapa yang bersungguh-sungguh,maka ia akan berhasil. Demikian bukan janji Rabbi? Adakah yang diragukan jika Yang Maha telah memberikan janji yang pasti sebuah kepastian?
Ibu-ibu maupun para saudari saya yang berpikir menjadi TKI ke luar negeri adalah the best solution untuk mendongkrak ekonomi keluarga, saya pribadi bingung apakah miris atau bosan yang saya rasakan ketika berita yang sama terus berulang pada masa berbeda tentang perilaku yang didapat di negeri orang. Memang susah mendapat penghasilan di negeri sendiri, bahkan hanya untuk menjadi penjaga toko atau cleaning service. Mau membuka usaha pun sukar, karena Bank di Indonesia hakikahnya PENGECUT. Hanya akan memberi pinjaman pada usaha YANG AKAN BERKEMBANG bukan pada YANG BARU MERINTIS. Kebanyakan terlalu khawatir modal yang dipinjamkan tak kembali. Benar juga banyak koperasi atau microfinance yang bersedia memberikan modal, tapi tetap kebanyakan dengan bunga yang relatif tinggi.
Namun yakinlah tak sedikit pula lahan potensi yang ada di tanah air. Semua berpulang pada diri kita, mau terus menjadi mustahik yang mengulurkan tangan untuk menadah, atau belajar membangun diri dan berusaha hingga menjadi seorang muzakki yang mengulurkan tangan untuk memberi.
sebenarnya lagi malas menulis,tapi ingin sedikit menanggapi, dari sudut pandang pribadi..
Benar susah mendapatkan pekerjaan di jaman yang semakin kritis, tak hanya ijazah tapi juga usia dan skill ketika berkompetensi untuk mendapatkan satu kursi di suatu posisi pada suatu institusi.
Tapi haruskah ke luar negeri?
Jadi asisten rumah tangga pula,
jauh dari keluarga, rawan penganiayaan, dan bisa jadi memegang kemungkinan maut tak wajar mengintai.
Pfhh, kalau istilah ekonomi apa ya? Keuntungan yang diperoleh tidak sebanding dengan resiko yang diterima. Investor yang berani pada resiko tinggipun tak akan berinvestasi pada 'lahan' ini. Timpang negatif.
'Kalau cuma lulusan SD ya cuma diterima di luar negeri bisanya, jadi TKI....'
Haduuuh,siapa bilang?
Di dalam negeri juga banyak koq yang butuh, (maaf) apalagi kalau cuma menjadi asisten Rumah Tangga, banyak pasangan suami istri bekerja di tanah air yang butuh dan kesulitan mencari asisten rumah tangga dan baby sitter untuk anak-anak mereka, enggak usah jauh-jauh ke luar negeri terpisah dari keluarga kalau cuma mau jadi asisten rumah tangga.
Bahkan kalau mau sedikit saja membuka mata,kemudian belajar dan berusaha, maka bisa menjadi lebih baik jauh dari hanya menjadi asisten rumah tangga.
Contoh paling murah, kelola sampah menjadi tak lagi berupa limbah. Pernah lihat bukan berbagai kreativas dari sampah, dengan belajar dan modal ketelatenan, yang semula limbah menjadi bernilai serta berdaya jual. Tas belanja, dompet, bunga hias, dan sebagainya.
Saya pernah belajar, modalnya tak lebih Rp.1500,- untuk segulung benang dan sebuah jarum. Bahkan plastik lable pada botol air mineral bisa dijadikan benang pengikat simpul jika dipelintir-pelintir dan ditarik.
Sekarang banyak juga home industri atau pabrik yang membutuhkan pekerja tambahan. Seperti menjahit kancing baju, menempel mata boneka, sampai menjahit payet dan menyulam. Mungkin awalnya memang tidak bisa, namun jika tak malu belajar dan mau berusaha, pasti bisa. Apalagi jika kinerja kita baik, telaten, ulet, rapi, pasti dipercaya pemilik. Selain menambah skill, bisa jadi suatu hari kita dapat membuka usaha sendiri dan memperkerjakan orang lain.
Siapa yang bersungguh-sungguh,maka ia akan berhasil. Demikian bukan janji Rabbi? Adakah yang diragukan jika Yang Maha telah memberikan janji yang pasti sebuah kepastian?
Ibu-ibu maupun para saudari saya yang berpikir menjadi TKI ke luar negeri adalah the best solution untuk mendongkrak ekonomi keluarga, saya pribadi bingung apakah miris atau bosan yang saya rasakan ketika berita yang sama terus berulang pada masa berbeda tentang perilaku yang didapat di negeri orang. Memang susah mendapat penghasilan di negeri sendiri, bahkan hanya untuk menjadi penjaga toko atau cleaning service. Mau membuka usaha pun sukar, karena Bank di Indonesia hakikahnya PENGECUT. Hanya akan memberi pinjaman pada usaha YANG AKAN BERKEMBANG bukan pada YANG BARU MERINTIS. Kebanyakan terlalu khawatir modal yang dipinjamkan tak kembali. Benar juga banyak koperasi atau microfinance yang bersedia memberikan modal, tapi tetap kebanyakan dengan bunga yang relatif tinggi.
