Hari ini, Insya Allah kami akan menghadiri resepsi pernikahan teman kantor Ayah Aisyah di Pati. Acaranya dimulai Pkl.12.00 wib, kami berangkat dari rumah sekitar Pkl.09.00wib pagi, mengingat jarak tempuh Jepara-Pati mungkin sekitar 1,5 jam, belum lagi kami berencana mampir ke Ada swalayan di Kudus sebentar, jadi kami berangkat lebih pagi.
Siap berangkat :-)
Kami tiba di Hotel Pati-tempat resepsi pada waktu yang tepat aka semua makanan masih penuh dan tamu undangan belum terlalu ramai. Selain hidangan utama (nasi dan lauk pauknya), disajikan pula sate kambing, gelantin, soto kerbau, aneka bubur, bakso, nasi gandul khas pati, juga jus jambu, jus melon, dan es kristal, hmmm ... langsung deh mata ini blink..blink, hihihi, niatnya kan emang mau makan siang, kudu nyobain semua ini, uda jauh-jauh datang dari Jepara, hahaha :-D
Sebelum ngomongin makanan yang bikin ngiler itu, mau cerita dulu tentang pengantinnya yang cantik mengenakan pakaian modern ala princess yang bawahnya dipasangin kawat biar tetap bulat mengembang juga hijab pengantin modern tanpa sunting, jadi nggak berat. Sayang enggak sempat fotoin pengantinnya. Nah, jadinya dari masuk semua tamu disambut sama pagar ayu dan pagar bagus yang terdiri dari kerabat kedua mempelai (paman dan tante) sampai ke atas panggung pelaminan, begitu pula turunnya, membentuk letter U terbalik. Di tengah ruangan tempat stand aneka makanan disajikan.
Di sini, saya jadi ingat resepsi pernikahan yang diadakan di Aceh. Kalau di Aceh, umumnya kita datang makan baru saat hendak pulang kita ke pelaminan untuk bersalaman dengan pengantin dan orang tuanya. Kalau di sini, salam dulu baru makan.
Sayangnya, ini adalah standing party. So, enggak ada satu buah bangku-pun yang disediakan. Mau makan nasi ataupun jajanan, ya... semua sambil berdiri. Saya pribadi, merasa tidak nyaman makan sambil berdiri, apalagi makan nasi, rasanya seperti ada perasaan berdosa atau apa gitu yang enggak enak. Semua makanan yang tersaji-pun yang semula terlihat begitu menggiurkan menjadi kehilangan selera bagi saya.
Akhirnya kami keluar aula hotel tempat acara resepsi diselenggarakan sambil membawa jajanan, berharap ada sudut yang bisa dijadikan tempat duduk, tapi nihil. Ujung-ujungnya kami selonjoran di lantai dan tidak makan hidangan utama, cukup menikmati jajanan dan minum sebagai penghilang dahaga. Menyesal? tidak juga, hihihi, terpentingnya kan niat utama kami menunaikan undangan sudah terlaksana. :-)
Saya kembali teringat sekaligus semakin rindu dengan suasana di Aceh. Semewah, se-wow apapun resepsi pernikahan yang diselenggarakan, selalu tersedia kursi bagi tamu undangan untuk makan, meski kursi yang disediakan mencapai ribuan kursi seperti resepsi pernikahan anak tetangga kami dulu. Dimana-pun tempatnya, dari rumah, gedung sosial, BKOW, AAC dayaan dawood, sampai hotel hermes sekalipun, baik yang menyelenggarakan pengusaha, pejabat, sampai orang kaya 7 turunan, belum pernah saya dapati standing party di Aceh, betapa nyamannya suasana perbaikan gizi di Aceh #eh.
Begitulah, saya memang sering melihat standing party melalui televisi, tapi saya kurang tau apakah standing party telah menjadi trend party masa kini?
Berhubung sudah dzuhur, kami memutuskan untuk pulang agar tidak terlalu sore sampai di rumah. Tapi, di tengah jalan hujan deras sekali hingga jarak pandang sepuluh meter tak tampak sama sekali, kami menepi menunggu hujan agak reda. Alhamdulillah, beruntung kami tadi datang dengan menumpang mobil kantor, enggak kebayang bagaimana jika kami mengendarai motor membawa Aisyah dengan hujan sederas itu.
Sampai di Kudus, kami mampir di peternakan sapi untuk membeli susu segar, ceritanya di
sini
Memasuki Jepara kami mampir di Taman Kopi membeli lauk makan malam karena saya tidak masak dan kurang makan siang plus tidak sarapan pagi karena awalnya berekspetasi tinggi bakal makan siang banyak di kondangan, hahaha.
Saat sedang menunggu pesanan datang,
"Ayah, tadi masukin amplop-nya dimana? Kok bunda enggak lihat kotaknya"
"Lho? bukannya amplopnya sama bunda? kotaknya kan di samping buku tamu yang kita isi tadi?"
"HAH? Masa sih sama bunda amplopnya?"
Check dompet, amplopnya masih ada... hahaha.
"Ya ampuuuun, jadi tadi kita jauh-jauh ke Pati beneran makan gratis?" *tutup muka
Hihihi, tetap Alhamdulillah .... :-)