Namun yakinlah tak sedikit pula lahan potensi yang ada di tanah air. Semua berpulang pada diri kita, mau terus menjadi mustahik yang mengulurkan tangan untuk menadah, atau belajar membangun diri dan berusaha hingga menjadi seorang muzakki yang mengulurkan tangan untuk memberi.
Anakku, tentang ramadhan-nya..
Anakku,
sampai sudah pada sya'ban,sayang..
Masih ingat bukan nama-nama bulan Arab yang sering kamu nyanyikan,Nak?
Muharraham,safar,rabiul awal,rabiul akhir is the month in Islam,jumadil awal,jumadil akhir,Rajab,Sya'ban,Ramadhan,Syawal,Dzulkaidah,Dzulhijjah..this in the month in Islam..
Yup,bulan depan Insya Allah kita akan bertemu dengan Ramadhan lagi, semoga Allah menyampaikan kita ya,Nak..
Bagaimana perasaanmu, sayang?
Di Ramadhan ketigamu berpuasa..
"Aku pasti bisa,mi..puasa sebulan ga bolong-bolong,insya Allah" tuturmu penuh semangat sejak awal Rajab lalu
Tahukah dirimu,Nak..
Semangatmu mampu membakar semangat Mi hingga kerinduan akan Ramadhan semakin membuncah, Jazakillah sayang,kecup kasih pada keningmu cinta..=')
'Mi,kalau bulan Ramadhan kan kita bisa ngumpulin pahala banyak-banyak ga pakai takut di goda si setan jahat kan,mi?'
'Yup,benar sayang..'
'Wah,berarti chacha mau siap-siap latihan nabung pahala,mi'
'Latihan nabung pahala?'
'Iya,mi..cha mau tambah rajin ngaji, tambah banyak senyum, tambah jarang ngambek, biar nanti pahala cha segini mi' terangmu semangat sambil melebarkan tanganmu rentang..
'Sipz,cha!' aminku atas semangat indahmu,Nak..
'0ya,mi..cha juga mau rajin ngafal Al Qur'an,malu ih dengan anak-anak Palestina yang rajin ngafal Qur'an,ga kayak chacha malesan' tambahnya lagi
'Amin Allahumma Amin,sayang..kita belajar menghafal bersama ya..'
Dan,
Subhanallah Barakallah..
Kehadiranmu ditengah-tengah kami bukan hanya anugerah terindah sayang..namun juga cahaya..
Cahaya,kataku?
Bagaimana tak kusebut kamu adalah cahaya,Nak..
Karena hari-harimu lebih nyata menyambut Ramadhan..
Sebulan Rajab berlalu mengajimu semakin rajin,Nak..
Jika biasa selembar saja dirimu kadang manyun butuh paksaan dan rayuan yang kadang membuat mi lelah, sebulan ini justru liburmu riang menarik-narik kami untuk menyimak bacaanmu.
Hafalan bertambah cepat, setiap ejaan kau simak baik-baik hingga terekam utuh diingatanmu,subhanallah sayang..
Dan,
Beberapa kali pula kamu ikut berpuasa sunnah bersama..
Sikapmu,
Latihan menabung pahalamu,
Contoh nyata tanpa kata yang kerapkali membuatku tergugu malu,Nak..
Speechless setiap kali bercerita tentangmu,Nak..
Dibalik keributanmu,manja,manyun,ngambek,keras kepala,dirimu tetap putri yg indah nan lembut,semoga Allah menjadikanmu tumbuh kembang menjadi anak sholehah nan cerdas lagi bermanfaat..semoga Allah memampukan kita,menyampaikan kita..Amin Allahumma Amin..
sampai sudah pada sya'ban,sayang..
Masih ingat bukan nama-nama bulan Arab yang sering kamu nyanyikan,Nak?
Muharraham,safar,rabiul awal,rabiul akhir is the month in Islam,jumadil awal,jumadil akhir,Rajab,Sya'ban,Ramadhan,Syawal,Dzulkaidah,Dzulhijjah..this in the month in Islam..
Yup,bulan depan Insya Allah kita akan bertemu dengan Ramadhan lagi, semoga Allah menyampaikan kita ya,Nak..
Bagaimana perasaanmu, sayang?
Di Ramadhan ketigamu berpuasa..
"Aku pasti bisa,mi..puasa sebulan ga bolong-bolong,insya Allah" tuturmu penuh semangat sejak awal Rajab lalu
Tahukah dirimu,Nak..
Semangatmu mampu membakar semangat Mi hingga kerinduan akan Ramadhan semakin membuncah, Jazakillah sayang,kecup kasih pada keningmu cinta..=')
'Mi,kalau bulan Ramadhan kan kita bisa ngumpulin pahala banyak-banyak ga pakai takut di goda si setan jahat kan,mi?'
'Yup,benar sayang..'
'Wah,berarti chacha mau siap-siap latihan nabung pahala,mi'
'Latihan nabung pahala?'
'Iya,mi..cha mau tambah rajin ngaji, tambah banyak senyum, tambah jarang ngambek, biar nanti pahala cha segini mi' terangmu semangat sambil melebarkan tanganmu rentang..
'Sipz,cha!' aminku atas semangat indahmu,Nak..
'0ya,mi..cha juga mau rajin ngafal Al Qur'an,malu ih dengan anak-anak Palestina yang rajin ngafal Qur'an,ga kayak chacha malesan' tambahnya lagi
'Amin Allahumma Amin,sayang..kita belajar menghafal bersama ya..'
Dan,
Subhanallah Barakallah..
Kehadiranmu ditengah-tengah kami bukan hanya anugerah terindah sayang..namun juga cahaya..
Cahaya,kataku?
Bagaimana tak kusebut kamu adalah cahaya,Nak..
Karena hari-harimu lebih nyata menyambut Ramadhan..
Sebulan Rajab berlalu mengajimu semakin rajin,Nak..
Jika biasa selembar saja dirimu kadang manyun butuh paksaan dan rayuan yang kadang membuat mi lelah, sebulan ini justru liburmu riang menarik-narik kami untuk menyimak bacaanmu.
Hafalan bertambah cepat, setiap ejaan kau simak baik-baik hingga terekam utuh diingatanmu,subhanallah sayang..
Dan,
Beberapa kali pula kamu ikut berpuasa sunnah bersama..
Sikapmu,
Latihan menabung pahalamu,
Contoh nyata tanpa kata yang kerapkali membuatku tergugu malu,Nak..
Speechless setiap kali bercerita tentangmu,Nak..
Dibalik keributanmu,manja,manyun,ngambek,keras kepala,dirimu tetap putri yg indah nan lembut,semoga Allah menjadikanmu tumbuh kembang menjadi anak sholehah nan cerdas lagi bermanfaat..semoga Allah memampukan kita,menyampaikan kita..Amin Allahumma Amin..
Episode Cha2 #18
Aku tidak tahu darimana mulanya bidadari kecil kami menjadi 'gemar' menonton film horor, padahal aku sendiri, yang termasuk paling dekat dengannya paling emoh ogah kagak mau blas nonton film horor. Penakut. Ya, tak akan menyangkal.
Mungkin mulanya dari tantenya lain, bisa jadi pula melalui para om nya yang notabene penikmat film horor.
Herannya, seseram apapun (menurutku) film horor yang ditontonnya, selalu ia ceritakan ulang dengan runut dan semangat khas anak-anak. Seolah tak ada rasa takut padanya. 'Ah,itu kan manusia yang pura-pura jadi hantu,mi' selalu jawabnya kalem.
Beberapa malam ini, salah satu stasiun televisi menayangkan film horor. Mulai dari vampire, zombie, drakula, werewolf. Karena sedang libur sekolah, ia diijinkan ikut menonton hingga di luar jam istirahatnya. Namun, yang membuat si bidadari kecil kami manyun senyum ketika 'diceramahi' tadi pagi tak lain karena ia ikut tantenya bergadang sampai Pkl.04.00wib pagi, untuk dua film horor. Pfhh..
Dan, entah darimana ia dengar, inilah katanya barusan saat ia membujukku ikut nonton film horor malam ini.
'Mi, lihat ya hantu-hantu luar negeri, semua keren-keren dan kaya raya, vampire tinggal di castile, pakaiannya bagus-bagus, bersih-bersih ga gembel (*angguk-angguk dalam hati,jadi teringat twilight), atau drakula pakai jas rapi, tapi coba lihat hantu-hantu indonesia, gendurowo tinggal di pohon, kuntilanak ga punya rumah, dari hantunya aja keliatan indonesia masih negara miskin'
@_@ (. .') ('. .) >.
Mungkin mulanya dari tantenya lain, bisa jadi pula melalui para om nya yang notabene penikmat film horor.
Herannya, seseram apapun (menurutku) film horor yang ditontonnya, selalu ia ceritakan ulang dengan runut dan semangat khas anak-anak. Seolah tak ada rasa takut padanya. 'Ah,itu kan manusia yang pura-pura jadi hantu,mi' selalu jawabnya kalem.
Beberapa malam ini, salah satu stasiun televisi menayangkan film horor. Mulai dari vampire, zombie, drakula, werewolf. Karena sedang libur sekolah, ia diijinkan ikut menonton hingga di luar jam istirahatnya. Namun, yang membuat si bidadari kecil kami manyun senyum ketika 'diceramahi' tadi pagi tak lain karena ia ikut tantenya bergadang sampai Pkl.04.00wib pagi, untuk dua film horor. Pfhh..
Dan, entah darimana ia dengar, inilah katanya barusan saat ia membujukku ikut nonton film horor malam ini.
'Mi, lihat ya hantu-hantu luar negeri, semua keren-keren dan kaya raya, vampire tinggal di castile, pakaiannya bagus-bagus, bersih-bersih ga gembel (*angguk-angguk dalam hati,jadi teringat twilight), atau drakula pakai jas rapi, tapi coba lihat hantu-hantu indonesia, gendurowo tinggal di pohon, kuntilanak ga punya rumah, dari hantunya aja keliatan indonesia masih negara miskin'
@_@ (. .') ('. .) >.
Rindu tak tersampaikan..
Untuk seorang saudari,
yang semakin hari semakin bertambah rasanya kecintaanku sekaligus rasa bersalahku padamu..
Saudariku
Ketika kedatanganmu masih jauh berbilang hari,
Aku sungguh demikian bersemangat menyambutmu,
Merencanakan banyak hal,
Bersungguh-sungguh ingin membuatmu merasakan kotaku adalah kota kita,
Hingga saat inipun masih demikian..
Pertama kali dirimu menghubungi sesiang itu mengabarkan kedatanganmu di kota ini,
Hanya bahagia yang kurasa
Begitu membuncah, hingga tak sabar rasanya hari itu aku menanti jam pulang.
Segera bergegas meski hari demikian petang
Begitu semangatnya hingga nyasar berulang-ulang hingga hari telah semakin menenggelamkan matahari saat diri tiba di rumahmu..
Pertemuan pertama kita?
Jauh membuatku bahagia,
Dirimu begitu ramah,lucu,menarik dan sangat menyenangkan..
Beritikad kuat untuk sering mengunjungimu,
Menemanimu memenuhi janji-janji hati yang ku azzam kan kuat sebelum hari kedatanganmu..
Ini adalah kota kita, aku ingin dirimu merasakan hangatnya keluarga, indahnya ukhwah, kebersamaan tanpa rasa kesendirian di kota ini..
(Rasanya tidak dapat melanjutkan..T_T)
Dua hari berselang hari itu ibuku sakit, saat itu segala upaya adalah sebaik-baik usaha untuk beliau, wanita yang teramat sangat kucintai, pikiran, perhatian, semua focus utama saat itu sungguh hanya tertuju pada ibu.. Betapa saat itu yang kurasakan adalah ketidaksiapan yang sangat jika ditinggalkan ibu..
Saat kondisi ibu mulai membaik, telah niat sangat silahturrahim ke tempatmu,
rindu ceritamu, candamu, tawamu, ramahmu..
Semua yang kurindukan meski baru sekali merasakan..
Siang menjelang sore saat hendak menggenapkan niat mengunjungimu di hari itu, bersua seseorang yang membuatku cukup tau siapa diri ini, begitu menghempas dan menghentak.
Hingga hari ini,
bukan hanya padamu,ukhtie..
Namun pada setiap orang yang kukenal semua niat kuurungkan meski rindu demikian membuncah untuk bersua.
Sejak hari itu saudariku..
Sungguh maafkan aku,
jika terkesan tak peduli padamu..
Sungguh bukan hanya padamu, pada semua pun sikap yang sama tercipta.
Sejak hari itu,
aku menarik diri bukan hanya padamu..
Luka,
karena begitu ingin menemuimu
Luka,
ketika harus mengganjilkan janji
Luka,
karena tak dapat berbagi
maafkan aku,ukht..
Meski tak terucap kata dan bertatap sikap
aku selalu memperhatikanmu..
Memastikan dirimu sehat dan baik-baik saja..
Membaca status dan notes dirimu tanpa ada yang terlewat meski tak meninggalkan jejak
tersenyum kadang tertawa membaca bahasa ceria jenakamu..
Turut berbahagia atasmu..
Meski tak berbahasa dan tersampai sikap,
Rabithah selalu terulur untuk,
malam-malam panjang selalu menyemat namamu,
ingatan tertuju padamu tiap tilawahku menambah kerinduan
Teriring doa senantiasa kebaikan tercurah atasmu dan keluarga..
Berasa hendak menangis,
ketika beberapa waktu ini dirimu kurang sehat
tergugu tak mampu bertindak meski bersapa
syafakillah syifaan ajilan, saudariku..
Semoga Allah memberi kesembuhan dan kesehatan atasmu..
Maafkan..
Ana uhibbuki fillah..
Ana uhibbuki fillah..
Ana uhibbuki fillah..
Semoga Allah menghadiahkan umur panjang nan barakah atas sy dan dirimu saudariku..
Memampukan sy membaikkan keadaan dan memulihkan diri saya
semoga Allah memberi saya kesempatan menggenapkan janji-jani hati saya padamu saudariku..
yang semakin hari semakin bertambah rasanya kecintaanku sekaligus rasa bersalahku padamu..
Saudariku
Ketika kedatanganmu masih jauh berbilang hari,
Aku sungguh demikian bersemangat menyambutmu,
Merencanakan banyak hal,
Bersungguh-sungguh ingin membuatmu merasakan kotaku adalah kota kita,
Hingga saat inipun masih demikian..
Pertama kali dirimu menghubungi sesiang itu mengabarkan kedatanganmu di kota ini,
Hanya bahagia yang kurasa
Begitu membuncah, hingga tak sabar rasanya hari itu aku menanti jam pulang.
Segera bergegas meski hari demikian petang
Begitu semangatnya hingga nyasar berulang-ulang hingga hari telah semakin menenggelamkan matahari saat diri tiba di rumahmu..
Pertemuan pertama kita?
Jauh membuatku bahagia,
Dirimu begitu ramah,lucu,menarik dan sangat menyenangkan..
Beritikad kuat untuk sering mengunjungimu,
Menemanimu memenuhi janji-janji hati yang ku azzam kan kuat sebelum hari kedatanganmu..
Ini adalah kota kita, aku ingin dirimu merasakan hangatnya keluarga, indahnya ukhwah, kebersamaan tanpa rasa kesendirian di kota ini..
(Rasanya tidak dapat melanjutkan..T_T)
Dua hari berselang hari itu ibuku sakit, saat itu segala upaya adalah sebaik-baik usaha untuk beliau, wanita yang teramat sangat kucintai, pikiran, perhatian, semua focus utama saat itu sungguh hanya tertuju pada ibu.. Betapa saat itu yang kurasakan adalah ketidaksiapan yang sangat jika ditinggalkan ibu..
Saat kondisi ibu mulai membaik, telah niat sangat silahturrahim ke tempatmu,
rindu ceritamu, candamu, tawamu, ramahmu..
Semua yang kurindukan meski baru sekali merasakan..
Siang menjelang sore saat hendak menggenapkan niat mengunjungimu di hari itu, bersua seseorang yang membuatku cukup tau siapa diri ini, begitu menghempas dan menghentak.
Hingga hari ini,
bukan hanya padamu,ukhtie..
Namun pada setiap orang yang kukenal semua niat kuurungkan meski rindu demikian membuncah untuk bersua.
Sejak hari itu saudariku..
Sungguh maafkan aku,
jika terkesan tak peduli padamu..
Sungguh bukan hanya padamu, pada semua pun sikap yang sama tercipta.
Sejak hari itu,
aku menarik diri bukan hanya padamu..
Luka,
karena begitu ingin menemuimu
Luka,
ketika harus mengganjilkan janji
Luka,
karena tak dapat berbagi
maafkan aku,ukht..
Meski tak terucap kata dan bertatap sikap
aku selalu memperhatikanmu..
Memastikan dirimu sehat dan baik-baik saja..
Membaca status dan notes dirimu tanpa ada yang terlewat meski tak meninggalkan jejak
tersenyum kadang tertawa membaca bahasa ceria jenakamu..
Turut berbahagia atasmu..
Meski tak berbahasa dan tersampai sikap,
Rabithah selalu terulur untuk,
malam-malam panjang selalu menyemat namamu,
ingatan tertuju padamu tiap tilawahku menambah kerinduan
Teriring doa senantiasa kebaikan tercurah atasmu dan keluarga..
Berasa hendak menangis,
ketika beberapa waktu ini dirimu kurang sehat
tergugu tak mampu bertindak meski bersapa
syafakillah syifaan ajilan, saudariku..
Semoga Allah memberi kesembuhan dan kesehatan atasmu..
Maafkan..
Ana uhibbuki fillah..
Ana uhibbuki fillah..
Ana uhibbuki fillah..
Semoga Allah menghadiahkan umur panjang nan barakah atas sy dan dirimu saudariku..
Memampukan sy membaikkan keadaan dan memulihkan diri saya
semoga Allah memberi saya kesempatan menggenapkan janji-jani hati saya padamu saudariku..
Maaf,saya bukan remaja lagi..
Notes super sangat tidak penting sekali..
Maaf,saya bukan remaja lagi..
Menjadi sangat tidak penting bagi saya menanggapi sms-sms atau telepon hanya untuk perbincangan tidak penting,
'ini dengan siapa?'
'boleh kenalan tidak?'
dan sejenisnya..
Demikian tidak pentingnya bagi saya hingga kemudian maaf jika saya tidak menggubris sms atau langsung memberi salam dan mematikan sambungan telepon.
Maaf,saya bukan remaja lagi..
Jika kiranya ada yang penting atau ada hal yang hendak disampaikan,
silahkan langsung menyampaikan point nya,
hal demikian kiranya tentunya akan lebih saya respons.
tidak perlu menggunakan mukaddimah terlalu panjang, bertele-tele, mengada-ada dan tidak penting tentunya.
'ini siapa?'
'ada deh'
Pfhh,maaf,saya bukan remaja lagi..
Maaf, sungguh bukan saya sombong atau apalah istilahnya
sangat tidak pantas pula bagi saya untuk sombong sedangkan tidak terdapat satu pun hal dari diri saya yang dapat disombongkan atau membuat saya perlu menyombongkan diri.
Hanya saja,
maaf, saya bukan remaja lagi..
Perlukah saya sampaikan kalau saya sudah memiliki putra dan putri?
Maaf,saya bukan remaja lagi..
Menjadi sangat tidak penting bagi saya menanggapi sms-sms atau telepon hanya untuk perbincangan tidak penting,
'ini dengan siapa?'
'boleh kenalan tidak?'
dan sejenisnya..
Demikian tidak pentingnya bagi saya hingga kemudian maaf jika saya tidak menggubris sms atau langsung memberi salam dan mematikan sambungan telepon.
Maaf,saya bukan remaja lagi..
Jika kiranya ada yang penting atau ada hal yang hendak disampaikan,
silahkan langsung menyampaikan point nya,
hal demikian kiranya tentunya akan lebih saya respons.
tidak perlu menggunakan mukaddimah terlalu panjang, bertele-tele, mengada-ada dan tidak penting tentunya.
'ini siapa?'
'ada deh'
Pfhh,maaf,saya bukan remaja lagi..
Maaf, sungguh bukan saya sombong atau apalah istilahnya
sangat tidak pantas pula bagi saya untuk sombong sedangkan tidak terdapat satu pun hal dari diri saya yang dapat disombongkan atau membuat saya perlu menyombongkan diri.
Hanya saja,
maaf, saya bukan remaja lagi..
Perlukah saya sampaikan kalau saya sudah memiliki putra dan putri?
...
Ketika akan menikah, apa yang dipertimbangkan?
Bibit bebet bobot?
Jika ketiga tidak dimiliki, maka jangan berharap akan pernikahan.
Jangankan berharap laki-laki sholeh akan melamarmu, bermimpipun tak pantas. Bagai punguk merindukan bulan. Hanya fatamorgana. Seakan memberi angan. Padahal tidak.
Terlebih termasuk kaum papa. Tak berpunya akan harta. Buang jauh angan akan pernikahan.
Lagi, ada cerita lalu berwarna kelam. Yang disebar tersebar. Sesungguh apapun berusaha menjadi lebih indah. Tetap yang tersapu mata para pelihat adalah keburukan. Hanya keburukan. Baik yang terlontar lisan maupun hanya tersimpan dalam prasangka. Buruk!
Kemudian pernah memilih. Memilih menunggu bersama sesuatu bernama setia. Tak diminta. Hanya menunggu, mengabaikan menjadikan yang lain berlalu hingga ia datang sesaat. Sangat sesaat tak lebih cepat dari kedipan mata.
Menyesalkah?
Meski kemudian tak jua satu.
Menyesalkah?
Mengabaikan lain pada yang tak pernah menjadi satu.
Harusnya menjadi marah, kecewa, sedih atas satu yang bersebut sia-sia? Harusnya, ya.
Tapi kemudian memilih tidak.
Meski mereka menjadikan caci,
membuat rasa menjadi terpojok, terkucil, dan terpuruk.
Tapi tak memilih kata sesal, karena pernah memilih untuk mendekap setiap pada sia-sia..
***
Ketika telah memilih untuk bertahan pada penantian, ketika itu adalah kesadaran penuh hanya satu yang dituju. Mengabaikan setiap kesempatan menjadi lalu, berlalu. Meski semua berakhir sia. Kembali menerima kelapangan menjadi pilihan. Sungguh tak menyalahkan. Mencoba menjadikan semua pelajaran. Karena seharusnya diri papa menyadari sejak dini, setia adalah sia-sia. Punguk bodoh jika merindukan bulan.
Biar orang berkata apa tentang saya..karena hakikahnya telah lama telinga ditulikan.
Bibit bebet bobot?
Jika ketiga tidak dimiliki, maka jangan berharap akan pernikahan.
Jangankan berharap laki-laki sholeh akan melamarmu, bermimpipun tak pantas. Bagai punguk merindukan bulan. Hanya fatamorgana. Seakan memberi angan. Padahal tidak.
Terlebih termasuk kaum papa. Tak berpunya akan harta. Buang jauh angan akan pernikahan.
Lagi, ada cerita lalu berwarna kelam. Yang disebar tersebar. Sesungguh apapun berusaha menjadi lebih indah. Tetap yang tersapu mata para pelihat adalah keburukan. Hanya keburukan. Baik yang terlontar lisan maupun hanya tersimpan dalam prasangka. Buruk!
Kemudian pernah memilih. Memilih menunggu bersama sesuatu bernama setia. Tak diminta. Hanya menunggu, mengabaikan menjadikan yang lain berlalu hingga ia datang sesaat. Sangat sesaat tak lebih cepat dari kedipan mata.
Menyesalkah?
Meski kemudian tak jua satu.
Menyesalkah?
Mengabaikan lain pada yang tak pernah menjadi satu.
Harusnya menjadi marah, kecewa, sedih atas satu yang bersebut sia-sia? Harusnya, ya.
Tapi kemudian memilih tidak.
Meski mereka menjadikan caci,
membuat rasa menjadi terpojok, terkucil, dan terpuruk.
Tapi tak memilih kata sesal, karena pernah memilih untuk mendekap setiap pada sia-sia..
***
Ketika telah memilih untuk bertahan pada penantian, ketika itu adalah kesadaran penuh hanya satu yang dituju. Mengabaikan setiap kesempatan menjadi lalu, berlalu. Meski semua berakhir sia. Kembali menerima kelapangan menjadi pilihan. Sungguh tak menyalahkan. Mencoba menjadikan semua pelajaran. Karena seharusnya diri papa menyadari sejak dini, setia adalah sia-sia. Punguk bodoh jika merindukan bulan.
Biar orang berkata apa tentang saya..karena hakikahnya telah lama telinga ditulikan.
today > amazing
Hari ini, sebenarnya agak membingungkan, mengherankan, hari yang tak terprediksi, pinjam istilah mas bayu, amazing.. #apasih
Kalau biasa di rumah Pkl.12.00wib sudah selesai beres-beres, nyuci, masak makan siang, hari ini Pkl.15.30wib baru bisa bernafas rasanya.
Kalau biasa ba'da dzuhur bisa 'meluruskan kaki', menyulam, atau sekedar istirahat, hari ini benar-benar masih riweuh..
*ingin ketawa
pagi-pagi ke Pasar dengan baby usia 2,5 bulan, mblusuk-mblusuk ke Pasar ikan yang bau amis dan rame (yaiyalah), ke pasar sayur, plus tempat pembelian santan kelapa yang mesinnya jreng..jreng..ribut..
Pulang panas-panas dengan belanjaan tomat 2kg (Rp.5000,-/kg), cabe 1kg (Rp.10.000,-/kg), jeruk peras 2kg (Rp.5000,-/kg), santan dari 3 butir kelapa (Rp.12.000,-),jagung manis (Rp.5000,-/kg),tahu,bayam,ikan..hayyah, koq jadi ngubek harga isi pasar.. (. .')('. .)
jadilah dengan belanjaan sekresek merah besar jalan ke parkiran bersama si baby.
Hebatnya, alhamdulillah, Aira si bidadari kecil yang diajak 'berkelana' ke Pasar hari ini anteng aja..ga rewel,ga lasak, meski bau amis, meski berisik, meski sudah usaha cepat-cepat, meski di adik ga tidur, alhamdulillah, ga nangis..
Ga kebayang blas kalau sempat Aira nangis atau rewel di Pasar tadi.
Kalau ketauan neneknya, bisa diomelin 7 hari 7 malam. Tapi mau gimana lagi, ga mungkin juga ga belanja, di rumah ga ada apa2. Ga mungkin juga Aira ditinggal, tak ada orang di rumah. Alhamdulillah, Aira sholehah kali, anteng aja selama di Pasar.
Alhamdulillah sampai rumah dengan selamat. Letak Aira di sofa, ambil belanjaan di motor, letak di dapur, ganti pakaian Aira, masukin ayunan.. See, alhamdulillah Aira masih anteng aja, ga rewel, amazing..
Mixer adonan cake (aira masih di ayunan), gini nih enaknya punya mixer complete, ga perlu dipegang, bisa ditinggal-tinggal. Sambil sesekali ngintip Aira yang posisi ayunannya ga terlalu jauh dari dapur, masih anteng aja asik dengan guling mininya..Alhamdulillah..^^
Nah..nah..
Menjelang dzuhur, baru selesai bersihin ikan, baru mulai masukin tepung ke adonan dan berencana bersihin sayur, datanglah si chacha dan daffa, pfhh..trouble maker.. T_T
Jarang-jarang kan ketemu Aira, entah gemes atau kangen, mulai de di 'preteli' tu bayi, dicium-cium, diayun-ayun.. Sampai nangis, Aaaaargh.. T_T
Tega x.. Mana sendiri, belum masak, belum apa2.. T_T
Nenangin Aira..masuk ayunan lagi, sambil wanti-wanti chacha dan daffa jangan gangguin Aira lagi.. Finally, daffa tidur siang.. Chacha diajak bantu ngubek-ngubek dapur aja, daripada nanti dy 'preteli' adik-adiknya lagi..
Beresi adonan kue, masukin oven, sholat dzuhur.
Beresi sayur, goreng ikan.
Beresi dapur. Udah mulai tepar.
Baru hendak duduk sebentar,
si chacha baik hati kali bangunin Aira sekaligus Daffa, good job, dear.. Its very amazing.. T_T
mau marah uda ga ada tenaga lagi buat marah, Aira nangis sejadi-jadinya, sampai merah wajahnya, digendong salah, diayun salah, serba salah.. #hopeless
berhenti Aira nangis, tinggalin main dengan chacha, angkat cake dari oven, daffa mandi dan tampil ganteng, uda mau menjelang ashar, potong-potong cake hangat dan buat teh untuk chacha, daffa, plus diri sendiri.. Duduk bareng bersama dua bidadari dan seorang jagoan cilik, pfhh..akhirnya bisa duduk juga..
'Cha, telepon iie gih, tanya mau pulang jemput kalian jam berapa?'
'kenapa,mi?'
'mi mau tidur'
'ih, kata pak guru Al Quran chacha di sekolah, abis Ashar ga boleh tidur,mi..yang sabar ya,mi..'
(_ _!)
T_T
Kalau biasa di rumah Pkl.12.00wib sudah selesai beres-beres, nyuci, masak makan siang, hari ini Pkl.15.30wib baru bisa bernafas rasanya.
Kalau biasa ba'da dzuhur bisa 'meluruskan kaki', menyulam, atau sekedar istirahat, hari ini benar-benar masih riweuh..
*ingin ketawa
pagi-pagi ke Pasar dengan baby usia 2,5 bulan, mblusuk-mblusuk ke Pasar ikan yang bau amis dan rame (yaiyalah), ke pasar sayur, plus tempat pembelian santan kelapa yang mesinnya jreng..jreng..ribut..
Pulang panas-panas dengan belanjaan tomat 2kg (Rp.5000,-/kg), cabe 1kg (Rp.10.000,-/kg), jeruk peras 2kg (Rp.5000,-/kg), santan dari 3 butir kelapa (Rp.12.000,-),jagung manis (Rp.5000,-/kg),tahu,bayam,ikan..hayyah, koq jadi ngubek harga isi pasar.. (. .')('. .)
jadilah dengan belanjaan sekresek merah besar jalan ke parkiran bersama si baby.
Hebatnya, alhamdulillah, Aira si bidadari kecil yang diajak 'berkelana' ke Pasar hari ini anteng aja..ga rewel,ga lasak, meski bau amis, meski berisik, meski sudah usaha cepat-cepat, meski di adik ga tidur, alhamdulillah, ga nangis..
Ga kebayang blas kalau sempat Aira nangis atau rewel di Pasar tadi.
Kalau ketauan neneknya, bisa diomelin 7 hari 7 malam. Tapi mau gimana lagi, ga mungkin juga ga belanja, di rumah ga ada apa2. Ga mungkin juga Aira ditinggal, tak ada orang di rumah. Alhamdulillah, Aira sholehah kali, anteng aja selama di Pasar.
Alhamdulillah sampai rumah dengan selamat. Letak Aira di sofa, ambil belanjaan di motor, letak di dapur, ganti pakaian Aira, masukin ayunan.. See, alhamdulillah Aira masih anteng aja, ga rewel, amazing..
Mixer adonan cake (aira masih di ayunan), gini nih enaknya punya mixer complete, ga perlu dipegang, bisa ditinggal-tinggal. Sambil sesekali ngintip Aira yang posisi ayunannya ga terlalu jauh dari dapur, masih anteng aja asik dengan guling mininya..Alhamdulillah..^^
Nah..nah..
Menjelang dzuhur, baru selesai bersihin ikan, baru mulai masukin tepung ke adonan dan berencana bersihin sayur, datanglah si chacha dan daffa, pfhh..trouble maker.. T_T
Jarang-jarang kan ketemu Aira, entah gemes atau kangen, mulai de di 'preteli' tu bayi, dicium-cium, diayun-ayun.. Sampai nangis, Aaaaargh.. T_T
Tega x.. Mana sendiri, belum masak, belum apa2.. T_T
Nenangin Aira..masuk ayunan lagi, sambil wanti-wanti chacha dan daffa jangan gangguin Aira lagi.. Finally, daffa tidur siang.. Chacha diajak bantu ngubek-ngubek dapur aja, daripada nanti dy 'preteli' adik-adiknya lagi..
Beresi adonan kue, masukin oven, sholat dzuhur.
Beresi sayur, goreng ikan.
Beresi dapur. Udah mulai tepar.
Baru hendak duduk sebentar,
si chacha baik hati kali bangunin Aira sekaligus Daffa, good job, dear.. Its very amazing.. T_T
mau marah uda ga ada tenaga lagi buat marah, Aira nangis sejadi-jadinya, sampai merah wajahnya, digendong salah, diayun salah, serba salah.. #hopeless
berhenti Aira nangis, tinggalin main dengan chacha, angkat cake dari oven, daffa mandi dan tampil ganteng, uda mau menjelang ashar, potong-potong cake hangat dan buat teh untuk chacha, daffa, plus diri sendiri.. Duduk bareng bersama dua bidadari dan seorang jagoan cilik, pfhh..akhirnya bisa duduk juga..
'Cha, telepon iie gih, tanya mau pulang jemput kalian jam berapa?'
'kenapa,mi?'
'mi mau tidur'
'ih, kata pak guru Al Quran chacha di sekolah, abis Ashar ga boleh tidur,mi..yang sabar ya,mi..'
(_ _!)
T_T
Langganan:
Postingan (Atom)